#FITnFasting: 10 KM Pertama Mampir di Bulan Ramadan

IMG_20160622_063048

Saat menjadi salah salah satu pembicara dalam Pecha Kucha Jakarta Vol 25 “Let’s Get Physical”, saya bertemu banyak teman-teman dari cabang yang berbeda, yaitu salah satunya taichi, lari, dan martia arts. Saat selesai acara saya ngobrol sebentar dengan Chaidir Akbar, seorang penggiat trialthon. Tiba-tiba ditanya “Kamu suka lari?” kemudian saya menggeleng. Tapi sejujurnya saya sangat ingin sekali menjawab: “Ya!”. Ehe ehe ehe..

Selang beberapa hari, Mas Chaidir (Duh, sejujurnya aku gak tau panggilannya apa) mengirim pesan via whatsapps. Nanya sedikit tentang yoga dan apakah yoga bisa meningkatkan performa untuk lari? Saya bisa menjawab hanya berdasarkan artikel-artikel yang saya baca. Sempat juga menulis yoga untuk pelari. Akan tetapi saya sendiri belum pernah eksplorasi sendiri. Di sini awal cerita..

Impulsif Daftar Pelatihan Lari

Selang beberapa minggu kemudian, teman saya Nita Sellya mengunggah info pelatihan lari bersama Matias Ibo. Entah kenapa saya secara impulsif langsung daftar. Iya, benar-benar daftar. Saya texting Kak Neil dan langsung transfer biaya latihan sebulan. Latihannya setiap selasa dan kamis di GBK jam 7 malam. Saya langsung hadir!

Sebenarnya saya masih sibuk untuk latihan yoga persiapan event International Yoga Days di JNICC tanggal 18 Juni 2016 di GBK. Hari awal latihan untuk lari pertama kali saya jalani dengan ngos-ngosan. Saya berangkat menuju JNICC sorenya untuk latihan yoga. Sampai di tempat latihan yoga pukul 4.30. Saat adzan maghrib latihan yoga pun break dulu. Waktunya berbuka puasa dan menikmati takjil. Ya, selama latihan saya hanya buka dengan snack dan buah. Setelah itu kembali latihan kembali. Karena punya rencana aka lari, maka saat sudah pukul 6.45 saya bergegas ke GBK. Ngebut.

Saat sampai GBK saya langsung menelepon Kak Neil. Ternyata yang ikut latihan banyak dan memang dari komunitas lari Run For Indonesia. Duh, aku lumayan minder. Ternyata Matias Ibo-nya tidak bisa hadir jadi kami hanya latihan lari bersama.

Sejujurnya saya tuh gak tau siapa itu Matias Ibo. Saya juga bukan pelari dan belum pernah ikut race apapun. Lari biasanya standar keliling komplek. Malam itu Rutenye GBK – Plaza Senayan – Sevel Bulungan – Wijaya – Gunawarman – SCBD – GBK. Kira-kira jarak 8 km. Untuk yang belum pernah lari jarak jauh apalagi ikutan race, ini sesuatu yang wow buat saya!

Awalnya saya kira saya tidak akan sanggup ikut lari seperti ini, tapi ternyata lancar (meski mau mati!) sampai finish. Napas lumayan bisa stabil, tetapi stamina pada kaki masih lemah. Ya biasanya kan kaki tidak terlalu banyak movement saat yoga. Sekalipun ada tapi ruangnya hanya seputar matras. Yang menghibur adalah ketika selesai teman-teman lari pada menyemangati. Apalagi Koh Willy (Founder RFI) bilang “Cara lari kamu udah benar. Kamu udah bagus kok. Kalau sering latihan nanti akan berkembang. Pokonya jangan jadi kapok.”. Kata-kata itu lumayan menyemangati banget. Dan teman-teman runners sangat ramah dan open untuk pemula seperti saya.

Karena kesibukan latihan yoga, saya absen di latihan berikutnya. Akan tetapi tetap latihan sendiri dengan muter-muter di GBK. Awalnya hanya sampai 3 miles, kemudian 5 miles. Seminggu kemudian kembali latihan bareg lari. Sehari sebelumnya sudah pemanasan 5 miles. Saat sebelum mulai latihan bareng-bareng saya pemanasan dulu lari sekitar 1,25 miles di GBK. Akhirnya lanjut dengan rute hampir sama dengan sebelumnya, tetapi sempat mampir ke Taman Ayodya.

Setelah Berbagai Cobaan Menghadang Akhirnya…

Dari semangat banget, semangat aja, sampai “ini ada berhentinya gak sih?”. Aduh, sumpah cape banget!

Paha kanan sempat tegang. Saat di Senopati paha sudah tidak mampu berlari. Kalau dipaksain sih gakmakin gak beres, jadi saya tinggalkan gengsi dan yaudah deh jalan aja!

Sebenarnya saat di tengah perjalanan juga sudah merasa “Duh, kayanya gak sanggup deh!”. Saya ingat ketika itu masih 3 miles pertama. Dan mau kraiiii!

Setelah sampai SCBD saya kembali berlari kecil. . Dalam pikiran ini masih terbesit “Jangan sampai latihan ini sia-sia! Jauh loh dari Bekasi ke GBK!”Ternyata motivasi dari dalam ini lumayan besar juga.

Setelah cobaan demi cobaan menghadang akhirnya…

Ternyata puasa bukan bikin badan lemes, tapi sebaliknya. Aku merasa semakin fit banget. Alhamdulillah walaupun sempat gejala flu dan kehujanan berkali-kali tapi sampai sekarang masih sehat. Biarpun takaran makan sedikit, tetapi jadwal sahur selalu DIPAKSAIN melek dan makan. Biar cuma sesuap dua suap, yang penting makan buah dan minum air putih yang cukup agar tetap fit saat puasa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.