Tips Yoga saat Travelling

IMG_8464

Ada dua alasan orang untuk travelling: liburan atau kerja. Bisa juga karena keduamya. Apakah saat travelling harus berhenti latihan?

Saat akan berpergian yang terpikirkan oleh saya adalah “yoga gimana ya?”. Karena jika absen beberapa hari saja badan terasa kaku. Kemarin sedang menjalani kegiatan jalan-jalan produktif dengan tim #brikpiknik. Tetapi akhirnya saya berhasil menjalani paralel piknik Malang-Jogja-Bali dengan tidak meninggalkan yoga. Ternyata yoga saat traveling itu sangat menyenangkan.

Fisik dan mental yang sehat juga diperlukan saat travelling. Di musim panas ini banyak minum air putih adalah hal utama, jagan sampai tubuh dehidrasi. Jika menjalani dengan yoga tentunya fisik akan lebih terjaga. Yoga dapat membantu meredakan rasa lelah yang bisa terjadi pada saat memulai perjalanan. Selain itu yoga juga dapat menjaga meningkatkan metabolisme tubuh. Yoga membantu melancarkan sistem pencernaan dan sirkulasi darah sehingga ketika tubuh nyaman untuk melakukan berbagai aktivitas saat travelling.

Matras bukan alasan

Banyak penggiat yoga yang tetap membawa matras yoga ketika mereka berpergian. Sebagai penganut hemat tempat, saya akan berpikir 125487 kali jika harus membawa matras. Kita bisa memilih gerakkan yang disesuaikan dengan kondisi tempat. Jika sedang di kamar hotel bisa melakukan yoga di atas kasur atau memanfaatkan selimut sebagai alas. Lebih praktis, kan?

Baju yang “yoga-able”

Saya memilih pakaian yang nyaman. Untuk underwear saya memilih jenis sport. Selain lebih nyaman digunakan untuk melakukan gerakkan yoga, juga lebih menyerap keringat. Pas banget untuk menemani aktivitas yang memerlukan banyak gerak tubuh, seperti berjalan menuju kawah Bromo.

Untuk Outwear pilih bahan yang nyaman dan tidak membatasi dalam bergerak. Saya lebih memilih bawahan legging berbahan katun yang lentur. Selain menyerap keringat, juga nyaman diajak untuk melakukan gerakan apapun. Tetapi jeans juga bisa digunakan selama bahannya stretch.

Memanfaatkan internet

Pada perjalanan ke Bali kemarin beruntung sekali karena teman saya membawa pasangannya yang seorang instruktur yoga. Kami melakukan sesi yoga pagi di tepi kolam renang. Akan tetapi bagaimana jika tidak ada dia?

Saya terbiasa membuat sequence sendiri. Jika ada masalah yang dihadapi oleh tubuh, saya mencoba mengidentifikasikannya dan dibantu oleh google. Gerakan yoga sangat variatif dan kita harus bisa memilih yang saat ini sangat diperlukan oleh tubuh. Internet juga bisa membantu saya untuk mencari kelas yoga di daerah yang sedang saya singgahi.

Mencuri waktu kosong

Saat harus menunggu lama di boarding room, dapat dimanfaatkan dengan meregangkan sendi yang kaku. Apalagi jika kamu seorang backpacker, ada baiknya mengistirahatkan area bahu dan punggung dan melakukan beberapa gerakan peregangan. Bisa hanya dengan gerakkan paschimottanasana atau duduk dengan menekuk badan ke depan hingga mencium lutut. Kemudian melakukan shoulder rotation. Gerakan twist ke kanan dan kiri juga dapat membantu untuk meregangkan area sisi kanan dan kiri tubuh.

Yoga tidak hanya dapat dilakukan dalam kamar, tetapi bisa dilakukan saat menikmati alam yang indah. Gerakkan yoga dapat memancarkan keindahan diri kamu dari dalam. Jika kamu perhatikan, tiap sudut dari yoga pose  match dengan alam. Karena gerakkan yoga sendiri terinspirasi oleh alam semesta, baik itu hewan maupun tumbuhan.

Standing Pose untuk Yoga Outdoor

Saya tidak mungkin melakukan halasana di pasir Bromo atau Dhanurasana di atas tanah puncak Becici. Karena saya tidak mau disusahkan untuk membawa matras yoga. Saya memilih pose yang tidak membuat baju harus dipenuhi pasir atau belepotan dengan tanah liat. Standing Pose menjadi acuan untuk yoga saat travelling, seperti virabhdrasana (warrior pose), trikonasana (triangle pose), garudasana (eagle pose), vrksasaba (tree pose).

Yoga restoratif sebeum tidur

Terkadang saya sulit tidur di tempat asing, tetapi semenjak rutin yoga tidak memiliki masalah tidur. Waktu tidur adalah saat menginstirahatkan tubuh setelah lelah beraktivitas. Agar bangun tidur terasa nyaman, saya menggunakan waktu sebelum tidur untuk melakukan gerakan restoratif, seperti tidur dengan menempelkan lutut ke dada secara bergantian. Tidak lupa untuk meregangkan area tulang punggung dengan cow pose dan cat pose. Peregangan pada leher dan bahu juga penting. Jangan sampai ketika bangun tidur leher terasa kaku atau dikenal dengan istilah “salah tidur”. Saat travelling biasanya kaki pun terasa lelah, apalagi jika banyak aktivitas berjalan kaki. Istirahatkan kaki dengan mengangkatnya ke atas dengan menempel pada dinding. Ada satu pose yang selalu saya lakukan sebelum dan menjelang tidur: paschimottanasana.

Just Breathe!

Yang saya suka dari yoga adalah bernapas merupakan bagian dari yoga. Duduk padmasana (lotus pose) dan fokus pada pernapasan juga termasuk yoga. Dengan memejamkan mata dan fokus pada napas yang dihirup, ditahan, dan dihembuskan dapat membantu pikiran untuk lebih relaks. Tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada diri sendiri setelah latihan.

 

Serba Terpaksa di #Brikpiknik ke Bali

Perjalanan bersama #brikpiknik tidak terasa sudah satu bulan lebih, dimulai dari Malang-Bromo, Jogja, dan yang terakhir adalah Bali. Pulau Bali sebagai sesi terakhir dari tiga sesi kelas #brikpiknik melengkapi rangkaian #brikpiknik sebelumnya. Setelah puas menikmati sunrise di Gunung Bromo, berenang di sungai kali Oyo di hari yang cerah, hingga pada akhirnya TERPAKSA harus menikmati keindahan sunset di Pantai Balangan.

Terpaksa menjadi peserta

IMG_9362

Di dua kelas #brikpiknik sebelumnya saya dikenal sebagai “Minah”. Mimin #brikpiknik perempuan yang cerewet dan semena-mena kepada para peserta. Disaat yang lain mengerjakan tugas yang diberi deadline singkat, saya bisa memanfaatkannya dengan tidur. Sungguh (terlihat) nikmat menjadi mimin. Sebagian tugas mimin bisa dibaca tulisan saya sebelumnya di sini.

Pada kamis sore di sesi wawancanda terakhir, ada satu nama mysterious guest yang belum juga dibuka oleh pak Kepsek #brikpiknik, yaitu Om Ded. Saya bingung kenapa peserta terakhir ini harus dirahasiakan? Sempat terlintas bahwa Pak Kepsek belum dapat peserta. Sampai akhirnya beberapa notif twitter masuk. Loh, kenapa saya disebut-sebut?

Siapa sangka kalau saya sendiri yang menjadi peserta terakhir di #brikpiknik kelas C. Loh, kok bisa mimin jadi peserta?

Walaupun sempat bingung di awal tapi saya menyambut dengan suka cita. Kapan lagi mendapat kesempatan untuk merasakan kegiatan peserta #brikpiknik yang menghebohkan semua lini sosial media dengan konten-konten kreatifnya. Saya pun TERPAKSA untuk tidak menolak.

Terpaksa mendapat partner ‘gokil’

Riyanni Djangkaru, sang petualang yang dengan gagah berani menerjang hutan dan lautan kini ada di grup saya. Anggota Group lainnya juga gak kalah random, seperti Fahrizal Tawakal, Jhines Gozali, dan Acel Gunadirdja. Group ini pun diramalkan akan mendapat juara satu dalah hal: mendapat hape politron 4G.

Seperti nama grup kami yaitu #Rela, kami berkomitmen untuk TERPAKSA relaks.

“Mumpung Bali, Bro!”

IMG_9454

IMG_9451

Terpaksa menikmati keberagaman pantai di Bali

Bayangkan, di saat orang-orang aktif pasang status “rindu pantai”, saya dan para peserta lainnya malah TERPAKSA harus menikmati keindahan empat pantai di Bali! Dimulai dari Pantai Pandawa. Kira-kira enaknya ngapain kalau dikasih pantai senyaman ini?

IMG-20150922-WA0014[1]

Tidak hanya itu, saya dan lainnya pun TERPAKSA harus merasakan keindahan sunset di pantai Balangan. Pantai yang seksi di Uluwatu ini memang dijadikan salah satu destinasi para fotografer mengejar sensualitas langit yang sedang menenggelamkan matahari. Pantang ada cinta ditolak di Pantai Balangan. Kira-kira begitu ungkapannya.

IMG-20150922-WA0017[1]

Setelah kenyang menikmati sunset, kita TERPAKSA dikenyangkan dengan aneka seafood yang dihidangkan di pinggir pantai Jimbaran. Ini kok #brikpiknik maksa banget bikin kita semua hepi!

Esok harinya masih ada keriyaan dengan latar pantai. Kali ini tidak hanya dikenyangkan dengan pemandangan dan suara ombak di pinggir pantai, tetapi kita bisa langsung bermain di atasnya. Ada berbagai macam pilihan watersport, dari mulai banana boat hingga parasailing. Kami pun TERPAKSA basah!

IMG-20150925-WA0003[1]

Ada alternatif buat kamu yang bermasalah dengan air laut.

Tada!

IMG-20150925-WA0000[1]

Terpaksa tambah kreatif

Yang membedakan #brikpiknik dengan kegiatan piknik lainnya adalah selain untuk hore-hore, ini adalah event untuk sharing ilmu dan mempelajari hal baru untuk membuat konten kreatif. Dari #brikpiknik saya menjadi tahu bahwa untuk membuat video tidak harus ribet gadget khusus. Bahkan Daus Gonia dan timnya dari grup #Baper berhasil membuat video seru hanya dengan app yang dadakan diunduh di smarthone. Itu pun baru dipelajari hari itu, dengan kesempatan hanya satu jam edit.

Tapi kenapa mesti Daus sih?

239b2f36bda20375bc2929a97cd41b89[1]

Terpaksa kerajingan posting

Salah satu tantangan adalah bagaimana tetap update di setiap kunjungan. Saya dan seluruh peserta #brikpiknik harus dengan gesit update kegiatan di semua lini sosial media untuk meramaikan kegiatan #brikpiknik ini. Sayang kan, kalau kegiatan seru kami hanya menumpuk di storage device tanpa bisa “pamer”?

Untungnya kami dibekali pulsa dari Indosat untuk menikmati paket data sepanjang kegiatan #brikpiknik. Browsing, posting, download app sangat cepat. Kami pun TERPAKSA untuk gesit!

Terpaksa bawa pulang gadget

Tujuan utama ikut #brikpiknik adalah menambah teman baru dan bertemu idola. Ada beberapa dari anggota yang sebelumnya baru melihat di sosial media tanpa pernah bertemu langsung. Di sini selain bisa bertemu juga mendapat ilmu baru dari para senior.

Ternyata selain ditambah bonus keindahan alam dan melakukan hal yang seru, kami juga DIPAKSA untuk membawa pulang gadget dan pulsa dari Indosat.

IMG_20150923_111652_1442982419629[1]

Terpaksa di antara kalian

Di suatu perjalanan menuju pantai Balangan, ada dua ibu-ibu alumni salah satu TV swasta ternama yang duduk di sisi kanan dan di sisi kiri saya. Alhasil saya TERPAKSA ikut terseret dalam bahasan dua ibu-ibu ini karena topik mereka yang sangat inspiratif.

“Rara Riana Kalsum apa kabar?”

Dibalik Wawancanda #brikpiknik

“Brikpiknik itu apa sih?”

Pertanyaan yang pertama saya dapatkan ketika menjadi salah satu mimin @brikpiknik. Waktu itu follower di @brikpiknik belum mencapai 100. Miminnya ada tiga, yaitu Deddy Avianto (Kepala sekolah), Abenk (Sebagai Mince), dan saya sendiri (Sebagai Minah).  Pertanyaan itu tidak langsung dijawab, tapi mengajak para penggiat sosial media untuk menyimak sendiri linimasa @brikpiknik. Deddy Avianto, atau akrab disapa “Omded” membuat sesi wawancanda dengan para peserta #brikpiknik yang sudah terpilih untuk meramaikan linimasa pra piknik. Selain itu supaya para peserta yang random bisa sekalian saling berkenalan. Setiap hari ada dua peserta yang menjadi mengisi wawancanda, dan diramaikan oleh peserta yang lain. Sesi terakhir baru Omded #brikpiknik dan Hera Laxmi Devi atau akrab disapa dengan Mbak Devi (Division Head of Digital Marketing PT Indosat Tbk) yang memecah rasa penasaran penggiat sosmed tentang #brikpiknik.

27dade0d96b8c365151051a627e30b79

Dinamakan wawancanda karena selalu ada canda dalam wawancara. Pada akhirnya ini menjadi ajang seru-seruan para peserta untuk saling berinteraksi, walaupun mungkin sebenarnya belum pernah ketemu bahkan belum saling mengenal. Wawancanda juga dibuat agar saat piknik terselenggara sudah tidak ada kekakuan lagi. Setelah wawancanda selalu ada kuis yang berkaitan dengan wawancanda. Ada voucher @indosatmania senilai 50.000 rupiah untuk 5 pemenang yang terpilih setiap harinya. Buat para kuis hunter, mereka pasti ready banget nih!

Pada awal-awal wawancanda mungkin follower belum terlalu paham tentang #brikpiknik. Tapi sudah ada bayangan jika #brikpiknik itu adalah kegiatan piknik karena topik wawancanda adalah persiapan peserta untuk piknik. Sampai pada sesi wawancanda dengan Omded dan Mbak Devi akhirnya makin terbuka dengan jelas apa itu #brikpiknik.

Jadi #Brikpiknik itu adalah kegiatan jalan-jalan yang juga sekaligus mengajak peserta untuk membuat konten kreatif yang disponsori @indosatmania. Oleh itu pesertanya terdiri dari Content Produser (Photografer, Videografer, Blogger) dan Influencer. Di sini juga pasti ada “Cah ayu”-nya yang membuat brikpiknik menjadi kemasan yang cantik. Setiap peserta dibekali minifig/brik untuk dikreasikan sebebas mungkin oleh peserta. Namanya juga “brikpiknik”, jadi seakan-akan brik yang sedang jalan-jalan. Brik ini juga menginterprestasikan setiap peserta.

eff09e165323cb2519553abd946714c0 (1)

Persiapan Wawancanda

Untuk memasangkan peserta di topik wawancanda sudah keahlian Omded. Dilihat jumlah impression yang tercapai sih Omded ini kayanya paling jago “jodoh-jodohin” peserta. Traffic-nya pun sesuai yang direncanakan. Tinggal bagaimana kerja keras mimin lainnya untuk menemukan jadwal yang tepat. Ada yang bisanya siang, ada juga yang bisanya malam. Namanya juga pesertanya random. Tapi kan harus barengan!

Di sini saya appreciate Abenk alias Mince yang dengan giat japri peserta satu per satu. Walaupun sudah dapat jadwal peserta, tapi para mimin tetap harus rajin mengingatkan lagi. Jadi, maapin ya kalau para mimin ini bawel japri kalian. Kitanya juga kan dibawelin Omded hehe..  (ups!)

Sebelum wawancanda dimulai biasanya kita “ingetin” lagi via whatsapp. Kalau belum centang biru biasanya mulai panik. Jalan yang harus ditempuh adalah langsung telepon. Nah, pernah pas ditelepon masih gak diangkat. Makin panik kan?

Beberapa menit sebelum wawancanda dimulai akhirnya yang bersangkutan balas whatsapp. Ternyata dia baru bangun sodara-sodara..

Bagaimana dengan draft pertanyaan?

Mince dan Minah sudah di-brief Omded tentang pertanyaan-pertanyaan untuk sesi wawancanda. Tapi tidak menjadi patokan baku. Ada improvisasi dari para miminnya. Biasanya kita juga mencari tahu dulu background dari peserta. Harus kepo dulu dengan googling sana sini untuk mendapat profil peserta. Bahkan Scrolling TL akun sosmednya. Walaupun aslinya belum kenal tapi harus sudah “sok kenal” dengan para peserta yang mau diwawancanda. Alhasil seperti yang sudah kalian lihat di TL. Lalu apakah semua berjalan sesuai draft?

Simak sendiri deh 😀

Di balik Wawancanda Tayang

Mungkin yang terlihat di TL adalah para mimin dan para peserta sedang duduk santai bermain henpon dengan menyeruput segelas es teh manis. Aslinya adalah kita harus pandai mengatur tangan bagaimana bisa tetap beraktivitas dan bisa juga tetap bermain hape. Jika sesi wawancanda pada jam makan siang mungkin tidak terlalu sulit karena bisa sambil duduk tenang ngetwit sambil menikmati makanan, tapi lumayan sulit jika berlangsung malam.

Belum tentu pada jam tersebut peserta sudah duduk santai di rumah. Ada yang diburu waktu mau menonton film di bioskop. Jadi pas lagi wawancanda dia dan mimin saling kejar-kejaran supaya wawancanda bisa selesai sebelum film dimulai. Sering juga saat wawancanda sebenarnya peserta sedang dalam perjalanan pulang. Misalnya dalam satu pertanyaan bisa lama menunggu jawaban. Mimin biasanya sudah mulai cerewet di whatsapp karena mengingat durasi.

“Kak, jawab pertanyaan yang ini kak”

“Iya maaf lama. Aku sambil nyetir”

Duaaar!

Itu hanya sebagian contohnya saja. Banyak yang lebih random. Lalu bagaimana dengan para mimin?

Sebelum dimulai biasanya Mince dan Minah sudah “lempar-lemparan” siapa yang mau menjadi interviewer utamanya. Kalau salah satunya lagi sibuk artinya yang satu lagi harus bisa meng-cover keseluruhan wawancanda. Dari mulai sesi wawancanda hingga sesi kuis. Misalnya Mince harus meeting, berarti Minah harus bisa pegang kendali semuanya. Dari mulai memberi pertanyaan, menyauti, retweet-in, dan memberi kuis. Sebaliknya pun begitu. Kalau Minah sedang mengajar, biasanya Mince yang memegang kendali wawancanda. Walaupun begitu pernah juga harusnya bagian Minah tapi Mince harus turun tangan karena pas jamnya sudah mulai tapi Minahnya masih belum lempar pertanyaan ke TL. Minahnya ngapain?

Minahnya lagi sibuk mencari spot asik untuk bisa duduk wawancanda sambil mengasuh anak. Iya, saya memang sedang berada di mall untuk mengasuh anak sendirian. Karena gak mungkin dorong stroller sambil ngetweet (bahaya, kan?) jadi buru-buru mencari coffee shop yang sinyalnya bagus.  Pas sudah kondusif baru melanjutkan yang sudah dimulai Mince. Apakah sampai di situ sudah aman? Ternyata coffee shop-nya bersebrangan sama tempat mainan anak. Kalian pasti bisa mengira-ngira kan apa yang terjadi? Begitulah..

Begitu pun Mince, pernah tiba-tiba minta Minah lanjutin wawancanda. Ternyata selama sesi wawancanda Mince sambil gendong anaknya yang masih bayi. Ya namanya juga pulang kerja dan kangen anak. Kemudian anaknya nangis pas Mince sedang sibuk wawancanda. Nah, repot kan?

Jadi syarat utama jadi mimin wawancanda adalah: multi-tasking!

Kelas Baru, Mimin Baru

Dengan bertambahnya kelas, bertambahnya lagi peserta yang diwawancanda. Kelas A pun masih dilibatkan untuk meramaikan wawancanda. Tanpa diminta juga pasti mereka rusuhin sih. Banyak yang susah move on dari #brikpiknik. Mimin pun makin kerja keras untuk menyatukan jadwal semuanya.  Belum lagi arus TL semakin ramai dan jempol pun harus semakin gesit.

Di tengah kesibukan itu Omded tiba-tiba memasukkan dua nama sebagai mimin baru, yaitu Paw dan Debby. Untuk kelas B ada penambahan wawancanda offline, dimana Paw sebagai videografer dan debby sebagai host. Mereka memang paketan cocok sih ya. Selaij itu mereka juga membantu wawancanda online-nya. Duh, makasih banyak jadi Minah dan Mince benar-benar terbantukan.

Ada satu hari di mana jam wawancanda tidak cocok dengan jadwal miminnya (Mimin juga boleh sibuk kan? Masa peserta aja? :p). Dan Debby alias Neng Min yang take over wawancanda. Pasti makin bikin rame dong, terutama yang cowok-cowok. Semua tau lah siapa itu Debby Permata.

17e9509b5d5b2a5b7b7384ac76f68534

Ternyata kejutan bukan hanya sampai di situ. Ada Aam atau Enthong yang masuk ke dalam barisan mimin. Biar wawancanda offline semakin seru!

ae92b8e5ccfb7d37e0fa1a0863815e14 (1)

IMG_9206

 

Kenangan Baru tentang Jogja di #Brikpiknik

Saat mendengar #brikpiknik ke Jogja, yang terlintas dipikiran saya adalah Malioboro, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Keraton Yogyakarta, dan Pantai Parangtritis. Ternyata masih banyak tempat wisata lain yang saya baru ketahui ketika ke Jogja tangal 4-6 September kemarin. Karena destinasi wisata kali ini merupakan tempat yang baru untuk saya, maka selamat datang kenangan baru!

Menikmati Keheningan di Jembatan Plunyon Kali Kuning

Ketika #brikpiknik sampai Jogja, langsung diantarkan oleh pemandu ke Jembatan Plunyon Kali Kuning. Ketika sampai saya tidak mengerti ini tempat apa. Sekilas hanya terlihat sebentuk hutan karena hanya ada pepohonan di kanan dan kiri jalan. Jalannya pun tanah dan berdebu, untuk itu kami diberi masker sebelum memulai perjalanan. Bahkan toilet pun tidak ada. Baru kali ini saya menemukan tempat wisata yang tidak menyediakan toilet.

IMG_9014
Foto bersama pertama #brikpiknik sesi Jogja di Plunyon

Kami pun berjalan setapak demi setapak dengan tetap menebak-nebak. Mungkin di dalamnya terdapat wisata out bond yang biasanya ada di tempat seperti ini. Kemudian yang kita temukan adalah sebuah jembatan yang telah rusak dan terlihat seperti bekas bangunan yang telah hancur. Ternyata ini adalah jembatan Plunyon Kali Kuning yang terletak di lereng selatan Gunung Merapi. Dulu ini adalah tempat wisata yang menarik, tetapi kawasan ini hilang ditelan erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Pantas saja saya melihat pepohonan yang hanya tersisa batang-batangnya, dengan daun yang sudah berguguran.

Kondisi Jembatan Plunyon saat ini
Kondisi Jembatan Plunyon saat ini
Pohon yang sudah terkena erupsi merapi
Pohon yang sudah terkena erupsi merapi
Plunyon di siang hari masih terlihat manis
Plunyon di siang hari masih terlihat manis

Suasana di sana tidak ramai, hanya tim #brikpiknik dan beberapa tamu lain. Tapi kita jadi bisa menikmati suasana alam yang hening dan penuh misteri. Kami pun dengan penuh semangat foto-foto di kawasan itu. Ada juga @sewadrone yang mengambil gambar dari atas. Ternyata pemandangan lebih seru jika dilihat dari atas. Jadi penasaran bagaimana bentuk asli Jembatan Plunyon ini sebelumnya. Hmm..

IMG_9025
Minifigure saya sebagai “minah” di #brikpiknik       

Menikmati Senja di Puncak Becici

IMG_9207

Kira-kira membutuhkan waktu satu setengah jam dari Plunyon ke Puncak Pinus Becici atau yang biasa dikenal dengan Puncak Becici. Tempat wisata di wilayah  Bantul yang menawarkan pemandangan alam dari atas bukit. Posisi yang menghadap ke arah barat menjadikan kawasan ini tempat yang tepat untuk menikmati senja.

IMG_9206
Tim mimin #brikpiknik menikmati keindahan hutan pinus

Ketika sampai kita disajikan oleh aroma khas hutan pinus. Pepohonan pinus yang dengan batang-batang yang tinggi dan dedaunan di puncak membuat tempat ini terasa teduh dengan pantulan sinar matahari yang masuk seperti bayang-bayang. Untuk mencapai Puncak Becici kita harus menyusuri jalan setapak di sekitar pohon pinus yang berdiri dengan begitu rapi. Hati-hati jika ingin memeluk pohonnya, karena pohon pinus disana telah disadap untuk diambil getahnya sebagai bahan dasar Gondorukem dan Terpentin.

foto session dengan pohon pinus
Foto dengan pohon pinus

Tidak melelahkan untuk mencapai puncak Becici. Di sana sudah disediakan bangku dari batang pohon yang bisa dipakai untuk bersantai. Ada juga ayunan yang bisa dipakai untuk sekadar bermain atau untuk foto-foto. Tersedia juga gasebo untuk yang ingin menikmati pemandangan sambil bersantai.

Ada @indahjelita yang sedang bersantai di Gasebo
Ada @indahjelita yang sedang bersantai di Gasebo
Dilarang nyampah!
Dilarang nyampah!

Keindahan di Puncak Becici ini membuat peserta #brikpiknik mengambil spot seru untuk berfoto. Setiap spot memberikan efek dramatis dika sudah tertangkap kamera. Saya sendiri tidak akan melepaskan kesempatan foto bersama senja dengan pose andalan.

Menunggu senja
Spot asik untuk menunggu senja

Bermain Air di River Tubing Sungai Oyo

Jika sebelumnya kita menikamati alam, sekarang saatnya bermain langsung dengan alam. River Tubing Sungai Oyo juga tempat wisata yang saya baru tau untuk trip ke Jogja. Saya sendiri berenang di sungai seperti ini adalah baru pertama kali. Kapan lagi berenang di sungai yang masih bersih seperti ini?

Sebelum bermain air di River Tubing, kami sudah dipakaikan pelampung sebagai perlengkapan utama. Selain itu juga disediakan ban karet untuk setiap orangnya. Disarankan untuk memakai sendal jepit berbahan karet supaya tidak licin ketika menginjak bebatuan. Ketika kami ke sana sedang musim kemarau jadi airnya tidak setinggi jika musim hujan dan bebatuan yang kami injak ini seharusnya tertutup air. Panjang sungainya sekitar 1.550m.

Awalnya kami bersemangat menaiki ban dan duduk bersantai. Karena sedang terik, sempat terpikir untuk pulang dulu membawa payung dan kacamata. Kok, repot ya?

Tim #brikpiknik menikmati pemandangan di Sungai Oyo di atas pelampung Karet
Tim #brikpiknik menikmati pemandangan di Sungai Oyo di atas pelampung Karet

Karena musim kemarau maka suasana airnya tenang, perjalanan pun jadi lebih lambat. Dengan kondiri air yang tenang seperti ini maka lebih asik dinikmati dengan berenang langsung ke dalamnya. Untuk yang tidak bisa berenang jangan kuatir, karena sudah memakai rompi pelampung.

cd65d5f6f5c3f6b3be81b2feb7538722
Tim #Brikpiknik akhirnya memilih terjun ke air. Byur!
Sebelum terjun setinggi 10 meter. Kok hepi banget, ya?
Sebelum terjun setinggi 10 meter. Kok hepi banget, ya?

Air memang memiliki efek magis. Seberat apapun beban pikiran dan rasa lelah, jika terkena air seketika semua itu hilang. Ditambah jika pergi kesana beramai-ramai, keseruan pun bertambah. Dari tiga lokasi yang dikunjungi, River Tubing memiliki yang benar-benar bisa membuat peserta #brikpiknik tertawa sangat lepas. Apalagi moment “loncat ke air” dari jembatan dan tebing yang sudah disediakan. Jabatan, pekerjaan, status, usia semua lepas di sana. Kita menjadi anak kecil yang “kegirangan” melihat air. Pantas ya, kalau di berita kebanjiran suka terlihat banyak anak kecil berenang. Tapi jangan ditiru, deh! Lebih baik berenang di River Tubing karena selain airnya masih natural, suasana alamnya membuat teduh dan memanjakan pikiran. Duh, Jadi bikin nagih!

Berpisah untuk Kembali di Monumen Serangan Umum 1 Maret 1946

IMG_9167

Monumen dibuat untuk memperingati peristiwa yang dianggap penting oleh suatu kelompok sosial atas kejadian di masa  lalu. Dengan maksud “menumpang” makna kenangannya, maka #brikpiknik juga mengadakan sesi foto bareng untuk perpisahan kelas B sesi Jogja. Terima kasih kepada #brikpiknik dan @indosatmania atas kenangan baru di kota Jogja. Kita berpisah untuk kembali!

Dah!
Dah!

 

Bromo: Tempat yang Tepat untuk gagal Move on

IMG_8499

Pukul 00.00 dini hari, saya dan teman-teman #brikpiknik memulai perjalanan ke Bromo dari Batu. Saat naik ke bus, terasa hembusan angin yang membuat nyali saya sedikit kisut untuk menempuh tujuan yang akan dituju. Sebelumnya kami dibrief bahwa suhu udara di Bromo sekitar 10-15 drajat celcius. Bahkan bisa di bawah itu. Untuk orang yang tidak pernah pergi ke Bromo, pikiran jadi gak karuan. Banyak sekali pemikiran seperti “Bagaimana kalau saya kedinginan dan mulai beku, lalu gak bisa ngapa-ngapain?”. Karena bayang-bayang itu pun outfit lebih dipersiapkan, seperti jaket tebal, syal, masker, dan sarung tangan.

Persiapan fisik dimulai dengan tidur. Rata-rata rombongan #brikpiknik belum tidur pada malam itu, kecuali saya yang menyempatkan tidur walaupun hanya dua jam. Pukul 03.00 akhirnya kami sampai. Saya sendiri jadi gugup, ditambah keinginan untuk buang air kecil. Karena tidak ada toilet, terpaksa harus melanjutkan perjalanan ke lokasi dengan menahan hasrat itu. Kendaraannya cukup “bersahabat” untuk orang yang ingin pipis: Jip!

Ternyata perjalanan dengan menggunakan jip ini tidak sesingkat yang saya kira. Setelah berkelok-kelok, pas mendekati lokasi ternyata macet. Dengan mata yang terus terjaga akhirnya kami sampai di Tempat Wisata Bromo. Waktu yang ditunjukkan jam saya kala itu adalah 04.30. Saya menatap langit dan ternyata seperti dunia dongeng. Taburan bintang yang banyak sekali di langit yang hitam dan luas. arang sekali mendapati pemandangan seperti ini dalam kehidupan sehari-hari. Firasat pun mengatakan: Saya akan gagal move on!

Menikmati Sunrise di Penanjakan Dua

Karena kondisi macet maka kami ditempatkan di Penanjakan 2. Walaupun tidak sepopuler Penanjakan 1 tetapi tidak turun semangat. Ini adalah pengalaman pertama dalam seumur hidup ke Bromo. Apalagi Bromo merupakan salah satu tempat yang masuk ke dalam wishlist saya. Dalam keadaan gelap kami berupaya untuk dapat mendaki ke atas . Tekstur tanah yang licin membuat kami harus lebih hati-hati agar tidak terpeleset.  Karena suhu dingin dan memakai masker, napas pun sedikit sesak. Di sana ternyata sudah banyak orang yang berkumpul menunggu sunrise. Semakin tinggi semakin ramai.

Sayang sekali saya tidak membawa kamera yang memadai untuk bisa mengabadikan pemandangan langit yang cantik itu. Saya mencoba mengandalkan teman, karena sudah hilang harapan pada diri sendiri. Kebetulan waktu itu bersama @viganunu, dan ternyata dia pun tidak mebawa kamera. Katanya, “Esensi ke Bromo adalah untuk menikmati langit secara langung, kalau foto mah bisa kita ambil di google image” dan beneran dong, dia ambil foto bintang di google image dan diposting di path. Kebetulan sekali banyak yang percaya dan memberi “love”. Pelajaran yang saya ambil di kala itu adalah: jangan percaya teman!

Dari Google Images bisa dapat ini (sumber: reddit.com)

Akhirnya langit mulai terang dan memercikkan kejinggaan sebagai pertanda matahari mulai muncul. Lumayan sulit mendapat foto yang jelas karena hanya mengandalkan kamera smartphone, yang tentunya agak sulit mendapat gambar melawan cahaya di tempat yang gelap. Yang kami dapat lakukan adalah hanya menikmati dan menghibur diri. Tetapi memang terhibur. Melihat sunrise di Bromo seperti barang mewah yang belum tentu dapat dinikmati sebulan sekali. Tidak seperti saya, teman-teman yang lain memang prepared untuk mengabadikan sunrise. Bahkan ada yang berhasil membuat video timelapse.

Kak @praw lagi bikin timelapse sunrise di Penanjakan 2
Kak @praw serius membuat video timelapse sunrise di Penanjakan 2
IMG_8727 (1)
Foto sunrise di Pananjakan 2 oleh @nino_collino

Setelah langit sedikit terang, ternyata kami masih bisa selfie dengan latar yang luar biasa cantiknya. Dan sempat juga beberapa kali difoto @ndorokakung. Kapan lagi bisa foto di Bromo yang sedang cantik-cantiknya? Aduh, tanda-tanda gagal move on mulai muncul!

Difotoin @ndorokakung aja  udah bahagia

IMG_8500

IMG_8497

Menikmati Kopi dan Mie Instant

Menikmati kopi dan mie instant adalah hal biasa. Akan tetapi menjadi luar biasa jika itu di Bromo. Saya, @ndorokakung, @viganunu, dan @pzzyy menikmati kopi untuk melengkapi obrolan kami yang tidak terlalu penting tapi berarti. Rasa lelah setelah menanjak dan akhirnya harus turun lagi ditambah cuaca yang dingin, membuat badan menagih sesuatu yang hangat dan lezat. Sepertinya pagi di Bromo adalah asal muasal kopi dan mie instant diciptakan. Sayang sekali fotonya terhapus jadi tidak bisa dipamerkan di sini dan gagal membuat pembaca menelan air liur. Tetapi kami masih sempat mengabadikan kenangan yang lain: Sepatu Dekil.  Dengan ini saya telah sah menjadi anak gunung!

Sah jadi anak gunung!
Sah jadi anak gunung!

Menapaki Padang Pasir Menuju Kawah Bromo

Dari Penanjakan 2, kami pun naik jip lagi mendekati Kawah Bromo. Karena matahari mulai menanjak naik, langit pun terasa lebih terik. Panas dan berangin di tempat yang penuh pasir tentunya yang dibutuhkan adalah masker dan kacamata. Jaket sudah tidak diperlukan, akan tetapi jika kamu orang yang takut kulitnya terbakar matahari dan terhembus debu pasir sebaiknya tetap memakai jaket.

Di sana terdapat kuda yang disewakan untuk menanjak naik menyusuri pasir mendekati tangga menuju Kawah Bromo, tentunya bersama pawang kudanya. Harga sekali jalan 100.000 rupiah. Selain kuda sebenarnya ada motor trail yang disewakan 200.000 rupiah. Akan tetapi saya lebih suka menaiki kuda, agar perjalananannya lebih lambat dan bisa lebih dinikmati. Memanfaatkan usia muda dan tenggang rasa yang tinggi terhadap kuda, maka saya, om @IDBerry, @Idh4m, dan @Miss7Sins melanjutkan perjalanan yang masih setengahnya menuju tangga ke Kawah Bromo dengan berjalan kaki. Merasa stamina masih kuat, maka kami pun berjalan kaki berusaha mendekati tangga ke Kawah Bromo. Alhamdulillah kira-kira sejauh 10 meter kami sudah memutuskan melipir untuk mengambil konten. Apakah setelah itu lanjut untuk berjalan kaki ke Kawah?

Tidak.

Menapaki arah ke Kawah Bromo
Menapaki arah ke Kawah Bromo
Inilah kendaraan menuju ke Kawah Bromo. Ada @ratrichibi yang sedang menunggang kuda di depan Bukit Teletubbies
Inilah kendaraan menuju ke Kawah Bromo. Ada @ratrichibi yang sedang menunggang kuda di depan Bukit Teletubbies
Selain kuda, kita bisa menaiki motor trail. Ada @si_enthon9!
Selain kuda, kita bisa menaiki motor trail. Ada @si_enthon9!

Saya mengambil kesempatan untuk mengabadikan diri dengan latar Bukit Teletubbies. Dibantu @idh4m yang menjadi fotografer, sesi foto-foto pun di mulai. Yoga di Bromo lumayan menantang. Dengan kondisi jalan yang berpasir dan penuh angin tentunya terasa lebih licin untuk melakukan gerakkan yoga. Jika jatuh pun tetap tidak mencederai karena alasnya pasir. Jika saya sudah melakukan yoga, berarti telah jatuh cinta pada tempat itu. Saya tidak ingin melewatkan menikmati keindahan Bromo dengan Yoga.  Selamat susah move on untuk diri sendiri!

Pose dulu di depan Bukit Teletubbies
Pose dulu di depan Bukit Teletubbies
Sesi caper bersama @alinirene
Sesi “Caper” bersama @alinirene

Berpisah dengan Bromo di Pasir Berbisik

Setelah puas berjalan, makan baso malang, dan foto-foto, kami pun kembali ke jip dan menuju Pasir Berbisik. Tidak jauh dari venue sebelumnya. Ini adalah sesi khusus untuk memuaskan hasrat berfoto. Karena memang tidak banyak yang bisa dilakukan selain berfoto.  Bagi #brikpiknik setiap kesempatan adalah konten. Sebuah foto adalah akar dari pemicu segala rindu. Ditambah lagi ini adalah titik terakhir berwisata di Bromo. Ya, hingga pada saat saya menulis ini pun masih dalam keadaan gagal move on.

Kepala sekolah #brikpiknik @IDberry terlihat hepi
Kepala sekolah #brikpiknik @IDberry terlihat hepi
Mereka tampak seru sekali!
Mereka tampak seru sekali!
aku juga ingin tampak seru, meski sendiri.
Aku juga ingin tampak seru, meski sendiri.
Seluruh peserta #brikpiknik dan @indosatmania
Seluruh peserta #brikpiknik dan @indosatmania

Sesungguhnya yang membuat suatu tempat menjadi begitu berkesan adalah kebersamaannya. Apalah arti suatu tempat jika kita merasa sepi. Kenangan di Bromo yang paling kuat melekat di ingatan. Satu hari di sana sepertinya akan menjadi salah satu moment yang akan terus diingat seumur hidup. Ya, saya telah gagal move on. Untuk memori indah di Bromo, move on menjadi suatu ketidakharusan. Namaste!