Tips Agar Niat Olahraga Gak Batal Terus

1461744812533-01

Seringkali sudah niat berujung pada “Besok, deh!”. Hasilnya ya akhirnya gak gerak-gerak. Misalnya kaya niat aku mau berenang. Banyak banget alasannya yang bikin aku gak jadi-jadi berenang. Ya untungnya sih masih kebantu karena rutin yoga.

Tapi ada teman saya yang sudah lama niat ikutan yoga atau mulai nge-gym sampai sekarang belum kesampaian juga. Dari mulai saya baru niat mau yoga sampai akhirnya saya sudah jadi guru yoga, teman yang tadinya ngajak yoga bareng ini sampai sekarang masih hanya niat.

Sedia sport gear di bagasi

Saya akhirnya menemukan cara biar niat gak sekadar niat. Tapi ya harus sampai berhasil. Sering banget lagi di jalan terus kepikiran “Yah.. coba bawa baju renang ya. Kan bisa sekalian nunggu sambil berenang.”. Kemudian kepikiran “Kenapa gak gue bawa aja ya itu baju kemana-mana?”.

Sehat dimulai dari dalam bagasi. Minimal untuk masalah sepatu. Kalau perempuan biasanya memang di bagasi sudah prepare dari mulai heels (meski jarang dipake), boots, sneakers, hingga training shoes. Training shoes ini multifungsi sih. Bisa buat gym, lari, atau sekadar fashion.

Nah ada satu sport bag yang isinya melengkapi berisi travel kit (sampo, sabun, moisturizer, dan sunblock lotion), handuk kecil, Baju yoga (kaos dan legging), swim wear, dan goggle. Ini berguna banget. Kadang-kadang ada dadakan panggilan ngajar yoga, atau memang moodnya lagi kepengen berenang.

1461745090368-01
Isi Travel Bag yang harus ada

Jangan mengandalkan teman

Tadi di awal saya sudah bilang masalah teman yang cuma niat tapi gak kesampaian. Kebayang kalau saya mengandalkan dia, mungkin sampai sekarang masih gak tau yoga itu apa. Memang sih olahraga sama teman itu menyenangkan. Habis olahraga bisa langsung makan mie ayam bersama. (Eh, wait!)

Tapi kalau dia semangat olahraganya masih mentok di niat dan akhirnya batal, kita juga jadi batal. Udah kapok deh ngandelin teman buat olahraga. Mau lari, renang, atau yoga aku selalu sendiri. Beda kasusnya kalau kita ketemu temannya yang punya di minat yang sama.

Kalau kita kenal dia di komunitas olahraga yang sama atau di kelas yoga, justru malah saling menyemangati, karena minat dan niatnya sudah sama. Jadi, kalau urusan olahraga lebih baik jalanin dulu, teman akan dapat sendiri. Maksudnya teman buat olahraga bareng.

Cari tempat yang terjangkau

Iya, lari di GBK pas CFD memang seru. Tapi kalau rumah kamu jauh dari lokasi ya akhirnya banyak alasan. Di jalannya aja udah mikir harus nyetir dulu. Akhirnya “Minggu depan, deh!”.

Begitu juga sama nyari tempat gym atau studio yoga. Lebih enak yang dekat rumah atau lokasi tempat kerja. Minimal pas lewat jadi ingat lagi. Sekalipun memang kalau sudah punya tempat yang favorit, carinya yang bukan rawan macet. Sudah malas duluan gara-gara macet.

Hal di atas ini sebenarnya hal-hal yang sepele banget, tapi hal sepele ini bisa mengubah kebiasaan. Minimal kalau ada niat, ya dijalankan. Namaste!

Apakah Yoga adalah Olahraga?

Fitri_Yoga_handstand

Apakah yoga termasuk olahraga?

Ini merupakan pertanyaan yang saya sendiri sulit menemukan jawabannya. Kalau yoga merupakan kategori olahraga mengapa tidak ada cabangnya dalam olimpiade dunia? Tapi saat keringat bercucuran saat saya latihan yoga, saya akan bingung mengapa ini hanya dianggap aktivitas spiritual.

Apalagi saat yoga menjadi suatu yang mainstream, tempat latihan yoga sudah tersebar di banyak tempat termasuk tempat gym. Yoga bersatu dengan latihan olahraga lainnya. Bahkan di suatu event, gerakan yoga diiringi musik hip-hop. Ya, yang terakhir ini aneh sih.

Yoga itu apa?

Saat saya mengikuti Teacher Training Course pertama kali, sedikit-sedikit menemukan jawaban. Yang saya pelajari pertama kali justru bukan tentang asana (body posture), tetapi filosofi yoga dari Nath Patanjali. Dalam Buku Yoga Sutra yang ditulis Nath Patanjali, yoga dijelaskan sebagai latihan memodifikasi pikiran untuk mencapai ketenangan (inner peace).

Terdapat tahap-tahap yang perlu dilakukan untuk mencapai eksistensi tertinggi manusia, yaitu Astanga Yoga (Delapan tangga/tahap menuju yoga). Astanga Yoga terdiri dari Yama, Niyama, Asana, Pranayama, Pratyahara, Dharana, Dhyana, Samadhi.

Untuk latihan yoga secara fisik kita bisa berlatih Asana (Body Posture) yang bisa dipelajari dalam Hatha Yoga. Yoga bukan hanya sekedar latihan fisik, tetapi mental dan pikiran.  

Apakah Asana adalah Exercise?

Bagian yoga yang sangat umum diketahui sekarang ini adalah asana (Body Posture). Jadi saat kita mengatakan latihan yoga, adalah latihan asana. Lalu apakah asana ini adalah exercise?

Pada awal hingga pertengahan Maret lalu saya ke India untuk mempelajari Yoga Terapi. Guru saya -Brij Bushan dari Namaste School of Yoga di Hyderabad- mengatakan Asanas is a not an exercise.

Misalnya dalam melakukan Paschimottanasana (Posisi duduk mencium lutut), poinnya bukan pada kepala kita sampai pada kaki tetapi prosesnya. Jika ini sebuah exercise, kita akan melakukan segala cara agar kepala sampai lutut. We’ll  force the body to get it.

In asanas, we have to bring harmony body and mind properly. Not with jerk!” Kata guruji Brij Bushan. Exercise tujuannya untuk kesehatan dan vitalitas, jika asana tidak hanya itu. Asana berpusat pada pikiran dan dari pikiran ini mentransfer pada tubuh untuk berjalan beriringan.

Kalau tujuan yoga hanya untuk fleksibilitas, para atlet gymnastic jauh lebih menguasai. Jika tujuan untuk sixpacks, pergi ke gym jauh lebih works. Tapi inti yoga bukan itu. Itu yang dikatakan guruji Brij Bushan. Iya juga sih.

Yoga dan Olahraga

Balik lagi ke soal Asana dan Olahraga. Para atlet banyak mempelajari yoga sebagai pendukung latihannya. Dan yoga juga digunakan untuk pemulihan atlet yang mengalami cedera.  Berdasarkan kutipan di sini, Phil Jackson -Pelatih NBA champion LA Lakers– menggunakan teknik meditasi mindfulness untuk membuat timnya tajam di pertandingan. Beberapa Top Player dari NBA berlatih yoga, termasuk LeBron James of the Cleveland Cavaliers, Joe Johnson and Kevin Garnett of the Brooklyn Nets, and Blake Griffin of the LA Clippers. LeBron James pernah mengatakan masalah lowerback yang dialaminya dapat sembuh karena teknik yoga. Sedangkan Joe Jhonson dalam goodmenproject mengatakan “It’s better than weight training or anything of that sort, it’s therapy for my muscles, and my mucles need that more than anything.”.

Yoga mungkin bukan dianggap sebagai olahraga tapi bisa membantu latihan olahraga yang rutin dilakukan. Yang pertama, kenali prioritas. Kamu harus tau apa yang sebenarnya kamus sukai dan kamu butuhkan. Kalau kamu suka lari, kamu bisa berlatih teknik yoga untuk menguatkan otot yang diperlukan untuk pelari. Dan yang paling penting adalah yoga dapat meningkatkan fokus dan kesadaran diri kita terhadap tubuh. Kita akan mendeteksi limit pada tubuh, sehingga resiko cedera dapat berkurang.

Untuk berlatih yoga kamu tidak harus menjadi seorang yogi, tetaplah berolahraga yang menurut kamu menyenangkan. If you practiced properly, yoga will help your sport, and your life.

Jika saya ditanya “Latihan (olahraga) kamu apa?”, saya akan menjawab asana. Karena memang yoga sudah menjadi prioritas. Saya juga suka berenang dan kadang berlatih freeletic, tapi intensitasnya jauh dengan latihan yoga. Passion saya memang di sini.

Saat membuka matras dan tubuh saya bergerak saya mengeluarkan keringat dari gerakan-gerakan fisik yang saya lakukan, inilah exercise fisik saya. Dan meditasi merupakan cara saya untuk exercise pikiran. Dan yang terpenting: Saya merasa bahagia.

Tidak perlu pusing memikirkan apakah ini olahraga atau bukan. Like Nike say: Just Do it!

“If you practiced properly, yoga will help your sport. And will help everything you do in your life.”

Yoga dan Perpaduan Budaya di Candi Ratu Boko

DSC_3251

Tepat seminggu lalu saya datang ke event Yoga di Candi Ratu Boko Yogyakarta. Pengalaman yang lucu-lucu unik dari awal keberangkatan. Saya terbang dari cengkareng pukul 6.20 pagi dan harus melipir ke Bali sebelum Ke Jogja. Bukan karena kangen pantai di Bali (padahal iya sih), tapi karena kehabisan tiket untuk flight pagi langsung ke Jogja. Bayangkan kamu sudah menginjak Bali tapi cuma transit beberapa menit?

Sampai Jogja pukul 10 pagi. Langsung diundang rasa lapar. Saya juga bingung, kenapa yang ngundang harus lapar, bukan Presiden. Krik.

Saya pergi ke sana bersama Rachel Theresia dan dua orang dari Mirum Agency. Jadi memang saya diundang sebagai representatif Dove untuk mengikuti Yoga Festival Yogyakarta 2016. Asik, kan?

Setelah beristirahat di hotel kami pun berangkat ke venue. Sungguh pemandangan yang menakjubkan saat di perjalanan, apalagi sudah dekat dengan lokasi. Mungkin saya memang rindu ruang hijau dan asri. Sudah jenuh dengan jalanan Rawalumbu yang rajin diperbaiki tapi tiap tahun  rusak lagi. Meski sangat gelisah melihat langit yang mendung. Kalau hujan, gimana?

Ternyata bukan hanya dugaan. Memang benar hujan hehe..

Saya menaiki setiap anak tangga untuk menuju titik acara. Gerimis membuat rumput seperti pipi remaja yang baru menemukan cinta pertama tetapi ternyata hanya dijadikan yang kedua. Basah.

DSC_3252

Dengan agak berat hati saya menggelar matras pink andalan. Seperti halnya kecintaan pelari pada sepatunya, saya sedih harus membiarkan matras jadi kotor dan basah. Huhu..

DSC08286(1)

Saya mengikuti sesi yoga saat sunset. Sayangnya tidak ada warna langit keorenan karena tertutup gerimis. Tapi saat memejamkan mata dan mendengar instruksi dari guru yoga di stage: It’s a good sensation!

Jadi kami melakukan gerakan yoga diiringi musik campursari. Campursari adalah musik yang umum di wilayah jawa tengah hingga timur, modifikasi instrumen gamelan dan instrument barat, namun pakem Langgam Jawa dan Gending tetap kuat.

Sesuai dengan lokasinya -yaitu Candi Ratu Boko- saya rasa campursari memang cocok sebagai instrumen. Sangat Jawa. Pas dengan tempatnya, pas dengan mayoritas pesertanya.

Saya mendengar ada juga Yoga dengan musik hiphop, dan dengan keteguhan hati: tidak tertarik. Bukan karena saya tidak menyukai hiphop. SANGAT SUKA! Tapi tidak untuk yoga. Kecuali memang ingin mengambil sisi dance dengan koreo dari gerakan Yoga.

Balik lagi ke masalah yoga dan budaya lokal, saya sempat menanyakan instruktur yoga yang ada di stage “Yoga Ball” dari Dove tentang aliran yoga yang banyak diminati. Jawabannya adalah yoga klasik. Yoga klasik ini adalah nilai yoga yang masih memegang pakem dari asal muasalnya: India. Hatha Yoga termasuk bagian dari yoga klasik. Jadi bukan hanya gerakan fisik, tapi juga spiritual. Yang mau panjang lebar ngomongin ini yuk kita ketemuan offline.

Yoga Klasik mungkin jarang ditemui di tempat-tempat yoga yang berdiri di Jakarta. Saya garisbawahi: jarang ya, bukan tidak ada. Saya setuju dengan pengertian menyerap yoga bukan berarti menyerap budaya India secara keseluruhan. Seperti halnya menyerap islam, bukan berarti menyerap budaya arab secara keseluruhan. (Bagi orang yang fanatik mungkin tidak setuju dengan pernyataan saya dan silakan menutup page ini.)

Biar pun yoga dari India, tetapi untuk menerapannya dapat disesuaikan dengan budaya setempat. Tidak harus memakai baju ala india, karena tidak ada pakem khusus untuk atribut yoga. Yang penting nyaman  Tapi.. akarnya tetap dipegang.

Saat melakukan yoga kita harus fokus. Fokus membawa ketenangan. Untuk itu saat melakukan yoga membutuhkan tempat yang tenang, dan Candi Ratu Boko salah satu venue yang tepat. Banyak energi baik dari alam yang bisa kita serap. Sangat natural dan artistik. Tapi sayangnya kesempurnaannya terhalangi oleh penataan panggung yang menutupi wajah Candi Ratu Boko. Saya masih menyayangkan sih.

DSC08285

Untuk event, memang yoga lebih dikemas menjadi menarik dan menghibur. Karena ini dilakukan secara massal, maka event seperti ini juga seperti wadah sosialisasi yoga pada masyarakat. It must be kind of fun! Sehingga yoga tidak dianggap aneh atau membosankan untuk yang belum mengerti sama sekali.

img1460882181378

Maka itu untuk acara yoga yang dilakukan secara massal biasanya diiringi musik. Tentunya musik yang menyenangkan, alunannya pas dengan gerakan yoga, dan juga disukai masyarakat. Campursari.

Harapan saya tetap ada event seperti ini. Dengan memperbaiki beberapa yang masih kurang kemarin pasti lebih seru. Namaste, all.

Senyum Adalah Cara Sederhana Untuk Bahagia

DSC_2490

Senyum.

Cara bahagia paling sederhana. Tapi terkadang kita mencari-cari alasan untuk bisa tersenyum. Hal yang spontan dan paling indah yang bisa dilakukan manusia adalah tersenyum.

Saat pengalaman ke India kemarin, ada pelajaran berharga yang saya dapat dari anak-anak kecil yang setiap hari saya jumpai. Saat hari pertama tiba di India, saya berpapasan dengan beberapa orang anak kecil. Ketika itu jam makan siang. Saya berjalan menuju arah dapur. Ketika melihat saya -yang wajahnya asing bagi mereka- mereka langsung tersenyum.

Anak kecil hanya mengikuti hati mereka. Tidak perlu memilih kepada siapa harus tersenyum. Atau perasaan malu jika senyum tak terbalas.

Dengan pakaian sederhana mereka menyapa saya “Whats is your name?” dengan memamerkan gigi seperti iklan pasta gigi.

My name is Fitri. From Indonesia.

Mungkin kata “Indonesia” agak sulit diucapkan karena asing bagi mereka. Beberapa kali mereka mencoba mengulangi yang saya katakana tapi terdengar salah hehe..

Tapi mereka tidak lantas pergi. Justru semakin banyak yang mendekati saya. Ketika saya mengambil aba-aba untuk mengambil gambar, mereka sekejap tersenyum. Ternyata mereka menyukai apa yang saya bawa.

Wah, mudah sekali ya membuat orang tersenyum. Kamera!

Saat saya sampai dapur, teman-teman saya yang juga peserta TTC berkaca-kaca. Rupanya mereka terharu melihat cara anak-anak kecil yang sekolah di sekitar Ashram ini makan. Jadi, Ashram tempat kami tinggal berada di lingkungan sekolah. Masih yayasan yang sama. Anak-anak kecil ini setiap jam makan siang makan di suatu tempat yang sudah disediakan. Makanannya gratis hasil dari donasi. Tapi…

Sangat seadanya.

Setiap anak sudah dapat jatah. Yang terlihat hanya nasi dan kuah. Tetapi mereka makan dengan lahap.

Saya tidak suka menunjukkan kesedihan. Saya yakin mereka tidak membutuhkan air mata. Mereka membetuhkan senyuman kita. Saya masuk ke ruangan tempat mereka makan dan mengeluarkan kamera.

Kemudian apa yang terjadi?

Ruangan riuh. Saya melihat wajah-wajah bahagia. Ya. Karena kamera.

Saya bukan orang yang pandai di bidang fotografi. Kamera hanya untuk sekadang dokumentasi pribadi. Tapi di hari itu saya menemukan “The Magic of Camera”. Mereka tidak peduli wajahnya terlihat gendut, atau kusam, atau berminyak. Mereka hanya suka wajahnya ada dalam kamera.

Saya menanyakan apakah mereka bahagia? Mereka mengangguk (dengan ala India). Saat mereka tersenyum saya pun ikut tersenyum. Padahal cuaca sedang sangat panas.

Senyum juga menular.

Efek saat saya tersenyum adalah ada rasa lega di dalam hati. Perasaan bahagia. Tidak perlu rumit mencari alasan untuk bisa tersenyum. Saya tersenyum karena saya bahagia. Titik.

Sudahkah kamu tersenyum hari ini?

DSC_2488DSC07709DSC_2702

#IndiaTrip Part 4: Keunikan Detoks Mewarnai Hari Libur

Tanggal 13 Maret di Ashram Sadhana Dhama, Karnataka, Bengalore, India.

Hari minggu sebagai hari libur, akan tetapi juga hari detoks. Setelah menjalani kehidupan di Ashram yang super disiplin, detoks sungguh mewarnai hari libur ini. Detoks, sesuatu yang masih terasa berat. Kalau untuk setiap hari makan buah dan sayuran mungkin  gak masalah. Tapi kalau harus detoks…

Hari ini merupakan hari kelima tinggal di Ashram, dan saya merasakan detox untuk pertama kalinya. Jadi saat jam makan malam (sehari sebelumnya) lambung aku sudah mulai dipersiapkan untuk detoks. Detoks yang aku jalani ini untuk memperbaikin sistem pencernaan, ginjal, masalah kolestrol, dan hipertensi.

Malam sebelum Detox

Makanan malamnya soup. Dalam bayangan saya soup itu semacam corn cream soup yang hangat, manis, dan enak. Teryata beda lagi. Ada dua jenis menu yang harus masuk ke lambung. Mix Vegetable Cream Soup dan Spinach Soup.

DSC_2575
Mix Vegetables Soup dan Spinach Cream Soup

Mix Vegetable Cream Soup terdiri dari campuran beberapa jenis sayuran, antara lain bit, tomat, wortel, lobak, buncis, bunga kol, dan kacang polong. Semuanya direbus setengah matang dan diblender. Kemudian direbus lagi dengan bumbu jahe dan merica hitam. Rasanya bisa dibayangkan sendiri.

DSC_2570
Susah payah menghabiskan soup ini

Spinach Soup terdiri dari susu dan bayam. Nah, ini enak! (menurut saya yang suka susu)

Hari Detoks

Seperti malam sebelumnya saya bangun jam 5 pagi dan langsung mandi. Ini wajib supaya fresh dalam memulai aktivitas. Jam 6 dimulai pembersihan. Yang dimaksud pembersihan adalah “Kriyas”. Jadi kita membersihkan mulut, hidung, dan lambung. Karena hari ini detoks, jadi ditambah membersihkan sistem pencernaan.

DSC_2582(1)

Dimulai dengan meminum air putih hangat yang sudah dicampur sedikit garam. Diminum sebanyak dua gelas, kemudian melakukan beberapa gerakan yoga untuk membantu pencernaan.

IMG_20160326_174327

Kemudian minum lagi. Asana.

Minum lagi. Asana.

Minum lagi. Asana.

Pokoknya harus sampai bisa BAB. Kalau belum ya diulang terus.

Setelah 12 gelas air putih daTernyata benar. Yang keluar dari pup biasa, cairan, hingga hanya air putih. Aku kira mitos.

Kemudian melakukan kriyas yang lain. (Untuk kriyas lengkapnya kayanya akan diceritakan di tulisan yang lain)

Kemudian saatnya sarapan.

Katanya bubur. Tapi buburnya di luar ekspetasi. Ya dalam bayangan seperti bubur ayam, ternyata bubur yang bahannya dari beras dan kacang hijau. Tapi untung rasanya masih enak. Aku nambah. Iya laper.

DSC_2583

Setelah itu disuruh tidur. Untuk mengembalikan energi. Dilarang berbicara. Tapi ya larangan tinggal larangan. Mana kuat gak ngobrol sama teman satu kamar.

Setelah bangun tidur kembali makan siang. Makan siangnya masih menu yang sama dengan pagi.

Aduh, aku rindu gado-gado!

Ya begini memang kehidupan di Ashram. Karena sedang detox jadi memang mengurangi aktivitas fisik. Ada untungnya sih. Jadi kelas materi juga libur. Iya, hari ini bawaannya malas mau ngapa-ngapain.

Saat sedang lemas-lemasnya tiba-tiba ada dikasih tahu bahwa ada kelapa muda. Wow!

Sayangnya cuma boleh minum airnya. Karena masih dalam rangka detox. Yahh…

DSC_2592

Sebagai murid teladan maka saya MAKAN DAGINGNYA JUGA!

DSC_2609

Ini entah karena laper atau doyan. Yang jelas aku sampai nambah. 😀

Makan siang dan makan malam tetap dengan bubur seperti yang dimakan pagi. Tapi ada yang menyenangkan di hari lobur ini selain detoks: Jalan-Jalan!

Meski jalannya gak jauh-jauh sih. Yang penting bisa naik bajaj dan mengintip kehidupan di luar Ashram sejenak.

DSC_2597DSC_2644DSC_2646