Bromo: Tempat yang Tepat untuk gagal Move on

IMG_8499

Pukul 00.00 dini hari, saya dan teman-teman #brikpiknik memulai perjalanan ke Bromo dari Batu. Saat naik ke bus, terasa hembusan angin yang membuat nyali saya sedikit kisut untuk menempuh tujuan yang akan dituju. Sebelumnya kami dibrief bahwa suhu udara di Bromo sekitar 10-15 drajat celcius. Bahkan bisa di bawah itu. Untuk orang yang tidak pernah pergi ke Bromo, pikiran jadi gak karuan. Banyak sekali pemikiran seperti “Bagaimana kalau saya kedinginan dan mulai beku, lalu gak bisa ngapa-ngapain?”. Karena bayang-bayang itu pun outfit lebih dipersiapkan, seperti jaket tebal, syal, masker, dan sarung tangan.

Persiapan fisik dimulai dengan tidur. Rata-rata rombongan #brikpiknik belum tidur pada malam itu, kecuali saya yang menyempatkan tidur walaupun hanya dua jam. Pukul 03.00 akhirnya kami sampai. Saya sendiri jadi gugup, ditambah keinginan untuk buang air kecil. Karena tidak ada toilet, terpaksa harus melanjutkan perjalanan ke lokasi dengan menahan hasrat itu. Kendaraannya cukup “bersahabat” untuk orang yang ingin pipis: Jip!

Ternyata perjalanan dengan menggunakan jip ini tidak sesingkat yang saya kira. Setelah berkelok-kelok, pas mendekati lokasi ternyata macet. Dengan mata yang terus terjaga akhirnya kami sampai di Tempat Wisata Bromo. Waktu yang ditunjukkan jam saya kala itu adalah 04.30. Saya menatap langit dan ternyata seperti dunia dongeng. Taburan bintang yang banyak sekali di langit yang hitam dan luas. arang sekali mendapati pemandangan seperti ini dalam kehidupan sehari-hari. Firasat pun mengatakan: Saya akan gagal move on!

Menikmati Sunrise di Penanjakan Dua

Karena kondisi macet maka kami ditempatkan di Penanjakan 2. Walaupun tidak sepopuler Penanjakan 1 tetapi tidak turun semangat. Ini adalah pengalaman pertama dalam seumur hidup ke Bromo. Apalagi Bromo merupakan salah satu tempat yang masuk ke dalam wishlist saya. Dalam keadaan gelap kami berupaya untuk dapat mendaki ke atas . Tekstur tanah yang licin membuat kami harus lebih hati-hati agar tidak terpeleset.  Karena suhu dingin dan memakai masker, napas pun sedikit sesak. Di sana ternyata sudah banyak orang yang berkumpul menunggu sunrise. Semakin tinggi semakin ramai.

Sayang sekali saya tidak membawa kamera yang memadai untuk bisa mengabadikan pemandangan langit yang cantik itu. Saya mencoba mengandalkan teman, karena sudah hilang harapan pada diri sendiri. Kebetulan waktu itu bersama @viganunu, dan ternyata dia pun tidak mebawa kamera. Katanya, “Esensi ke Bromo adalah untuk menikmati langit secara langung, kalau foto mah bisa kita ambil di google image” dan beneran dong, dia ambil foto bintang di google image dan diposting di path. Kebetulan sekali banyak yang percaya dan memberi “love”. Pelajaran yang saya ambil di kala itu adalah: jangan percaya teman!

Dari Google Images bisa dapat ini (sumber: reddit.com)

Akhirnya langit mulai terang dan memercikkan kejinggaan sebagai pertanda matahari mulai muncul. Lumayan sulit mendapat foto yang jelas karena hanya mengandalkan kamera smartphone, yang tentunya agak sulit mendapat gambar melawan cahaya di tempat yang gelap. Yang kami dapat lakukan adalah hanya menikmati dan menghibur diri. Tetapi memang terhibur. Melihat sunrise di Bromo seperti barang mewah yang belum tentu dapat dinikmati sebulan sekali. Tidak seperti saya, teman-teman yang lain memang prepared untuk mengabadikan sunrise. Bahkan ada yang berhasil membuat video timelapse.

Kak @praw lagi bikin timelapse sunrise di Penanjakan 2
Kak @praw serius membuat video timelapse sunrise di Penanjakan 2
IMG_8727 (1)
Foto sunrise di Pananjakan 2 oleh @nino_collino

Setelah langit sedikit terang, ternyata kami masih bisa selfie dengan latar yang luar biasa cantiknya. Dan sempat juga beberapa kali difoto @ndorokakung. Kapan lagi bisa foto di Bromo yang sedang cantik-cantiknya? Aduh, tanda-tanda gagal move on mulai muncul!

Difotoin @ndorokakung aja  udah bahagia

IMG_8500

IMG_8497

Menikmati Kopi dan Mie Instant

Menikmati kopi dan mie instant adalah hal biasa. Akan tetapi menjadi luar biasa jika itu di Bromo. Saya, @ndorokakung, @viganunu, dan @pzzyy menikmati kopi untuk melengkapi obrolan kami yang tidak terlalu penting tapi berarti. Rasa lelah setelah menanjak dan akhirnya harus turun lagi ditambah cuaca yang dingin, membuat badan menagih sesuatu yang hangat dan lezat. Sepertinya pagi di Bromo adalah asal muasal kopi dan mie instant diciptakan. Sayang sekali fotonya terhapus jadi tidak bisa dipamerkan di sini dan gagal membuat pembaca menelan air liur. Tetapi kami masih sempat mengabadikan kenangan yang lain: Sepatu Dekil.  Dengan ini saya telah sah menjadi anak gunung!

Sah jadi anak gunung!
Sah jadi anak gunung!

Menapaki Padang Pasir Menuju Kawah Bromo

Dari Penanjakan 2, kami pun naik jip lagi mendekati Kawah Bromo. Karena matahari mulai menanjak naik, langit pun terasa lebih terik. Panas dan berangin di tempat yang penuh pasir tentunya yang dibutuhkan adalah masker dan kacamata. Jaket sudah tidak diperlukan, akan tetapi jika kamu orang yang takut kulitnya terbakar matahari dan terhembus debu pasir sebaiknya tetap memakai jaket.

Di sana terdapat kuda yang disewakan untuk menanjak naik menyusuri pasir mendekati tangga menuju Kawah Bromo, tentunya bersama pawang kudanya. Harga sekali jalan 100.000 rupiah. Selain kuda sebenarnya ada motor trail yang disewakan 200.000 rupiah. Akan tetapi saya lebih suka menaiki kuda, agar perjalananannya lebih lambat dan bisa lebih dinikmati. Memanfaatkan usia muda dan tenggang rasa yang tinggi terhadap kuda, maka saya, om @IDBerry, @Idh4m, dan @Miss7Sins melanjutkan perjalanan yang masih setengahnya menuju tangga ke Kawah Bromo dengan berjalan kaki. Merasa stamina masih kuat, maka kami pun berjalan kaki berusaha mendekati tangga ke Kawah Bromo. Alhamdulillah kira-kira sejauh 10 meter kami sudah memutuskan melipir untuk mengambil konten. Apakah setelah itu lanjut untuk berjalan kaki ke Kawah?

Tidak.

Menapaki arah ke Kawah Bromo
Menapaki arah ke Kawah Bromo
Inilah kendaraan menuju ke Kawah Bromo. Ada @ratrichibi yang sedang menunggang kuda di depan Bukit Teletubbies
Inilah kendaraan menuju ke Kawah Bromo. Ada @ratrichibi yang sedang menunggang kuda di depan Bukit Teletubbies
Selain kuda, kita bisa menaiki motor trail. Ada @si_enthon9!
Selain kuda, kita bisa menaiki motor trail. Ada @si_enthon9!

Saya mengambil kesempatan untuk mengabadikan diri dengan latar Bukit Teletubbies. Dibantu @idh4m yang menjadi fotografer, sesi foto-foto pun di mulai. Yoga di Bromo lumayan menantang. Dengan kondisi jalan yang berpasir dan penuh angin tentunya terasa lebih licin untuk melakukan gerakkan yoga. Jika jatuh pun tetap tidak mencederai karena alasnya pasir. Jika saya sudah melakukan yoga, berarti telah jatuh cinta pada tempat itu. Saya tidak ingin melewatkan menikmati keindahan Bromo dengan Yoga.  Selamat susah move on untuk diri sendiri!

Pose dulu di depan Bukit Teletubbies
Pose dulu di depan Bukit Teletubbies
Sesi caper bersama @alinirene
Sesi “Caper” bersama @alinirene

Berpisah dengan Bromo di Pasir Berbisik

Setelah puas berjalan, makan baso malang, dan foto-foto, kami pun kembali ke jip dan menuju Pasir Berbisik. Tidak jauh dari venue sebelumnya. Ini adalah sesi khusus untuk memuaskan hasrat berfoto. Karena memang tidak banyak yang bisa dilakukan selain berfoto.  Bagi #brikpiknik setiap kesempatan adalah konten. Sebuah foto adalah akar dari pemicu segala rindu. Ditambah lagi ini adalah titik terakhir berwisata di Bromo. Ya, hingga pada saat saya menulis ini pun masih dalam keadaan gagal move on.

Kepala sekolah #brikpiknik @IDberry terlihat hepi
Kepala sekolah #brikpiknik @IDberry terlihat hepi
Mereka tampak seru sekali!
Mereka tampak seru sekali!
aku juga ingin tampak seru, meski sendiri.
Aku juga ingin tampak seru, meski sendiri.
Seluruh peserta #brikpiknik dan @indosatmania
Seluruh peserta #brikpiknik dan @indosatmania

Sesungguhnya yang membuat suatu tempat menjadi begitu berkesan adalah kebersamaannya. Apalah arti suatu tempat jika kita merasa sepi. Kenangan di Bromo yang paling kuat melekat di ingatan. Satu hari di sana sepertinya akan menjadi salah satu moment yang akan terus diingat seumur hidup. Ya, saya telah gagal move on. Untuk memori indah di Bromo, move on menjadi suatu ketidakharusan. Namaste!

 

 

 

 

 

 

Menikmati Keindahan Bromo dengan Yoga

IMG_8675

Gunung Brahma atau yang lebih kita kenal dengan Gunung merupakan gunung suci oleh penduduk di sekitar, yaitu Suku Tengger. Gunung ini merupakan gunung yang masih aktif dan terakhir kali mengalami letusan pada tahun 2011. Kecantikkannya mampu menarik wisatawan domestik dan mancanegara. Wisatawan pasti tidak akan melewati keindahan langit yang terbentang di antara susunan pegunungan. Kemunculan matahari yang masih samar membentuk barisan jingga di langit pada pagi hari merupakan pemandangan yang sangat cantik. Suhu di Bromo pada malam hari hingga matahari tebit terasa sangat dingin. Wisatawan harus melapisi tubuh dengan pakaian yang hangat. Akan tetapi saat matahari semakin naik maka akan terasa terik. Jika daya tahan tubuh tidak dijaga maka akan mudah sakit. Sakit membuat kita kurang bisa menikmati suasana liburan. Pemandangan yang cantik pun akan sia-sia.

IMG_8501

Pagi hari adalah waktu yang sempurna untuk memulai yoga. Yoga dipercaya mampu membuat daya tahan tubuh lebih kuat dan stabil menghadapi berbagai perubahan cuaca.  Kita bisa menyerap banyak energi dari matahari yang memancar dan dinyamankan oleh udara yang masih sejuk. Lepaskan alas kaki dan rasakan pasir di Bromo. Posisi Inversion boleh dipilih karena permukaan alas yang lunak karena terdiri oleh pasir-pasir. Jika tubuh tidak kuat menopang pun kemungkinan untuk cedera lebih kecil. Untuk tempat seperti Bromo disarankan memilih gerakkan dengan posisi berdiri. Seperti latihan yoga pada umumnya, awali dengan pemanasan. Dimulai dengan namaskara, sambutan atau salam dalam memulai yoga. Satukan kedua telapak tangan yang saling menempel di depan dada dan pejamkan mata. Bernapaslah dengan teratur. Tingkatkan sensitifitas kelima panca indera. Fokus pada tubuh dan mencoba untuk menyatu dengan alam.

Pemanasan

Rentangkan kedua tangan ke atas dan satukan kedua telapak tangan. Bangun energi kemudian lepaskan dan lihat ke atas. Lihat jari-jari tangan yang berada di atas kepala dan buat semakin menjauh dari badan. Tubuh menekuk ke belakang. Rasakan peregangan pada tulang belakang dan bagian sekitar pinggang belakang hingga ke lowerback terasa lebih tertarik. Tahan posisi ini dengan mengatur ritme napas. Tiga puluh detik waktu yang cukup untuk kembali ke posisi awal. Pilih beberapa pose untuk peregangan, seperti Gomukhasana Arms atau posisi Gomukhasana dengan berdiri yang mampu membantu memperbaiki postur terutama posisi sekitar bahu. Regangkan juga sekitar leher dengan menekuk ke kanan dan kiri dan ke arah depan dan belakang.

IMG_8671

IMG_8676

Pembukaan dada dengan backbend pose

Memanfaatkan suasana bromo pagi, kita bisa memilih bberapa gerakkan untuk pembukaan dada. Serap pancaran matahari dan oksigen ke dalam tubuh. Lepaskan lelah dan stress. Gerakan-gerakan ini biasanya juga baik untuk terapi asma. Ada beberapa gerakkan untuk mendapatkan manfaat ini. Kuatkan kembali pijakkan kaki pada pasir. Tarik napas dan kencangkan bagian abdominal dan kunci, kemudian hembuskan napas perlahan dengan tubuh ke belakang secara perlahan hingga telapak tangan mencapai pasir. Tahan posisi ini dengan merasakan pancaran matahari yang menerpa wajah dan tubuh bagian depan. Rongga dada semakin terbuka dan manfaatkan untuk mengambil oksigen sebanyak mungkin. Selain menguatkan tulang belakang, posisi ini juga meregangkan tubuh bagian depan. Lepaskan segala sesuatu yang membebani kepala dan relaks. Fokus pada bagian core, pergelangan tangan, dan lowerback. Jangan pernah menahan napas dan sadari aktivitas pernapasan. Lakukan variasi gerakan ini dengan mengangkat kaki kanan dan kiri secara bergantian.

IMG_8680 (1)

Ada beberapa gerakkan lain untuk heart-opener pose. Camel Pose atau Utrasana dengan posisi berdiri juga bisa menjadi pilihan. Satu hal yang perl dicatat bahwa dalam gerakkan backbend ini selalu fokus pada core untuk tetap dalam keadaan terkunci. Jangan terlalu memaksa kemampuan tubuh, tetapi jangan juga dalam keadaan ragu-ragu. Yakin dan hati-hati, kemudian pasrahkan dengan pernapasan.

IMG_8672

Keseimbangan

Pasir yang tidak stabil akan membuat kita sulit untuk mendapat keseimbangan. Jadikan Bromo untuk melatih keseimbangan dengan lebih maksimal. Kunci keseimbangan adalah fokus. Lepaskan beban yang menempel di kepala dan fokus pada satu titik di depan. Kuatkan bandha (kunci) pada ketiga chakra utama. Bagian kaki terutama telapak kaki dan pergelangan harus lebih dikuatkan, seperti sebuah batang dan akar ada pohon yang tertancap pada tanah. Balance Pose  bermanfaat untuk menggiring pikiran hanya fokus pada saat ini. Lupakan masa lalu dan lepaskan keinginan di masa mendatang. Buat diri kita menjadi bagian dari alam. Jika tidak fokus dan terburu-buru maka akan sulit mencapai keseimbangan.

IMG_8670

IMG_8677

Penguatan

Untuk dapat menikmati keindahan Bromo di beberapa titik, seperti pasir berbisik dan lingkaran kawah, maka akan lebih baik untuk membangun energi lebih besar lagi. Power tidak terlepas dari keseimbangan, dan keseimbangan juga didukung oleh power. Pikiran yang tetap fokus pada napas dan core tetap menjadi kunci. Lakukan gerakkan yang memberi power untuk tubuh kita. Jika ingin enguatkan lengan dan pergelangan tangan, bisa melakukkan gerakkan arm balancing. Jika ingin menguatkan sekitar kaki dan paha dapat melakukkan gerakkan seperti Virabhadrasana atau warrior Pose.

IMG_8673

Bromo adalah wisata alam yang sangat indah, sempurnakan keindahan itu dengan menyatukan diri dengan alam.  Namaste!