Manusia digerakkan oleh rutinitas setiap harinya. Karyawan bekerja 8 jam sehari untuk memenuhi kewajibannya kepada perusahaan, belum lagi ditambah jam lembur. Ibu rumah tangga disibukkan dengan kegiatan hariannya dalam mengurus keluarga, belanja, membenahi rumah, dan ke minimarket terdekat sekadar membeli susu atau diaper untuk anaknya.
Apa yang tersimpan dalam memori adalah hasil dari susunan yang kita bentuk. Untuk menjadi manusia saya memilih sebuah keseimbangan. Tidak ingin sepenuhnya hitam dan tidak ingin sepenuhnya putih. Lalu apakah harus menjadi abu-abu?
Saya juga tidak menyukai abu-abu. Sesuatu yang samar dan tidak mampu memberi statement yang kuat. Hitam dan putih dapat saling beriringan tanpa harus menjadi abu-abu. Saya mengisi kegiatan dengan menjalani peran yang sudah diciptakan dan saya ciptakan. Menjadi orangtua untuk anak-anak, seorang istri untuk suami, seorang anak untuk orangtua, seorang teman untuk teman-teman, dan seorang pekerja. Tetapi bukan hal itu saja yang saya harapkan tersimpan dalam memori. Saya juga ingin mengingat kenangan dengan hal-hal yang indah. Keindahan membuat saya lebih ingat bersyukur. Maka sebuah kesempatan untuk bisa mengunjungi alam adalah salah satu hal terbaik yang saya harap dapat kekal di memori sehingga dapat diceritakan lagi kemudian.
Sempat membaca di beberapa artikel bahwa traveling adalah metode yang baik untuk mereduksi stress. Karena saat travelling kita “memberi makan” diri sendiri dengan melupakan sejenak rutinitas. Menikmati udara segar, menikmati sinar matahari pagi tanpa dipenuhi dengan kemacetan dan polusi udara, dan melakukan apa yang kita suka. Untuk itu saya memilih destinasi liburan ke alam. Gunung dan pantai tidak pernah gagal dalam memanjakan mata. Keindahan banyak kita dapatkan di manapun, akan tetapi keindahan yang alami terkadang memang harus kita sendiri yang mencari, dan mengejarnya. Yang terpenting dalam sebuah perjalanan adalah memberi kesempatan pada diri sendiri untuk memandang hidup ini lebih luas lagi, dan memahami bahwa di luar lingkaran kehidupan yang kita alami ternyata terdapat banyak kehidupan yang lain.
Menjadi manusia bukan hanya menjalani peran sebagai pekerja, keluarga, teman, akan tetapi juga menjalani peran untuk diri sendiri. Manusia bukanlah mesin yang menjalani sesuatu dengan ritme yang sama demi sebuah tanggungjawab, akan tetapi mahluk hidup yang diciptakan untuk menjalani banyak peluang. Bersantai, menikmati secangkir kopi, dan hanya memandang air ombak yang menari atau langit yang berwarna juga merupakan bagian dari tugas manusia yang terkadang kita sendiri tidak pedulikan. Namaste!