Tepat seminggu lalu saya datang ke event Yoga di Candi Ratu Boko Yogyakarta. Pengalaman yang lucu-lucu unik dari awal keberangkatan. Saya terbang dari cengkareng pukul 6.20 pagi dan harus melipir ke Bali sebelum Ke Jogja. Bukan karena kangen pantai di Bali (padahal iya sih), tapi karena kehabisan tiket untuk flight pagi langsung ke Jogja. Bayangkan kamu sudah menginjak Bali tapi cuma transit beberapa menit?
Sampai Jogja pukul 10 pagi. Langsung diundang rasa lapar. Saya juga bingung, kenapa yang ngundang harus lapar, bukan Presiden. Krik.
Saya pergi ke sana bersama Rachel Theresia dan dua orang dari Mirum Agency. Jadi memang saya diundang sebagai representatif Dove untuk mengikuti Yoga Festival Yogyakarta 2016. Asik, kan?
Setelah beristirahat di hotel kami pun berangkat ke venue. Sungguh pemandangan yang menakjubkan saat di perjalanan, apalagi sudah dekat dengan lokasi. Mungkin saya memang rindu ruang hijau dan asri. Sudah jenuh dengan jalanan Rawalumbu yang rajin diperbaiki tapi tiap tahun rusak lagi. Meski sangat gelisah melihat langit yang mendung. Kalau hujan, gimana?
Ternyata bukan hanya dugaan. Memang benar hujan hehe..
Saya menaiki setiap anak tangga untuk menuju titik acara. Gerimis membuat rumput seperti pipi remaja yang baru menemukan cinta pertama tetapi ternyata hanya dijadikan yang kedua. Basah.
Dengan agak berat hati saya menggelar matras pink andalan. Seperti halnya kecintaan pelari pada sepatunya, saya sedih harus membiarkan matras jadi kotor dan basah. Huhu..
Saya mengikuti sesi yoga saat sunset. Sayangnya tidak ada warna langit keorenan karena tertutup gerimis. Tapi saat memejamkan mata dan mendengar instruksi dari guru yoga di stage: It’s a good sensation!
Jadi kami melakukan gerakan yoga diiringi musik campursari. Campursari adalah musik yang umum di wilayah jawa tengah hingga timur, modifikasi instrumen gamelan dan instrument barat, namun pakem Langgam Jawa dan Gending tetap kuat.
Sesuai dengan lokasinya -yaitu Candi Ratu Boko- saya rasa campursari memang cocok sebagai instrumen. Sangat Jawa. Pas dengan tempatnya, pas dengan mayoritas pesertanya.
Saya mendengar ada juga Yoga dengan musik hiphop, dan dengan keteguhan hati: tidak tertarik. Bukan karena saya tidak menyukai hiphop. SANGAT SUKA! Tapi tidak untuk yoga. Kecuali memang ingin mengambil sisi dance dengan koreo dari gerakan Yoga.
Balik lagi ke masalah yoga dan budaya lokal, saya sempat menanyakan instruktur yoga yang ada di stage “Yoga Ball” dari Dove tentang aliran yoga yang banyak diminati. Jawabannya adalah yoga klasik. Yoga klasik ini adalah nilai yoga yang masih memegang pakem dari asal muasalnya: India. Hatha Yoga termasuk bagian dari yoga klasik. Jadi bukan hanya gerakan fisik, tapi juga spiritual. Yang mau panjang lebar ngomongin ini yuk kita ketemuan offline.
Yoga Klasik mungkin jarang ditemui di tempat-tempat yoga yang berdiri di Jakarta. Saya garisbawahi: jarang ya, bukan tidak ada. Saya setuju dengan pengertian menyerap yoga bukan berarti menyerap budaya India secara keseluruhan. Seperti halnya menyerap islam, bukan berarti menyerap budaya arab secara keseluruhan. (Bagi orang yang fanatik mungkin tidak setuju dengan pernyataan saya dan silakan menutup page ini.)
Biar pun yoga dari India, tetapi untuk menerapannya dapat disesuaikan dengan budaya setempat. Tidak harus memakai baju ala india, karena tidak ada pakem khusus untuk atribut yoga. Yang penting nyaman Tapi.. akarnya tetap dipegang.
Saat melakukan yoga kita harus fokus. Fokus membawa ketenangan. Untuk itu saat melakukan yoga membutuhkan tempat yang tenang, dan Candi Ratu Boko salah satu venue yang tepat. Banyak energi baik dari alam yang bisa kita serap. Sangat natural dan artistik. Tapi sayangnya kesempurnaannya terhalangi oleh penataan panggung yang menutupi wajah Candi Ratu Boko. Saya masih menyayangkan sih.
Untuk event, memang yoga lebih dikemas menjadi menarik dan menghibur. Karena ini dilakukan secara massal, maka event seperti ini juga seperti wadah sosialisasi yoga pada masyarakat. It must be kind of fun! Sehingga yoga tidak dianggap aneh atau membosankan untuk yang belum mengerti sama sekali.
Maka itu untuk acara yoga yang dilakukan secara massal biasanya diiringi musik. Tentunya musik yang menyenangkan, alunannya pas dengan gerakan yoga, dan juga disukai masyarakat. Campursari.
Harapan saya tetap ada event seperti ini. Dengan memperbaiki beberapa yang masih kurang kemarin pasti lebih seru. Namaste, all.