Berlatih Power Yoga: Astavrakanasana

IMG_20160208_065045

Astavrakasana atau eight-angle pose adalah salah satu yang saya pengen bisa banget. Ini adalah salah satu pose yang menantang. Jika dilihat sekilas mungkin rumit, padahal ada beberapa step yang mesti dilakukan. Pose ini menguatkan lengan, punggung atas, pergelangan tangan, dan bahu. Membentuk otot perut dan paha bagian dalam. Selain itu juga peregangan pada bagian hamstring. Untuk melakukan ini tentunya diperlukan fleksibilitas pada bagian hamstring dan pangkal paha.

Untuk dapat berhasil melakukan pose ini diperlukan kekuatan dan fleksibilitas pada kaki dan pinggul, Untuk itu diperlukan banyak latihan forward bend pose dan standing pose. Selain itu juga diperlukan latihan penguatan pada lowerback dan abdomen (perut). Akan tetapi harus diperhatikan jika ada tubuh yang cedera. Jika bermasalah dengan bahu, siku, dan pergelangan tangan sebaiknya dihindari dahulu untuk melakukan pose ini. Untuk pemula sebaiknya dilakukan dengan pendampingan instruktur yoga untuk menghindari kesalahan teknik yang dapat membuat cedera. Latihan Astavrakasana diperlukan latihan rutin dalam mempersiapkan seperti berikut:

Uttanasana (Standing Forward Bend Pose)

IMG_9673

Paripurna Navasana

Paripurna Navasana

Chaturanga Dandasana (Four-Limbed Staff Pose)

IMG_20160208_070238

Adho Mukha Vrksasana (Hand Stand Pose)

Fitri_Yoga_handstand

 Arm Balance Pose

photo (6)
Ini adalah step dalam Astavrakanasana

 

 

 

Obsesi: Kesalahan yang Tidak Disadari

IMG_20160119_093832

Tanggal 31 Januari kemarin, ada teman twitter saya yang bertanya pada saya bahwa temannya cedera saat melakukan gerakan yoga. Ini bukan kasus pertama. Sebelumnya saya sudah beberapa praktisi yoga yang sudah ahli mengalami cedera fisik. Apakah Yoga ini olahraga yang berbahaya?

Yoga merupakan latihan yang seharusnya aman dan menyehatkan. Akan tetapi setiap orang memiliki riwayat fisik yang berbeda-beda. Mungkin pernah mengalami cedera tertentu dan melakukan gerakan yoga yang berbenturan dengan cederanya tersebut. Untuk itu saya selalu menyarankan kepada para pemula agar latihan didampingi instruktur yoga agar dapat memilih latihan yang tepat sesuai dengan keadaan fisiknya. Selain itu juga kita harus menyadari limit tubuh sendiri. Saat kita latihan  melebihi limit tubuh, yang terjadi justru akan merasa “stress”. Seharusnya olahraga menghasilkan perasaan yang bahagia, bukan sebaliknya. Sayangnya, sebagoan dari kita mungkin tidak menyadari bahwa sudah masuk ke lingkaran obsesi.

IMG_20160208_061213

IMG_20160131_092756

Sesungguhnya tubuh kita akan mengeluarkan signal saat latihan melampaui batasan. Untuk itu saat yoga atau latihan fisik lainnya seperti pilates, fitness, freeletic diperlukan focus yang tinggi pada tubuh sendiri. Setiap pergerakan pada tubuh harus disadari, dalam teknik bernapas sekalipun. Saat tubuh sudah mengeluarkan signal, sebaiknya berhenti. Saat sudah menjadi obsesi, signal-signal ini terabaikan.

Penyebab Obsesi

Sosial sudah membentuk pola bentuk tubuh ideal. Perut rata, paha dan lengan kencang, muka tirus. Selain itu juga wanita biasanya ingin terlihat awet muda. Karena memiliki tujuan biasanya terpacu untuk berlatih hingga tujuannya tercapai.

Selain tujuan di atas, saya ingin menambahkan sesuai kondisi saat ini. Di era sosial media ini banyak info yang kita ingin tahu hanya dengan sekali klik. Untuk yang menyukai yoga biasanya mencari foto-foto yoga yang menarik di Instagram (termasuk saya sendiri). Foto yang banyak di-likes biasanya yang memiliki tingkat kesulitan yang tinggi atau disebut challenge poses. Banyak dari kita yang tertantang untuk mencobanya. Saat berhasil maka kita pun ikut posting di sosial media. Siapa yang tidak senang jika postingan kita mendapat banyak “likes”? Rasa senang ini terkadang jadi bisa menjadi zat adiktif yang mebuat kita akan semakin mencobanya hal-hal yang menantang dan ternyata overdosis. Ini sudah menjadi obsesi.

Sehat atau Obsesi?

Exercise addicts lebih sulit didiagnosa dbandingkan dengan yang lain karena termasuk socially acceptable. Menurut Kerrie Kuntz, certified personal trainer di Livestrong mengatakan “Jika kamu berkomitmen, ini sehat. Jika kamu kompulsif, ini tidak sehat dan kamu memerlukan terapi.”.

Saya termasuk yang setiap hari berlatih. Untuk yoga sehari biasanya hanya satu jam, itu pun seminggu tiga kali. Sisanya hanya stretching dan sesekali freeletic. Dan minimal seminggu sekali memberi jeda untuk tubuh beristirahat tanpa latihat. Menurut yang saya baca di Livestrong, jika latihan fisik harian kita sudah mencapai dua hingga tiga jam per hari, parameter kita sudah irrasional. Mungkin karena sudah fanatik pada pembakaran kalori sehingga terus menerus berlatih hingga melebihi limit normal. Ini justru menyebabkan efek yang tidak baik bagi kesehatan. Bisa berdampak cedera fisik, terasa nyeri pada tubuh, dan bisa menimpulkan depresi.

Ini tidak hanya pada latihan yoga. Bisa juga pada latihan fisik lainnya, termasuk lari. Untuk latihan harian sebaiknya dibatasi hingga 5km. Jika melakukan hingga 20km per hari dianggap sudah melebihi limit, kecuali jika kamu memang atlet. Tubuh kita memerlukan jeda untuk recover dari aktivitas fisik. Olahraga yang seharusnya menyehatkan pun jadi berdampak sebaiknya jika limit-limitnya ditabrak.

Kembali lagi pada niat kita berolahraga, apakah untuk sehat?

 

Piknik ke Kiluan Bay: Mengejar Lumba-Lumba #MakesUeXciting

IMG-20160131-WA0006

Waktu kecil sempat menganggap lumba-lumba adalah hewan dari negeri dongeng dan tidak nyata. Karena pertama kali mengenal memang dari buku cerita dan film kartun. Kemudian mulai percaya saat melihat langsung lumba-lumba di Gelanggang Samudra yang terletak di Taman Impian Jaya Ancol.

Ternyata aslinya lumba-lumba memang hewan yang pintar dan penurut. Sayangnya baru beberapa tahun ini saya mengetahui bahwa lumba-lumba yang disirkuskan aslinya menderita. Kemudian saya memutuskan tidak menyaksikan lumba-lumba yang disirkuskan.

Salah satu tempat untuk bisa berwisata  melihat lumba-lumba langsung di habitat aslinya adalah Teluk Kiluan (Kiluan Bay), di Provinsi Lampung. Pada tanggal 23 Januari kemarin saya ikut kegiatan #MakesUeXciting, yaitu jalan-jalan melalui jalur darat naik Isuzu Mu-X ke Kiluan Bay bersama teman-teman @lovepiknik. Sebelumnya saya sudah bercerita bagaimana pengalaman mengesankan di hari pertama piknik ke Kiluan Bay: Menyetir Isuzu Mu-X dan Kapal Ferry.

Berangkat dari Jakarta sehari sebelumnya dengan menyebrang antar pulau dari Pelabuhan Merak sampai Ke Pelabuhan Bakauheuni. Sampai di Pelabuhan Bakauheni langit sudah mulai redup. Dalam waktu tiga jam akhirnya sampai ke Bandar Lampung untuk bersitirahat. Pada pukul 2 pagi bersiap melanjutkan perjalanan ke Kiluan. Kami jalan tepat pukul 3 pagi. Target sampai Kiluan adalah pukul 6, karena pagi adalah saat terbaik untuk melihat lumba-lumba. Kondisi jalan menuju ke Kiluan lumayan menantang, tetapi mobil yang dipakai cukup nyaman untuk mengarungi kondisi jalan ke Kiluan.

Akhirnya target sampai di sana di waktu yang masih sangat pagi tercapai. Akan tetapi kondisi pagi itu hujan. Terdapat warung kopi untuk bisa bersantai saat menunggu hujan reda. Sebagian lagi memilih tidur di mobil untuk mengisi baterai tubuh. Setelah hujan reda dan langit sedikit terang akhirnya kembali melanjutkan tujuan awal, yaitu bertemu lumba-lumba.

Ternyata sebelum ke Kiluan Bay, kita menyebrangi dahulu satu pulau kecil untuk sarapan dan memakai life vest jacket yang sudah disediakan. Sekitar pukul 9.30 akhirnya baru memulai ke Kiluan Bay dengan memakai jukung, yaitu perahu cadik yang hanya menampung 3-4 orang termasuk pengemudi perahu. Memerlukan waktu sekitar 1 jam untuk sampai ke tempat yang dipenuhi lumba-lumba.

Berada di tengah laut memang sangat mengagumkan. Tidak terbayangkan sebelumnya berada di tengah laut hanya dengan perahu sekecil itu. Sampai akhirnya berada di titik utama Kiluan Bay. Ternyata lumba-lumba itu benar ada. Akan tetapi memang sudah terlalu siang untuk bisa menjumpai yang lebih banyak. Kata bapak pegemudi kapalnya, biasanya ada lumba-lumba kecil yang jumlahnya sangat banyak. Saat kita melihatnya seolah-olah mampu menyentuhnya. Seperti adegan kejar-kejaran di tengah jalan, akan tetapi ini berada di tengah laut. Demi mendapat gambar terbaik, setiap ada lumba-lumba yang muncul berusaha untuk lebih mendekat.

Setelah berputar-putar selama sekitar 1 jam maka kami memutuskan kembali. Langit pun mulai terik. Kembali menuju pulau kecil yang menjadi titik start kami menaiki jukung. Selalu ada yang pertama untuk perjalanan selanjutnya. Harapan saya untuk lumba-lumba semoga mereka terlindungi dari tangan-tangan usil yang hanya mencari keuntungan sendiri. Tetap lestari di habitatnya. Sampai jumpa, Kiluan!