Cara Jenius Mengatur Keuangan Hanya dari Smartphone

DSC01926-01

Waktu masih kecil saya memiliki 3 buah celengan yang saya buat dari toples bekas permen. Masing-masing saya labeli sesuai dengan tujuan digunakannya. Dari kecil memang sudah diajari untuk menabung. Jika ingin sesuatu berarti saya harus rela menyisihkan uang jajan untuk ditabung. Sampai pada akhirnya saya mengenal bank. Lama-lama saya meninggalkan semua itu dan beralih menyimpan semuanya ke rekening bank. Pertama kali punya buku tabungan rasanya keren. Menabung jadi semakin semangat karena tiap angkanya bertambah langsung senang bukan main.

Tahun semakin berganti dan standar keren bukan hanya dari buku tabungan, tetapi kartu ATM. Merasa keren karena mengambil uang bisa lebih mudah. Apalagi saat punya kartu kredit. Melakukan transaksi tinggal gesek. Kemudahan ini yang membuat saya…

Gak kaya-kaya.

Bagaimana tidak, baru gajian langsung harus bayar banyak tagihan. Belum lagi belanja bulanan yang udah wajib dan gak bisa pakai nego. Untuk bekal anak ke sekolah aja ada budgetnya sendiri. Tapi ada satu racun yang membuat pengeluaran saya jadi berantakan: belanjain hobi.

Semenjak suka lari tiap bulan suka ada aja yang dibeli. Dimulai dari sepatu, baju, dan daftar-daftar race lari yang kecil-kecil menjadi bukit. Kalau event-nya di luar kota harus nambah lagi nih budgetnya. Biaya akomodasi dan uang jajan. Pantes ya gak kaya-kaya.

Kamis kemarin (23/3) di acara Jenius Talk, mas Aakar, financial planner dari Janus mengatakan yang kita butuhkan sebenarnya mengaturnya dari awal biar gak terkena jebakan batman. Dari sudah membuat ‘amplop’ untuk berbagai kebutuhan itu jadi masing-masing pengeluaran ada batasannya.

20170316_132821

Tip Mengatur Keuangan dari Janus Financial Planner di Acara Jenius Talk

Mumpung ada di event Jenius, jadi saya sekalian membuat akun baru untuk lebih tahu tentang produknya. Tentu saja harus mengunduh Jenius Apps terlebih dahulu ke smartphone. Saya kira apps ini sama dengan mobile banking apps, ternyata jauh di atas itu. Kalau mobile banking hanya ada fasilitas mengecek saldo dan mutasi serta transaksi. Jika Jenius kita bisa mengatur keuangan.

Jenius sendiri adalah aplikasi yang dirancang dan dikembangkan untuk membantu masyarakat dalam mengatur keuangan. Dengan Jenius, kamu dapat membuat rekening bank dengan download aplikasi, menabung untuk suatu tujuan, mengirim uang tanpa ribet, serta melakukan transaksi online dengan aman. Pokoknya Jenius ini sangat memudahkan pengaturan keuangan!

MENGANDALKAN TEKNOLOGI UNTUK MENGATUR KEUANGAN

Sebagai generasi (mengaku) milenial apa-apa maunya dimanjakan teknologi. Bahkan sudah malas harus bolak balik ke bank sekadar pembukaan rekening. Jadi kemunculan revolusi digitalisasi di perbankan sangat membantu ibu-ibu yang sok sibuk seperti saya. Pas tahu ada proses pembukaan rekening, mengatur limit kartu, blokir dan membuka blokir kartu, serta manajemen keuangan hanya dari smartphone saya anggap sebagai inovasi yang memang dibutuhkan.

20170324_074058
Mengatur keuangan dan melakukan transaksi dari Jenius Apps di smartphone

Apakah sama dengan mobile banking?

Sama sih. Karena kita bisa melakukan transaksi dan cek saldo hanya dari smartphone. Tapi kalau mobile banking kan tidak mengatur limit pengeluaran. Di dalam Jenius Apps terdapat fitur Dream Saver yang dapat membantu kita mencapai impian yang direncanakan. Misalnya saya ingin pergi ke Korea akhir tahun, saya dapat membuat menabung di alokasi yang sudah saya buat via apps.

Kalau saya kehilangan kartu saat travelling, saya bisa memblokir sendiri kartu secara temporary hanya tinggal klak klik. Kalau memang ternyata hanya lupa naro di koper dan akhirnya ketemu, saya bisa mengaktifkan lagi kartunya. Tapi.. kalau memang ternyata hilang beneran saya bisa memblokirnya secara permanen. Semua hanya dari smartphone. Simpel banget sih.

MEMISAHKAN PENGELUARAN SESUAI KEBUTUHAN DENGAN X-CARD

Permasalahan berikutnya adalah jika hanya memegang satu kartu, saya tetap harus memutar otak untuk membagi-bagi lagi. Tetap saja membutuhkan amplop untuk membagi-bagi setiap post pengeluaran. Amplop untuk belanja bulanan, amplop untuk uang jajan dan bekal anak, amplop untuk belanja pribadi saya (yang kalau udah urusan belanja sepatu lari dan daftar event lari udah jadi satu budget sendiri). Jangan sampai satu amplop menjadi benalu untuk amplop yang lainnya. Tekor-tekor juga.

Kembali ke cerita masa kecil saya yang membuat celengan-celengan sebagai ‘budget’ wishlist yang mau dibeli. Kartu ini seperti celengan-celengan saya itu. Supaya tiap celengan sudah ada tujuannya masing-masing. X-card ini terpisah dari kartu utama. Masing-masing bisa dilabeli sesuai tujuannya. Masing-masing kartu bisa diatur limitnya via smartphone dari Jenius Apps. Menariknya, kartu ini bisa dipindahtangankan ke orang lain.

Saat kita memiliki akun di Jenius maka kita dapat memiliki ada 3 kartu, yaitu m-card, e-card, dan x-card. M-card adalah kartu utama yang kita pegang, sedangkan x-card adalah kartu tambahan yang bisa diberikan ke orang lain dan tetap dalam kendali kita. Berbeda dengan e-card, kartu ini tidak ada kartu fisiknya. Merupakan kartu visual yang dapat digunakan untuk transaksi yang ada fasilitas pembayaran visa dan mastercard.

Nah, balik lagi deh ke masalah membagi pengeluaran dalam ‘amplop-amplop’. Jadi saya membagi pengeluaran dengan menggunakan x-card seperti ini:

Kartu khusus hobi

Saya paling gak bisa dilarang-larang buat gak beli sepatu. Sepatu saya sebenernya gak mahal-mahal banget, tapi lumayan sering. Sepatunya gak jauh-jauh dari sneakers dan sepatu lari. Sampai suami geleng-geleng kalau saya udah skrol-skrol Instagram buat liat-liat sepatu padahal sepatu yang baru belum keluar dari dus. Belum lagi buat daftar-daftar race lari. Pembayaran race kan rata-rata pakai kartu kredit jadi tiap ada info event lari langsung main daftar-daftar aja. Semenjak ada x-Card saya langsung bikin satu kartu khusus hobi dengan memberi limit. Kalau buat hobi limitnya per bulan aja, karena gak mungkin tiap hari juga kan dipakenya.

Kartu untuk belanja harian

Biarpun saya gak suka masak tapi kan di rumah harus ada makanan. Kalau gak beli ya si bibi yang masak. Saya buat satu kartu untuk urusan makanan di rumah. Karena saya kerja jadi kartu ini saya kasih si bibi. Jumlahnya saya atur mingguan, kalau bulanan takutnya nanti dia kebablasan. Sekaligus mengajarkan si bibi untuk mengatur uang belanja juga. Walaupun kartu dipegang dia tapi semua saya yang kontrol. Dari smartphone saya bisa mengatur besar uang belanja mingguannya. Oiya, ini bisa auto transfer, jadi kita gak perlu bolak balik transfer ke kartu tambahan ini.

IMG_20170324_063400
Mengatur pengeluaran berdasakan periode waktu

Kartu untuk entertainment

Ibu-ibu juga butuh hiburan. Apalagi sehari-hari harus mengurus sekolah anak, rumah, ngajar yoga, bikin artikel, dan olahraga. Melipir ke kedai kopi atau nge-wine bareng temen sih boleh lah ya. Hair spa dan luluran buat manja-manjaan di salon saya masukan ke entertainment. Soalnya ini perihal ‘me-time’. Tantangannya kan jangan sampai uang hura-hura melebihi budget. Maka itu saya buat satu kartu untuk menjaga kesehatan jiwa ini. Biar gak terlalu kebablasan, saya buat limitnya secara mingguan. Jadi di tanggal tua bisa tetap senang-senang. Asik kan!

20170316_125435-01

Dengan Jenius, pengaturan keuangan saya jadi lebih tertata dan saya bisa memenuhi kebutuhan pribadi maupun keluarga. Belum lagi bunga menabung di Flevi Saver dan Dream Saver Jenius adalah 5%. Yuk pakai Jenius. Download aplikasinya di sini.

Semangat Ikut Lomba Masak dari Alfamart demi ke Belanda

20170317_081020-01

“Jalan kaki ke Alfamart kayanya lebih gampang daripada jalan ke dapur.“

Yang merasa begini juga ayo kita rapatkan barisan! Masak itu buat saya menghabiskan banyak waktu, modal, dan tenaga. Belum tentu enak juga. Ya ini mah alasan klasik ibu-ibu milenial yang emang belum nemu ‘mood’ masak aja.

Tapi.. jujur deh saya justru lagi getol-getolnya ngumpulin stamp Alfamart buat dapet cookware. Kalau berhasil dapat 30 stamp bisa dapet 1 fry pan RoyalVKB Cookware yang 24cm. Tapi ya gara-gara fry pan premium ini saya jadi agak rajinan ke dapur. Ternyata peralatan masak itu penting banget ya buat naikin mood masak. Makin keren alat masaknya  makin semangat. Apalagi kalau buat diunggah di media sosial. Pantesan dulu banyak ibu-ibu semangat banget sama panci sampai ada yang namanya kredit panci. Eh, masih ada gak sih?

2

Syarat dapat stamp ini dengan pembelian produk sponsor senilai 30 ribu berlaku sampai 30 Mei 2017. Kebetulan diapernya Shayna masih jadi produk sponsor jadi makin semangat ngumpulinnya. Malahan ada yang sampai tiga kali nukerin stamp. Jadi merasa kompetitip kan!

DARI MASAK SAMPAI KE BELANDA

Di suatu senin yang cerah dan cenderung panas ibu-ibu yang optimis ini jalan ke Alfamart untuk menukar stamp, sekalian beli susu Shayna yang habis. Tiba-tiba mbak kasir dengan rambut panjang dikuncir kuda memberi info dari syurga. Dengan belanja produk sponsor dari RoyalVKB Cookware senilai 30 ribu kita bisa ikut lomba masak yang grandprize-nya ke Belanda.

BELANDA!

Buat saya yang belum pernah jalan-jalan yang agak jauhan, apalagi ke Eropa kayanya langsung mendadak pengen bikin banyak resep biar menang. Yang tadinya malas masak malah jadi mendadak produktif. Pokonya aku mah ikhlas kalau disuruh ke Belanda…

Mulai cari-cari ide dari yang simple-simpel karena saya gak sanggup juga kalau mendadak bikin resep kaya Ibu Sisca Soewitomo. Resep pertama saya adalah pancake. Gak terlalu ribet tapi juga enak. Yang jelas pasti kemakan sama anak-anak. Buat apa bikin masakan yang susah tapi ternyata gak kemakan anak-anak. Resepnya disimpen dulu di buku biar gak dicontek orang. (Dih, siapa juga yang mau niru dari yang baru belajar masak!)

Semoga bisa menang ya. Kalau menang kan lumayan bisa diundang tante Farah Quin buat masak di depan dia. Kesempatan ini untuk 10 konsumen yang terpilih. Nanti kita diundang juri buat masak di depan mereka. Ih, kan seru! (padahal dengkul gemeteran)

1

Ada tiga pemenang yang dipilih untuk mendapat hadiah. Hadiah untuk pemenang pertama tentu saja ke Belanda, pemenang kedua mendapat sepeda motor matic, pemenang ketiga mendapat uang tunai. Semua pemenang mendapat 1 set cooking ware.

Mekanismenya begini:

  1. Belanja produk sponsor dari RoyalVKB Cookware senilai 30.000 dan catat nomor struk belanjanya.
  2. Buat resep makanan yang menarik dan tentu saja enak. Jangan lupa difoto ya!
  3. Setelah difoto kamu unggah ke media sosial (Twitter, Instagram, Facebook) dan tulis resepnya pada caption dengan tagar #ResepBundaAlfamart. Jangan lupa sertakan nomor struk belanjanya.
  4. Kalau masuk 10 besar yang terpilih nanti langsung dites masak resep yang kamu buat langsung di depan mereka. Nanti dipilih pemenangnya dari urutan 1 sampai 10. Iya, semua dapet hadiah!
  5. Posting resep sebanyak-banyaknya karena buat yang mengirim terbanyak dapat a-voucher belanja di Alfamart senilai 500.000

Buat ikutan lomba ini jangan coba-coba nyontek punya orang  karena kalau nanti disuruh masak depan jurinya dan ternyata beda bakalan malu. Udah malu, gak bisa menang pula. Jadi usahakan memang original milik sendiri. Keputusan juri tidak dapat diganggu gugat. Buat yang gak dapat 3 besar tetap dapat hadiah berupa voucher belaja Alfamart dengan nilai terbesar hingga 5.000.000.  Tapi hati-hati penipuan ya! Buat lebih jelasnya buka aja www.alfamartku.com.

Air Mancur Sri Baduga Menambah Pesona Purwakarta

IMG-20170219-WA0001
Foto dari Wira Nurmansyah

Malam yang terang dengan lampu-lampu yang bergantungan di bawah langit Purwakarta. Ditambah lagi gerobak-gerobak yang menyuguhkan aneka jajanan di pinggir jalan. Orang-orang berlalu lalang sambil menikmati makanan kecil yang dibelinya dan sibuk melakukan swafoto.

Keramaian kota ini sudah lama tidak terasa semenjak lahirnya Tol Cipularang. Biasanya kota ini dijadikan tempat singgah untuk beristirahat tetapi sudah tergantikan dengan rest area yang berdiri di sisi tol. Pada Sabtu malam di tanggal 20 Februari kemarin kota ini tidak seperti biasanya. Begitu padat, cantik, dan hidup. Malam ini menjadi salah satu sejarah untuk Purwakarta karena air mancur yang digadang-gadang terbesar se-Asia Tenggara resmi diluncurkan.

Saat mendapat undangan untuk menghadiri peresmian Air Mancur Sri Baduga senangnya luar biasa. Apalagi ternyata banyak tempat baru di Kabupaten Purwakarta yang menarik untuk dikunjungi. Air mancur yang terletak di tengah kota ini dibuat di sebuah danau yang dinamakan Situ Buleud yang sudah lama ada. Saya dan beberapa teman blogger lain yang diundang oleh Kementrian Pariwisata datang bersama-sama dengan antusias yang sangat tinggi. Antusias untuk pamer salah satunya. Uhuk!

IMG-20170310-WA0011
Menteri Pariwisata Arif Yahya dan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi saat meresmikan pembukaan Air Mancur Sri Baduga

Rasa antusias ini bukan hanya milik kami, tetapi juga semua warga baik berasal dari Kabupaten Purwakarta maupun dari luar daerah. Karena sangat banyak peminatnya, untuk masuk ke area air mancur sangat sulit. Terdapat dua pintu untuk masuk. Pintu 1 untuk para warga dan pintu 2 untuk undangan dan media. Karena pintu 1 sudah sulit untuk dimasuki maka para warga yang tidak mau melewatkan pertunjukan air mancur akhirnya mengantri di pintu 2.

DI SAAT SUDAH DI DEPAN PINTU TAPI TIDAK BISA MASUK

Saya sendiri tidak bisa menghitung berapa banyak warga yang hadir, yang jelas posisi saya dan teman-teman sudah tidak bisa bergerak. Saya melihat banyak teman-teman wartawan yang mencoba masuk tapi menjadi beku karena pintu 2 yang sudah ditutup. Yang kami lakukan hanya ‘menyelamatkan kamera’. Saya yang beli kamera aja harus mencicil berusaha menyelamatkan kamera mirrorless dengan mengangkatnya ke atas. Takut rusaaaaak!

20170218_194534-01
Warga yang berdatangan mendekati Situ Buleud untuk menyaksikan Air Mancur Sri Baduga

Di saat tubuh yang terhimpit ribuan manusia dan tangan ke atas dengan memegang kamera, saya melihat wartawan dari media besar juga bersusah payah untuk mengangkat kameranya yang jauh lebih mahal. Duh, jadi malu sendiri.

Apalah saya ini!

Apalah kamera saya ini!

Posisi saya sudah dua baris dari pintu gerbang, tetapi tidak bisa masuk karena pintu gerbang tertutup rapat. Beruntung di depan saya adalah Ivan Loviano, badannya yang lebih besar membuat saya terasa aman. Pokoknya saya mepet ke dia aja biar gak kesikut-sikut orang. Saya, Ivan, Adis, Wira, Mamah Wiwiek, dan staf Kemenpar membentuk satu barusan supaya tidak terpencar. Kalau masalah sepatu keinjak orang sih udah lemesin aja shay…

IMG-20170310-WA0010
Sementara itu para pengunjung sedang dihibur oleh tarian kolosal Siliwangi Gugat yang memesona

Saya juga maklum kami sebagai undangan tidak bisa masuk karena antrian warga yang mencoba masuk di pintu ini juga sudah sangat panjang dan padat. Takutnya banyak warga yang dorong-mendorong dan terjadi hal yang tidak diinginkan. Saya tanya ke ibu-ibu di sebelah saya mengapa terus bertahan di antrian untuk bisa masuk, jawabnya:

“Namanya juga penasaran. Mau liat air mancurnya.”

Ya… saya juga sih. Yasudah kita sama-sama antri aja deh yuk bu!

Saat berada dalam jebakan kepadatan, tiba-tiba suara air mancur terdengar. Yah… terlewat!

Sedih banget gak bisa melihat air mancurnya padahal tujuan utamanya adalah melihatnya secara langsung. Kecewa tapi mencoba ‘sok-sokan’ pasrah. Sampai akhirnya mendapat kabar…

Ada sesi selanjutnya!

AKHIRNYA LIHAT AIR MANCUR SRI BADUGA!

Terharuuuu…

Setelah panas, pengap, air mata, dan keringat akhirnya bisa melihat air mancur kebanggaan Jawa Barat khususnya Kabupaten Purwakarta. Bukan hanya warga sana yang bangga, saya yang juga dari Bekasi juga bangga. Ini menjadi salah satu kebanggan Indonesia.

Air mancur rancangan Hery Sugihardi yang merupakan putra asli Purwakarta ini memang sangat cantik dan elegan. Semburan air yang menari, musik, dan cahaya warna-warni menjadi satu harmoni. Air-air menari setinggi 2 meter dalam gradasi merah, biru, kuning, hijau, dan ungu membuat seluruh pengunjung bersorai. GAK SIA-SIA KEMARI!

Penasaran juga?

Mampir aja ke Purwakarta. Lewat tol dari Jakarta hanya 2 jam kalau lancar. Kalau mau melihat-lihat taman air mancurnya bisa datang hari apa saja. Tetapi jika ingin melihat atraksi air mancur sesuai yang saya visualisasikan datangnya hari sabtu ya! Dibuka dari jam 19.30-20-30 WIB. Gratis kok!

Transformasi Eceng Gondok untuk Menyelamatkan Rawa Pening

DSC01325_1-02

Pagi menjelang siang cuaca yang cukup tidak teduh tapi juga tidak terlalu terik karena angin sedang menari-nari di Rawa Pening. Mata sedikit mengantuk karena untuk perjalanan ke Semarang saya sudah harus bangun pukul 2.30 pagi hari. Harapan saya bisa tidur di pesawat, tapi realitanya malah nonton film.

Rawa Pening, rawa yang gak bikin pening. Menyajikan panorama yang asik diliat. Meskipun hanya sebuah danau tapi latar gunungnya itu yang bikin betah mata. Berada di Kabupaten Semarang, danau di tengah daratan ini luasanya mencapai 2.070 hektar. Berdiri di atas jembatan yang bergantung di atas danau membuat netizen seperti saya gak sanggup kalau gak ambil foto buat diunggah di Instagram. Rawa pening ini memang cantik, berada di antara kaki Gunung Merbabu, Gunung Relemoyo, dan Gunung Ungaran.

20170302_103019(0)-01
Jangan lupa follow akun Instagram @fitritash ya!

Tepatnya hari kamis pertama di bulan Maret, Saya bersama teman-teman dari #Sidopiknik berkesempatan melihat Rawa Pening ini. Saat kami sampai dan berdiri di tepi danau sudah dapat melihat banyak tanaman eceng gondok, kira-kira sebanyak 1.800 hektar. Bukan saya yang menghitung, tapi Pak Irwan Hidayat sebagai direktur PT. Sido Muncul Tbk yang menjelaskan.

DSC01322

Selain eceng gondok dan perahu, ada juga mesin pengeruk yang berdiri di permukaan airnya. Mesin-mesin tersebut untuk mencabut tanaman eceng gondok dari danau.

Loh apa salah eceng gondok sampai harus dicabut?

Ternyata eceng gondok ini menghambat jalur perahu yang melintas di sekitar danau dan tentunya menghambat para nelayan juga untuk mencari ikan. Eceng gondok (Eichornia Craaipes) adalah tumbuhan air yang hidup mengapung dan memiliki kecepatan tumbuh tinggi. Bayangkan saja, 1 batang eceng gondok bisa bertambah pertumbuhannya seluas 1m2 hanya dalam waktu 23 hari. Ini yang menyebabkan proses sedimentasi di Rawa Pening.

Kedalaman air di Rawa pening sekarang sekitar 5-7 meter, padahal waktu tahun 1995 bisa mencapai 15 meter. Populasi ikan pun berkurang. Ini sebabnya eceng gondok ini mesti diangkat. Eceng gondok yang sebenarnya banyak manfaatnya menjadi tanaman yang lagi menjadi pusat perhatian karena meresahkan. Sad!

20170302_100937-01

Berdasarkan kekawatiran ini akhirnya Sido Muncul Tbk, yang lokasi pabriknya tidak jauh dari Rawa Pening mulai berpikir untuk mengubah eceng gondok menjadi briket bahan bakar berbentuk wood pellet yang memiliki value lebih, bukan dikenal sebagai penghambat dan limbah domestik semata. Setelah melalui proses penelitan akhirnya ditemukan pemanfaatan eceng gondok sebagai sumber bahan bakar baru.

ECENG GONDOK MENJADI SUMBER BAHAN BAKAR BARU

Setelah berjalan-jalan di Rawa Pening, akhirnya kami melanjutkan perjalanan untuk mampir ke pabrik Sidomuncul untuk melihat pengolahan eceng gondok menjadi sumber bahan bakar baru. Tidak disangka ternyata ada kawasan pabrik ini bisa dijadikan tempat berwisata juga. Banyak pepohonan yang ridang dan juga terdapat air mancur buatan. Bahkan kita bisa melihat harimau-harimau Sumatra di dalam kawasannya.

IMG-20170302-WA0018
#Sidopiknik babes on fire!

Sido Muncul memproduksi wood pellet sejak januari 2015 yang berbahan dasar ‘ampas’ limbah padat jamu dan hasil wood pellet ini dipakai untuk bahan bakar boiler proses prosduksi jamu. Penggunaaan bahan bakar untuk proses produksi saat ini 50% dari wood pellet dan 50% lainnya dengan gas.

Setelah masuk ke dalam pabrik langsung tercium aroma jamu. Satu per satu peserta piknik yang merupakan influencer dan pembuat konten diberi masker. Standar masuk ke kawasan produksi. Kami ditunjukkan bagaimana proses pengubahan eceng gondok menjadi briket bahan bakar. Tahap awal pengolahan tanaman eceng gondok ini adalah pencahahan. Proses ininuntuk mempermudah proses pengeringan. Bagian dari eceng gondok yang diubah menjadi briket bahan bakar adalah keseluruhan bagian, dari mulai daun hingga batang.

20170302_111118-01
Eceng gondok yang baru dicacah sebelum diekstraksi

Setelah itu lalu diekstraksi, mengubah dari bentuk tanaman basah perlu dikeringkan untuk mengurangi kadar airnya. Kadar air eceng gonsok segar rata-rata sekitar 30-40%. Proses pengeringan perlu dilakukan hingga kadar airnya maksimum 10%.

Tahap selanjutnya adalah penguapan. Setelah diuap, bahan baku ini dipanaskan hingga 100 derajat celcius, kemudian di-vacuum sampai ke suhu -0,8 dan akhirnya ke suhu lebih rendah, yaitu -0,7. Setelah itu tidak ada lagi eceng gondok yang dianggap gulma, tetapi briket bahan bakar berbentuk pellet yang memiliki nilai jual yang menggiurkan.

DSC01333
Eceng gondok yang sudah berubah bentuk menjadi wood pellet

Sumber bahan bakar ini bisa untuk sebagai bahan bakar industri hingga rumahan. Kalau kata Direktur Sidomuncul Tbk, Pak Irwan Hidayat: “Wood pellet yang bernilai 1.100 (Sudah termasuk proses dengan mesin) saat dieksport bisa menjadi 1.600. Sekilo wood pellet bisa senilai 200.”. Saat itu saya masih belum terbayang satu kilo itu terdapat berapa banyak wood pellet.

DSC01365-01
Inilah eceng gondok yang sudah berubah menjadi sumber bahan bakar baru berupa wood pellet!

Balik lagi ke Rawa Pening ya…

Jadi kalau eceng gondok ini diolah lebih ‘smart’, sebenarnya  dapat mengubah value yang jauh jauh jauuh lebih tinggi. Dan yang penting Rawa Pening bisa dieksplor lebih baik lagi menjadi wisata baru yang menjanjikan.

Tapi..

Kendala tetap ada wahai pemirsa. Pertumbuhan eceng gondok lebih cepat dari proses pengangkatan eceng gondoknya. Jadi ya membutuhkan alat dan mesin yang lebih banyak lagi juga. Harapannya sih banyak investor yang mulai melirik. Kamu mau join?

Kalau mau lihat video singkat tentang “Kisah Eceng Gondok di Rawa Pening” dari Motulz Anto silakan klik di bawah ya!