Jadi Kisah Romantis di Hari Ibu

20161229_180657

Seandainya saya dapat menemukan buku diari 16 tahun yang lalu. Saat itu saya sedang puber-pubernya. Saya yang bukan anak remaja yang hobi menulis buku diari tetapi kali itu saya menuliskan sesuatu:

“Aku ingin dipeluk Mama.”

Romantis. Juga bisa dalam hubungan ibu dan anak. Saya juga mau diperlakukan romantis sama mamanya. Walaupun dibesarkan Mama, tapi kayanya ga banyak kenangan masa kecil yang istimewa. Rasanya saya sulit menemukan kenangan-kenangan seperti disuapi atau digendong Mama. Lebih banyak rekaman tentang Papa yang biarpun sangat tegas, tetapi ada memori yang akan terekam abadi seperti saat papa menggendong saya dari belakang.

Sekarang ini sedang pusing-pusingnya menghadapi anak SD. Farrel, anak pertama yang luar biasa manja dan pandai membuat isi kepala mamanya seperti halilintar. Usia 8 tahun tapi belum bisa membereskan buku sendiri. Belajar juga masih harus didampingi. Kayanya saya orangtua yang paling sering wasapin gurunya Farrel sekadar untuk nanyain “Miss, besok ada PR ga?”

Suatu waktu saya mendengar nasehat mama ke Farrel, waktu saya sedang kesal-kesalnya. Begini kira-kira:

“Farrel, kamu harus kaya Mami. Mami masih kecil pintar di sekolah. Mami ga pernah nyusahin Oma. Pergi sekolah sendiri, belajar sendiri, beresin buku sendiri. Mami dari kecil udah mandiri.”

Duh.. aku nulis ini aja mata bisa langsung basah. Gak ngira mamaku punya memori seperti ini tentang aku. Aku kira mama gak inget dengan hal-hal kaya gitu.

Tapi memang semenjak menjalani sendiri kehidupan menjadi seorang ibu,  sosok Mama di mata saya banyak berubah. Saya jadi tau memang menjadi ibu itu berat. Saya aja yang baru punya dua anak sudah banyak ngeluhnya, apalagi mama yang usia 30 tahun sudah memiliki 4 anak dengan jarak yang lumayan dekat. Pasti berat.

Dua kali melahirkan dan dua-duanya didampingi mama. Waktu pertama kali merasakan mau melahirkan saya meminta maaf ke mama. Itu dalam keadaan yang sudah mules luar biasa karena kontraksi. Bukan hanya mendampingi, tetapi yang pertama kali menemani saya buang air kecil saat setelah melahirkan, memandikan, menggantikan pembalut, hingga mencuci darah saya.

Mama memang bukan tipe orangtua yang romantis. Tidak pernah memberi kado atau merayakan ulangtahun buat saya. Tapi Mama mengajarkan Farrel untuk menjadi anak yang romantis untuk mamanya. Di hari ibu kemarin Mama menemani Farrel membeli hadiah dalam rangka “hari ibu”.

“Mami pasti suka ini.” Kata anak lelaki yang sehari sebelumnya kena omelan mamanya.

Kado romantis dari Farrel dalam rangka “hari Ibu”

I love you, Farrel.

Selamat hari ibu , Mama.

6 thoughts on “Jadi Kisah Romantis di Hari Ibu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.