“Brikpiknik itu apa sih?”
Pertanyaan yang pertama saya dapatkan ketika menjadi salah satu mimin @brikpiknik. Waktu itu follower di @brikpiknik belum mencapai 100. Miminnya ada tiga, yaitu Deddy Avianto (Kepala sekolah), Abenk (Sebagai Mince), dan saya sendiri (Sebagai Minah). Pertanyaan itu tidak langsung dijawab, tapi mengajak para penggiat sosial media untuk menyimak sendiri linimasa @brikpiknik. Deddy Avianto, atau akrab disapa “Omded” membuat sesi wawancanda dengan para peserta #brikpiknik yang sudah terpilih untuk meramaikan linimasa pra piknik. Selain itu supaya para peserta yang random bisa sekalian saling berkenalan. Setiap hari ada dua peserta yang menjadi mengisi wawancanda, dan diramaikan oleh peserta yang lain. Sesi terakhir baru Omded #brikpiknik dan Hera Laxmi Devi atau akrab disapa dengan Mbak Devi (Division Head of Digital Marketing PT Indosat Tbk) yang memecah rasa penasaran penggiat sosmed tentang #brikpiknik.
Dinamakan wawancanda karena selalu ada canda dalam wawancara. Pada akhirnya ini menjadi ajang seru-seruan para peserta untuk saling berinteraksi, walaupun mungkin sebenarnya belum pernah ketemu bahkan belum saling mengenal. Wawancanda juga dibuat agar saat piknik terselenggara sudah tidak ada kekakuan lagi. Setelah wawancanda selalu ada kuis yang berkaitan dengan wawancanda. Ada voucher @indosatmania senilai 50.000 rupiah untuk 5 pemenang yang terpilih setiap harinya. Buat para kuis hunter, mereka pasti ready banget nih!
Pada awal-awal wawancanda mungkin follower belum terlalu paham tentang #brikpiknik. Tapi sudah ada bayangan jika #brikpiknik itu adalah kegiatan piknik karena topik wawancanda adalah persiapan peserta untuk piknik. Sampai pada sesi wawancanda dengan Omded dan Mbak Devi akhirnya makin terbuka dengan jelas apa itu #brikpiknik.
Jadi #Brikpiknik itu adalah kegiatan jalan-jalan yang juga sekaligus mengajak peserta untuk membuat konten kreatif yang disponsori @indosatmania. Oleh itu pesertanya terdiri dari Content Produser (Photografer, Videografer, Blogger) dan Influencer. Di sini juga pasti ada “Cah ayu”-nya yang membuat brikpiknik menjadi kemasan yang cantik. Setiap peserta dibekali minifig/brik untuk dikreasikan sebebas mungkin oleh peserta. Namanya juga “brikpiknik”, jadi seakan-akan brik yang sedang jalan-jalan. Brik ini juga menginterprestasikan setiap peserta.
Persiapan Wawancanda
Untuk memasangkan peserta di topik wawancanda sudah keahlian Omded. Dilihat jumlah impression yang tercapai sih Omded ini kayanya paling jago “jodoh-jodohin” peserta. Traffic-nya pun sesuai yang direncanakan. Tinggal bagaimana kerja keras mimin lainnya untuk menemukan jadwal yang tepat. Ada yang bisanya siang, ada juga yang bisanya malam. Namanya juga pesertanya random. Tapi kan harus barengan!
Di sini saya appreciate Abenk alias Mince yang dengan giat japri peserta satu per satu. Walaupun sudah dapat jadwal peserta, tapi para mimin tetap harus rajin mengingatkan lagi. Jadi, maapin ya kalau para mimin ini bawel japri kalian. Kitanya juga kan dibawelin Omded hehe.. (ups!)
Sebelum wawancanda dimulai biasanya kita “ingetin” lagi via whatsapp. Kalau belum centang biru biasanya mulai panik. Jalan yang harus ditempuh adalah langsung telepon. Nah, pernah pas ditelepon masih gak diangkat. Makin panik kan?
Beberapa menit sebelum wawancanda dimulai akhirnya yang bersangkutan balas whatsapp. Ternyata dia baru bangun sodara-sodara..
Bagaimana dengan draft pertanyaan?
Mince dan Minah sudah di-brief Omded tentang pertanyaan-pertanyaan untuk sesi wawancanda. Tapi tidak menjadi patokan baku. Ada improvisasi dari para miminnya. Biasanya kita juga mencari tahu dulu background dari peserta. Harus kepo dulu dengan googling sana sini untuk mendapat profil peserta. Bahkan Scrolling TL akun sosmednya. Walaupun aslinya belum kenal tapi harus sudah “sok kenal” dengan para peserta yang mau diwawancanda. Alhasil seperti yang sudah kalian lihat di TL. Lalu apakah semua berjalan sesuai draft?
Simak sendiri deh 😀
Di balik Wawancanda Tayang
Mungkin yang terlihat di TL adalah para mimin dan para peserta sedang duduk santai bermain henpon dengan menyeruput segelas es teh manis. Aslinya adalah kita harus pandai mengatur tangan bagaimana bisa tetap beraktivitas dan bisa juga tetap bermain hape. Jika sesi wawancanda pada jam makan siang mungkin tidak terlalu sulit karena bisa sambil duduk tenang ngetwit sambil menikmati makanan, tapi lumayan sulit jika berlangsung malam.
Belum tentu pada jam tersebut peserta sudah duduk santai di rumah. Ada yang diburu waktu mau menonton film di bioskop. Jadi pas lagi wawancanda dia dan mimin saling kejar-kejaran supaya wawancanda bisa selesai sebelum film dimulai. Sering juga saat wawancanda sebenarnya peserta sedang dalam perjalanan pulang. Misalnya dalam satu pertanyaan bisa lama menunggu jawaban. Mimin biasanya sudah mulai cerewet di whatsapp karena mengingat durasi.
“Kak, jawab pertanyaan yang ini kak”
“Iya maaf lama. Aku sambil nyetir”
Duaaar!
Itu hanya sebagian contohnya saja. Banyak yang lebih random. Lalu bagaimana dengan para mimin?
Sebelum dimulai biasanya Mince dan Minah sudah “lempar-lemparan” siapa yang mau menjadi interviewer utamanya. Kalau salah satunya lagi sibuk artinya yang satu lagi harus bisa meng-cover keseluruhan wawancanda. Dari mulai sesi wawancanda hingga sesi kuis. Misalnya Mince harus meeting, berarti Minah harus bisa pegang kendali semuanya. Dari mulai memberi pertanyaan, menyauti, retweet-in, dan memberi kuis. Sebaliknya pun begitu. Kalau Minah sedang mengajar, biasanya Mince yang memegang kendali wawancanda. Walaupun begitu pernah juga harusnya bagian Minah tapi Mince harus turun tangan karena pas jamnya sudah mulai tapi Minahnya masih belum lempar pertanyaan ke TL. Minahnya ngapain?
Minahnya lagi sibuk mencari spot asik untuk bisa duduk wawancanda sambil mengasuh anak. Iya, saya memang sedang berada di mall untuk mengasuh anak sendirian. Karena gak mungkin dorong stroller sambil ngetweet (bahaya, kan?) jadi buru-buru mencari coffee shop yang sinyalnya bagus. Pas sudah kondusif baru melanjutkan yang sudah dimulai Mince. Apakah sampai di situ sudah aman? Ternyata coffee shop-nya bersebrangan sama tempat mainan anak. Kalian pasti bisa mengira-ngira kan apa yang terjadi? Begitulah..
Begitu pun Mince, pernah tiba-tiba minta Minah lanjutin wawancanda. Ternyata selama sesi wawancanda Mince sambil gendong anaknya yang masih bayi. Ya namanya juga pulang kerja dan kangen anak. Kemudian anaknya nangis pas Mince sedang sibuk wawancanda. Nah, repot kan?
Jadi syarat utama jadi mimin wawancanda adalah: multi-tasking!
Kelas Baru, Mimin Baru
Dengan bertambahnya kelas, bertambahnya lagi peserta yang diwawancanda. Kelas A pun masih dilibatkan untuk meramaikan wawancanda. Tanpa diminta juga pasti mereka rusuhin sih. Banyak yang susah move on dari #brikpiknik. Mimin pun makin kerja keras untuk menyatukan jadwal semuanya. Belum lagi arus TL semakin ramai dan jempol pun harus semakin gesit.
Di tengah kesibukan itu Omded tiba-tiba memasukkan dua nama sebagai mimin baru, yaitu Paw dan Debby. Untuk kelas B ada penambahan wawancanda offline, dimana Paw sebagai videografer dan debby sebagai host. Mereka memang paketan cocok sih ya. Selaij itu mereka juga membantu wawancanda online-nya. Duh, makasih banyak jadi Minah dan Mince benar-benar terbantukan.
Ada satu hari di mana jam wawancanda tidak cocok dengan jadwal miminnya (Mimin juga boleh sibuk kan? Masa peserta aja? :p). Dan Debby alias Neng Min yang take over wawancanda. Pasti makin bikin rame dong, terutama yang cowok-cowok. Semua tau lah siapa itu Debby Permata.
Ternyata kejutan bukan hanya sampai di situ. Ada Aam atau Enthong yang masuk ke dalam barisan mimin. Biar wawancanda offline semakin seru!