Di era digital ini banyak dari kita yang merindukan ucapan seperti zaman kartu ucapan secara fisik masih popular. Saya juga.
Tapi apakah kita yang merindukan ini masih mengirimkan kartu ucapan via pos? Manusia memang banyak maunya, tetapi sering tidak seimbang dengan usahanya. Mungkin dari kita sudah disibukkan bekerja 8 jam sehari (dan bisa juga lebih), belum lagi waktu bersama keluarga dan teman-teman yang hanya mengais sisanya. Mungkin inilah teknologi diciptakan. Untuk mempermudah hidup.
Setelah keberadaan instant messenger dan social media banyak yang memanfaatkan fitur broadcast untuk mengucapkan maaf. Baik secara tulus atau sekadar formalitas. Tapi rupanya banyak yang misuh-misuh dikirim pesan dengan cara ini. Alasannya karena dianggap tidak tulus. Lalu dari mana kita tahu hati seseorang tulus atau tidak?
Saya sudah lama bukan penganut broadcast messenger. Ya, diakui ini berakhir semenjak banyak yang mengeluh via sosmed. Tapi masih dengan senang hati membalas pesan ucapan maaf satu per satu tanpa memilah bagaimana cara mengirimnya. Pemikiran saya cukup sederhana. Di hari lebaran kita semua berkumpul dengan keluarga. Bahkan mungkin ada yang memang bertemunya seahun sekali karena tinggal di tempat yang berjauhan. Saya sendiri bertemu nenek saya hanya setahun sekali, kecuali ada acara khusus.
Namanya juga kumpulnya jarang-jarang, kita semua saling bertukar cerita atau bermain dengan anak dan keponakan. Belum lagi harus ziarah ke makam dan silaturahmi ke saudara dan kerabat. Untuk yang sudah punya anak, tugas bertambah karena tidak ada helper yang biasanya meringankan pekerjaaan. Lalu kapan waktu untuk memegang smartphone untuk mengucapkan maaf keada kerabat?
Berapa jumlah kenalan di contact list? Ada saudara, teman sekolah, teman kerja, teman main, dan teman digital. Beruntung jika kita masih punya waktu untuk mengucapkan satu per satu pesan ucapan maaf. Karena kadangkalau dinanti-nanti akhirnya moment-nya terlewat dan lupa. Bagaimana jika tidak sempat?
Kita tidak pernah tahu ketulusan hati seseorang. Silakan memilih cara mengucapkan maaf yang menurut kita baik dan disukai tanpa mudah berburuk sangka terhadap orang lain. Ini adalah hari yang suci dan semoga hati kita semua juga kembali suci.
Saya Fitri Tasfiah mengucapkan minal aidin wal faidziin, mohon maaf lahir dan batin. Damai di hati, damai untuk semesta.