Florence Litteur, penulis buku “Personality Plus” telah menguraikan 4 sifat dasar manusia, salah satunya adalah Plegmatis. Karakter ini cenderung lebih tenang dan tidak suka pertengkaran. Karena tipe yang mengindari konflik maka akan menyelesaikan masalah dengan cara damai dan akan melakukan segala sesuatu agar tidak menimbulkan pertengkaran. Seorang plegmatis akan selalu berusaha berpikir positif dalam menelaah suatu masalah.
Karakter ini mengingatkan saya pada filosofi yoga yang dapat menjadi paduan untuk melatih berpikir positif. Bagaimana seseorang dapat tetap tenang dalam segala hal, ketika manusia juga dipenuhi hasrat dan ego?
Mengenal diri sendiri
Dalam Bab 1 Yoga Sutra Patanjali (Samadhi Padah), pada awal ayat sudah diterangkan bahwa yoga dapat mengendalikan tahapan-tahapan pikiran. Untuk dapat mengendalikan pikiran maka seseorang sendiri harus mengetahui dirinya sendiri. Sebelum memulai asanas, seseorang melakukan “Dirghasvanam” dan “Pratyahara” yang berfungsi supaya pikiran menjadi stabil dan tenang, serta melatihsensitifitas pada panca indera. Kedua hal ini diperlukan agar dalam melakukan asanas menjadi lebih fokus.
Penerimaan
Setelah mengenal diri sendiri, maka pikiran dan tubuh akan lebih sensitif pada hal-hal yang masuk melalui panca indera. Ketika membaca berita, maka akan lebih kritis pada pemberitaan tersebut. Saat ada hal-hal yang kurang disukai maka rasa sedih kecewa akan lebih dirasakan. Ada yang pernah menyebutkan (Salah satunya Patanjali) bahwa semakin tingginya keinginan maka semakin rendahnya kebahagiaan. Mungkin maksudnya dengan adanya ‘rasa ingin’ rasa kecewa jika tidak mencapainya juga semakin besar. Di dalam yoga, inilah salah satu tantangan yang harus dapat dilewati. Praktisi yoga biasanya melakukan meditasi untuk dapat mengatasi tantangan-tantangan ini. Sebagai catatan, meditasi itu bukan mengosongkan pikiran. Meditasi itu memusatkan pikiran untuk fokus pada sesuatu yang SANGAT BAIK, pada hal-hal yang SANGAT POSITIF, pada hal-hal yang MAHA KASIH, pada hal-hal yang MAHA PEMURAH, pada hal-hal yang MAHA PENGAMPUN. Apakah itu?
TUHAN
Tentunya kita percaya bahwa segala hal yang datang itu datang dari Takdir Tuhan, maka berserah pada Tuhan menjadi jalan terbaik. Setiap orang dapat berlatih sesuai kepercayaan yang dianut masing-masing.
Sikap
Setelah mampu mengenal diri sendiri dan mampu menerima konsidi yang terjadi dengan memandangnya dari sisi positif maka dalam bersikap pun mencoba untuk lebih jujur. Dengan berlatih teknik yoga secara konsisten maka “attitude” pun akan terbentuk lebih baik. Dalam berlatih asanas, kita harus menyadari kekuatan dan kemampuan tubuh. Fokus pada diri sendiri dan berlatih dengan kemampuan yang ada. Jika fokus beralih pada orang lain, pada akhirnya ada rasa kompetitif pada orang tersebut dan dampaknya akan merugikan diri sendiri. Kemungkinan cedera bisa saja terjadi.
Kekuatan pikiran itu besar, maka awali semuanya dengan menyugesti diri sendiri seperti “i am becoming more positive every day!”. Berpikir positif pada orang lain pun dampak baiknya akan terasa untuk diri sendiri. Jauh dari rasa kecewa, pikiran lebih tenang, dan lama-lama rasa benci pun akan hilang. Walaupun memang tidak mudah dan harus sering dilatih, berpikir positif memang lebih menyenangkan.
“Apapun duka maka kebencian mengikuti. Penderitaan mengikuti kebencian”