Makanan yang sama tapi harganya bisa tidak sama. Selain soal rasa, yang membedakan nilai suatu makanan adalah cara menyajikannya. Selain seni memasak, para chef juga biasanya memiliki keahlian dalam seni menata makanan.
Dri mata turun ke hati, lalu ke perut. Begitulah sejatinya suatu makanan. Memang makanan itu untuk dimakan, bukan hanya dilihat sampai kenyang. Tapi untuk menggugah selera perlu tampilan dan aroma yang menggoda, kan?
Pada sabtu lalu (9/12/2017) saya tak mau kelewatan acara final ZEN Food Plating Competition. Food Platting adalah teknik penataan dan penyajian makanan di atas piring dengan memperhatikan posisi dan komposisi makanan agar menunjukan nilai seni dan kualitas yang tinggi. Jadi lomba ini bukan lomba memasak, tetapi lomba menyajikan makanan.
Lombanya cukup unik karena para peserta mengikuti kontes ini dengan mengunggah masakannya di media sosial. Tentunya dengan penyajian yang apik dan cantik. Para peserta adalah 10 finalis kategori profesional dan 10 finalis kategori non-profesional. Kompetisi ini diselenggarakan oleh ACMI (Aku Cinta Masakan Indonesia), William Wongso Kuliner, dan ZEN Tableware.
MEMAJUKAN KULINER INDONESIA MELALUI KOMPETISI FOOD PLATING
Senang sekali melihat masakan-masakan Indonesia disajikan dalam bentuk yang lebih unik dan menarik. Tapi makanan ini hanya boleh dilihat, jangan dicicipi. Merusak makanan bisa-bisa diseret satpam ke luar ruangan. Jadi tangan ini saya iket supaya gak nakal dan hanya boleh pegang kamera saja.
Makanan yang sudah ditata cantik akan segera dinilai oleh juri. Tidak mau kalah dengan para selebgram, para makanan ini juga sudah siap pose untuk difoto dan diunggah ke media sosial.
Rupanya makanan-makanan ini tidak hanya bermodal cantik, tetapi juga harus memiliki cerita. Oleh karena itu para peserta harus menentukan tema plating untuk babak final ini. Peserta mengkreasikan masakan di atas piranti di hadapan para juri dan media.
Para finalis diberi waktu 30 menit untuk menyajikan masakannya menggunakan ZEN Tableware dari katalog ZEN Tableware yang disediakan panitia. Terdapat ratusan foto kuliner Indonesia yang diunggah ke facebook dan Instagram dengan penyajian yang tidak meninggalkan nilai seni.
Para peserta food plating diharapkan menampilkan masakan masing-masing dengan sekreatif mungkin dengan tagar #ZenFoodPlatingCompetition untuk mengikuti lomba. Bukan hanya sekedar menyajikan, tetapi juga harus memperhatikan komposisi kandungan. Peserta juga wajib menyertai resep masakannya di keterangan sehingga memiliki manfaat bagi masyarakat luas.
“Kompetisi ini diharapkan dapat diselenggarakan secara rutin satu tahun sekali, untuk terus meningkatkan penuh cita rasa, serta pemilihan piranti makan yang mendukung, sebagai bagian dari persiapan penyajian hidangan bagi keluarga maupun bagi penikmat kuliner Indonesia” ujar Om William Wongso, pakar kuliner Indonesia yang menjadi salah satu juri di kompetisi ini.
Saya juga setuju dengan Om William Wongso. Dengan memanfaatkan media yang ada dan dilakukan dengan rutin, kuliner Indonesia semakin menyebar ke seluruh dunia. Tentunya dengan membawa citra yang positif.
KRITERIA PENILAIAN FOOD PLATING
“Mbak, kira-kira pilihannya yang mana?”
Saat ditanya itu saya juga bingung sendiri. Karena untuk orang yang bukan pakar pasti sangat subjektif sekali. Saya akan memilih makanan yang saya suka dan tampilan yang menarik untuk mata saya.
Akan tetapi bereda untuk juri yang ahli di bidang ini. Mereka menilai dengan memiliki visi tertentu.
Menurut om William Wongso, di dalam suatu kompetisi tidak ada yang sempurna. Pasti ada perbedaan pendapat di antara para juri. Tetapi dari hasil yang ada, rupanya para juri memiliki visi yang sama. Jadi para pemenang dipilih berdasarkan kesepakatan semua juri.
Filosofi Penyajian Makanan
Menurut om William Wongso, rasa harus otentik. Walaupun memang dalam kompetisi ini para juri tidak ada kesempatan untuk menyicipi hasil masakan para peserta.
Walaupun begitu para peserta harus memiliki filosofi dalam mempresentasikan masakannya. Bukan hanya sekedar cantik, tetapi ada cerita yang disajikan. Oleh karena itu, semua hidangan yang disajikan memiliki tema masing-masing.
Dini Maharani, peraih juara 1 kategori non-profesional memiliki tema lebaran khas sunda. Hal ini tidak terlalu sulit, karena Dini sendiri berasal dari Jawa Barat dan melekat dengan tradisi sunda. Akan tetapi untuk mengikuti kompetisi ini Dini sudah meminta saran dengan dosen kuliahnya. Kalau saya sih pasti nanya netizen duluan haha..
Beda lagi dengan Miartadi, peraih juara 1 kategori profesional. Miartadi tidak ada persiapan khusus, semua terjadi dengan spontan.
“Mengatakan memasak itu harus dengan aura. Jadi satu keserasian keseluruhan rasa dan kecantikan makanan sendiri. Bagaimana dalam 1 piring ada banyak rasa.” Tungkasnya.
Keserasian dan Keharmonisan
Untuk masalah komposisi, bukan hanya tentang keseimbangan dari bentuk, tetapi juga kandungan makanannya. Untuk bentuk tentu saja harus memperhatikan dimensi dan kesesuaian sajian dengan bentuk piring sajinya. Untuk dari kandungan, tentu saja harus paham bagian-bagian dari makanannya.
“Komposisi harus seimbang antara karbohidrat, protein, dan sayuran.” ujar mas Puji Utama, seorang food stylish yang menjadi salah satu juri di ZEN Food Plating Competition.
Peserta wajib menyajikan menu hidangan utama (main course) dan hidangan penutup (dessert) untuk lomba ini. Yang dilihat bukan hanya keseimbangan komposisi bentuk dan warna, akan tetapi keseimbangan kandungan dari menu yang disajikan.
Material yang Digunakan
Material lokal lebih diutamakan, karena Indonesia ini kaya akan segala bentuk bahan makanan, seperti aneka buah dan sayur. Jadi jika sudah banyak material lokal yang bisa digunakan, untuk apa menyajikan dengan bahan makanan dari luar?
Mas Puji juga berharap para peserta memilih material lokal. Untuk karbohidrat, tentunya Indonesia memiliki berbagai sumber bahan makanan seperti umbi-umbian. Ubi merah cukup menarik untuk disajikan karena memiliki warna yang menarik dan juga kandungan gizi yang baik.
PEMENANG ZEN FOOD PLATING COMPETITION
Bisa terpilih dari yang sudah terpilih pastinya menyenangkan. Berikut nama-nama peserta yang menjadi pemenang kompetisi ZEN Food Plating Competition:
(Jangan cari nama saya karena pasti tidak ada!)
Non Profesional
- Dini Maharani (Juara Pertama)
- Hari Susana (Juara Kedua)
- Brian Adrianto (Juara Ketiga)
- Rani Handayani (Juara Favorit)
Profesional
- Miartadi (Juara Pertama)
- Vera Tjuatja (Juara Kedua)
- Novia Aryanni (Juara Ketiga)
- Hafidh (Juara Favorit)
Semua peserta membawa pulang hadiah uang dengan total jutaan rupiah, koleksi Zen Tableware, dan juga berbagai voucher menarik. Bukan hanya itu saja, para pemenang juara pertama kategori profesional dan non-profesional mendapat kesempatan makan di Namaaz Dining dari Chef Andrian Ishak. Bukan hanya untuk satu orang, tetapi juga boleh bawa pasangan hehe..
Fyi, Chef Andrian ini guanteng loh. Dan juga jago main gitar. Saya juga kaget kok lomba food plating tapi ada suara gitar elektrik dengan penuh asap-asap di ruangan. Rocker abis lah pokonya. Semoga informasi ini bermanfaat bagi gadis-gadis muda dan yang bukan gadis dan tidak muda. (You are welcome!)
Balik lagi ke kompetisi ini. Mata saya cukup bahagia melihat masakan-masakan Indonesia disajikan dengan terampil dan cantik. Jadi pengen bisa masak dan plating makanan. Kali aja di kompetisi berikutnya ada nama Fitri Tasfiah di list pemenang, haha..
Amin!
Gemes-gemes ya sama kreasi para peserta! Di kategori non-profesional itu sampai banyak yg mengira itu bikinan profesional 😁
Luar biasa ya mikirin peyajiannya.