Menyambut bulan puasa banyak sekali pesan yang masuk untuk meminta maaf dan memaafkan. Untuk melancarkan puasa salah satunya adalah dengan membersihkan hati. Perihal maaf dan memaafkan bukan hanya sekadar lisan akan tetapi sebenarnya adalah hati.
Setiap manusia memiliki masa lalu, ada yang dikenang dan ada yang ingin dilupakan. Masa lalu yang ingin dilupakan bermuara dari rasa sakit hati. Orang yang pertama disakiti dari rasa dendam dan amarah adalah diri sendiri. Salah satu cara adalah dengan memaafkan , akan tetapi ini bukan hal yang mudah dilakukan semudah mengucapkan secara lisan.
Bagaimana kamu memaafkan orang yang menyakiti terlalu banyak? Yang pertama adalah dengan penerimaan. John Friend, penemu Anusara Yoga, mengatakan bahwa untuk memaafkan seseorang kita tidak harus untuk memaafkan perilakunya. Menurutnya, memaafkan itu sederhana, yaitu melepaskan apa yang ada dalam diri kita untuk mencapai kedamaian dan kebebasan yang lebih besar. Memaafkan tidak sama dengan melupakan, memaafkan itu untuk menghormati perasaan kita dan menciptakan hubungan yang lebih baik.
Ada beberapa cara untuk “memaafkan” dengan cara yoga. Saya akan merincikan sedikit separti di bawah ini.
Asana
Asana berarti postur tubuh dalam melakukan yoga, yang berarti tenang dan stabil. Ketika rasa gelisah kita berdegup kencang, cara untuk menenangkan adalah melakukan yoga secara fisik. Saat gelisah mungkin kita tidak bisa mengontrol tubuh untuk melakukan meditasi atau pranayama, tapi kita bisa mengelola tubuh untuk lebih tenang dengan gerakkan-gerakkan yoga hingga memperoleh perasaan yang lebih baik. Saat melakukan asana, fokus akan berpusat ke tubuh, dengan adanya rasa sakit di antara pergerakkan otot dan pembukaan pada beberapa persendian.
Kita bisa memilih gerakkan forward bending, baik itu dengan duduk atau berdiri, seperti paschimottanasana atau uttanasana. dengan fokus pada pernapasan kita dapat menyadari dimana kita menahan rasa sakit. Dengan pelepasan tensi pada otot-otot, kita pun melepaskan keluar ketidaknyamaan.
Setelah itu lakukan gerakkan back bending, seperti Chakrasana dan Dhanurasana. Gerakan ini dapat membuka sekitar dada, sehingga rongga pernapasan semakin lebar dan asupan oksigen yang dicapai semakin maksimal. Dengan ini sirkulasi darah pun semakin baik.
Bo Forbes, penulis Yoga for Emotional Balance menyarankan bahwa kita bisa mengambil pose yang berlaju lambat dan setiap transisinya dapat disadari dengan hati-hati. Pilih pose-pose yang memiliki sifat restoratif, dan di dukung oleh pranayama, bandha, serta chanting.
Dengan melakukan asana kita dapat mengenali kontraksi dari tubuh dan pikiran saat merasakan rasa sakit. Diharapkan dengan proses ini dapat membuat kita untuk mengikhlaskan yang terjadi lebih cepat.
Meditasi
sumber: wellnessever.com
Susan Pivor, penulis dari The Wisdom of a Broken Heart mempercayai bahwa meditasi mampu memberikan jalan secara langsung untuk memaafkan segala hal. Kita harus menyadari apa yang dirasakan dalam diri. Dapatkan kembali suatu cerita-apa yang kamu rasakan dan mengapa kamu merasakannya-sehingga mampu membantu kamu mengonsepkan kembali cerita yang terjadi. Kemudian lepaskan.
Pranayama
Jika kamu merasa dalam keadaan emosi yang tinggi, rasa marah atau rasa sedih, redakan dengan teknik pernapasan. Salah satu yang bisa dipraktekkan adalah dengan Sitali, dari bahasa sanskrit yang artinya mendinginkan. Dengan teknik pernapasan ini diharapkan mampu mengonter respon flight-or-flight autonomic nervous system yang sekarang terhambat. Diharapkan mampu menstimulasi parasimpatis nervous system, seperti menenangkan pikiran, mendinginkan tubuh, dan meredam tekanan darah. Jika emosi sudah bisa direndam diharapkan mampu mengontrol perasaan yang ada dan mempermudah untuk memaafkan.
Bagaimana melakukan sitali pranayama?
- Duduk santai dengan posisi tulang belakang lurus, bahu rileks dan menjauh dari telinga, serta memejamkan mata. Lakukan pernapasan normal beberapa kali hingga posisi duduk nyaman dan stabil.
- Julurkan lidah ke luar, kemudian gulungkan hingga membentuk seperti pipa, tarik napas dari sela-sela lidah. NAikkan dagu secara perlahan saat menarik napas. Saat napas sudah pada puncaknya, tahan dan arahkan lidah ke dalam di belakang barisan gigi depan pada langit-langit mulut.
- Turunkan dagu hingga mencapai dada. Tahan dulu tanpa ada udara yang keluar dan masuk dalam beberapa saaat, kemudian hembuskan napas perlahan dari hidung.
Memaafkan dari hati memang tidak semudah memaafkan hanya dalam ucapan. Memaafkan bukan cara untuk membuat orang lain bahagia, tetapi untuk diri sendiri. Hidup sehat, hati lega, dan pikiran lepas dari stress. Jangan membuat makna memaafkan menjadi rumit, tapi sederhanakan saja agar bisa memulai. Mumpung masih di awal bulan ramadan, mari kita coba memaafkan! 🙂