Waktu masih kecil saya memiliki 3 buah celengan yang saya buat dari toples bekas permen. Masing-masing saya labeli sesuai dengan tujuan digunakannya. Dari kecil memang sudah diajari untuk menabung. Jika ingin sesuatu berarti saya harus rela menyisihkan uang jajan untuk ditabung. Sampai pada akhirnya saya mengenal bank. Lama-lama saya meninggalkan semua itu dan beralih menyimpan semuanya ke rekening bank. Pertama kali punya buku tabungan rasanya keren. Menabung jadi semakin semangat karena tiap angkanya bertambah langsung senang bukan main.
Tahun semakin berganti dan standar keren bukan hanya dari buku tabungan, tetapi kartu ATM. Merasa keren karena mengambil uang bisa lebih mudah. Apalagi saat punya kartu kredit. Melakukan transaksi tinggal gesek. Kemudahan ini yang membuat saya…
Gak kaya-kaya.
Bagaimana tidak, baru gajian langsung harus bayar banyak tagihan. Belum lagi belanja bulanan yang udah wajib dan gak bisa pakai nego. Untuk bekal anak ke sekolah aja ada budgetnya sendiri. Tapi ada satu racun yang membuat pengeluaran saya jadi berantakan: belanjain hobi.
Semenjak suka lari tiap bulan suka ada aja yang dibeli. Dimulai dari sepatu, baju, dan daftar-daftar race lari yang kecil-kecil menjadi bukit. Kalau event-nya di luar kota harus nambah lagi nih budgetnya. Biaya akomodasi dan uang jajan. Pantes ya gak kaya-kaya.
Kamis kemarin (23/3) di acara Jenius Talk, mas Aakar, financial planner dari Janus mengatakan yang kita butuhkan sebenarnya mengaturnya dari awal biar gak terkena jebakan batman. Dari sudah membuat ‘amplop’ untuk berbagai kebutuhan itu jadi masing-masing pengeluaran ada batasannya.
Tip Mengatur Keuangan dari Janus Financial Planner di Acara Jenius Talk
Mumpung ada di event Jenius, jadi saya sekalian membuat akun baru untuk lebih tahu tentang produknya. Tentu saja harus mengunduh Jenius Apps terlebih dahulu ke smartphone. Saya kira apps ini sama dengan mobile banking apps, ternyata jauh di atas itu. Kalau mobile banking hanya ada fasilitas mengecek saldo dan mutasi serta transaksi. Jika Jenius kita bisa mengatur keuangan.
Jenius sendiri adalah aplikasi yang dirancang dan dikembangkan untuk membantu masyarakat dalam mengatur keuangan. Dengan Jenius, kamu dapat membuat rekening bank dengan download aplikasi, menabung untuk suatu tujuan, mengirim uang tanpa ribet, serta melakukan transaksi online dengan aman. Pokoknya Jenius ini sangat memudahkan pengaturan keuangan!
MENGANDALKAN TEKNOLOGI UNTUK MENGATUR KEUANGAN
Sebagai generasi (mengaku) milenial apa-apa maunya dimanjakan teknologi. Bahkan sudah malas harus bolak balik ke bank sekadar pembukaan rekening. Jadi kemunculan revolusi digitalisasi di perbankan sangat membantu ibu-ibu yang sok sibuk seperti saya. Pas tahu ada proses pembukaan rekening, mengatur limit kartu, blokir dan membuka blokir kartu, serta manajemen keuangan hanya dari smartphone saya anggap sebagai inovasi yang memang dibutuhkan.
Apakah sama dengan mobile banking?
Sama sih. Karena kita bisa melakukan transaksi dan cek saldo hanya dari smartphone. Tapi kalau mobile banking kan tidak mengatur limit pengeluaran. Di dalam Jenius Apps terdapat fitur Dream Saver yang dapat membantu kita mencapai impian yang direncanakan. Misalnya saya ingin pergi ke Korea akhir tahun, saya dapat membuat menabung di alokasi yang sudah saya buat via apps.
Kalau saya kehilangan kartu saat travelling, saya bisa memblokir sendiri kartu secara temporary hanya tinggal klak klik. Kalau memang ternyata hanya lupa naro di koper dan akhirnya ketemu, saya bisa mengaktifkan lagi kartunya. Tapi.. kalau memang ternyata hilang beneran saya bisa memblokirnya secara permanen. Semua hanya dari smartphone. Simpel banget sih.
MEMISAHKAN PENGELUARAN SESUAI KEBUTUHAN DENGAN X-CARD
Permasalahan berikutnya adalah jika hanya memegang satu kartu, saya tetap harus memutar otak untuk membagi-bagi lagi. Tetap saja membutuhkan amplop untuk membagi-bagi setiap post pengeluaran. Amplop untuk belanja bulanan, amplop untuk uang jajan dan bekal anak, amplop untuk belanja pribadi saya (yang kalau udah urusan belanja sepatu lari dan daftar event lari udah jadi satu budget sendiri). Jangan sampai satu amplop menjadi benalu untuk amplop yang lainnya. Tekor-tekor juga.
Kembali ke cerita masa kecil saya yang membuat celengan-celengan sebagai ‘budget’ wishlist yang mau dibeli. Kartu ini seperti celengan-celengan saya itu. Supaya tiap celengan sudah ada tujuannya masing-masing. X-card ini terpisah dari kartu utama. Masing-masing bisa dilabeli sesuai tujuannya. Masing-masing kartu bisa diatur limitnya via smartphone dari Jenius Apps. Menariknya, kartu ini bisa dipindahtangankan ke orang lain.
Saat kita memiliki akun di Jenius maka kita dapat memiliki ada 3 kartu, yaitu m-card, e-card, dan x-card. M-card adalah kartu utama yang kita pegang, sedangkan x-card adalah kartu tambahan yang bisa diberikan ke orang lain dan tetap dalam kendali kita. Berbeda dengan e-card, kartu ini tidak ada kartu fisiknya. Merupakan kartu visual yang dapat digunakan untuk transaksi yang ada fasilitas pembayaran visa dan mastercard.
Nah, balik lagi deh ke masalah membagi pengeluaran dalam ‘amplop-amplop’. Jadi saya membagi pengeluaran dengan menggunakan x-card seperti ini:
Kartu khusus hobi
Saya paling gak bisa dilarang-larang buat gak beli sepatu. Sepatu saya sebenernya gak mahal-mahal banget, tapi lumayan sering. Sepatunya gak jauh-jauh dari sneakers dan sepatu lari. Sampai suami geleng-geleng kalau saya udah skrol-skrol Instagram buat liat-liat sepatu padahal sepatu yang baru belum keluar dari dus. Belum lagi buat daftar-daftar race lari. Pembayaran race kan rata-rata pakai kartu kredit jadi tiap ada info event lari langsung main daftar-daftar aja. Semenjak ada x-Card saya langsung bikin satu kartu khusus hobi dengan memberi limit. Kalau buat hobi limitnya per bulan aja, karena gak mungkin tiap hari juga kan dipakenya.
Kartu untuk belanja harian
Biarpun saya gak suka masak tapi kan di rumah harus ada makanan. Kalau gak beli ya si bibi yang masak. Saya buat satu kartu untuk urusan makanan di rumah. Karena saya kerja jadi kartu ini saya kasih si bibi. Jumlahnya saya atur mingguan, kalau bulanan takutnya nanti dia kebablasan. Sekaligus mengajarkan si bibi untuk mengatur uang belanja juga. Walaupun kartu dipegang dia tapi semua saya yang kontrol. Dari smartphone saya bisa mengatur besar uang belanja mingguannya. Oiya, ini bisa auto transfer, jadi kita gak perlu bolak balik transfer ke kartu tambahan ini.
Kartu untuk entertainment
Ibu-ibu juga butuh hiburan. Apalagi sehari-hari harus mengurus sekolah anak, rumah, ngajar yoga, bikin artikel, dan olahraga. Melipir ke kedai kopi atau nge-wine bareng temen sih boleh lah ya. Hair spa dan luluran buat manja-manjaan di salon saya masukan ke entertainment. Soalnya ini perihal ‘me-time’. Tantangannya kan jangan sampai uang hura-hura melebihi budget. Maka itu saya buat satu kartu untuk menjaga kesehatan jiwa ini. Biar gak terlalu kebablasan, saya buat limitnya secara mingguan. Jadi di tanggal tua bisa tetap senang-senang. Asik kan!
Dengan Jenius, pengaturan keuangan saya jadi lebih tertata dan saya bisa memenuhi kebutuhan pribadi maupun keluarga. Belum lagi bunga menabung di Flevi Saver dan Dream Saver Jenius adalah 5%. Yuk pakai Jenius. Download aplikasinya di sini.