Pentingnya Sarapan Bergizi dan Segelas Milo Baru untuk Anak Sekolah yang Aktif

Pernah menyadari gak betapa sibuknya anak kita dalam menghadapi 1 hari penuh? Ternyata energi yang dikeluarkan untuk aktivitas anak seharian seperti berlari setengah marathon.

DI BALIK SEMUA ITU ADA PERAN SIAPA BUIBUK?

Maminya lahhhh… (bisik-bisik biar papinya gak denger)

Farrel, kelas 5 SD.

Senin-Jumat anak ini belajar di Sekolah dari pukul 7.30 hingga 15.00. Sesuai permintannya, usai melahap pelajaran di Sekolah masih mengikuti kegiatan ekstrakulikuler. Ada 3 ekstrakuliluler yang diikuti oleh Farrel, yaitu Karate, Futsal, dan Robotic. Sisanya ikut pelajaran tambahan. Persiapan menghadapi kelas 6 SD.

Shayna, TK Besar.

Senin-Jumat belajar di Sekolah dari jam 8.00-12.00. Biarpun masih anak cimit, tapi anak ini gak mau kalah sibuk sama kakaknya. Senin dan Jumat dia ikut Taekwondo, sedangkan tiap selasa ikut kegiatan Drum Band.

Tiap pulang sekolah tepar dong ya. Jadi pasti anak ini tidur siang dari masih perjalanan menuju ke rumah. Seakan mendapat tenaga baru, sore harinya adalah waktu bermainnya anak ini yang gak jauh-jauh dari aktivitas fisik: renang, basket ball, atau sepeda.

Ya mungkin meniru dari mamanya juga yang tiap hari sibuk ngejar keringet. Katanya anak ini kan peniru yang baik. Alhamdulillah sih kalau anak-anak jadi pada suka olahraga. Karena olahraga bukan hanya bermanfaat secara fisik, namun juga psikologisnya.

Saat hadir di peluncuran MILO BARU DENGAN 25% GULA LEBIH RENDAH Rabu kemarin (3/10/2018) di Hotel Fairmont Jakarta, Mury Kuswari, S.pd, Ms.i, Ketua Asosiasi Nutrisi Olahraga dan Kebugaran Indonesia, mengatakan anak yang rutin berolahraga bisa merasakan manfaatnya, seperti:

  • Meningkatkan rasa percaya diri.
  • Menurunkan perasaan tegang.
  • Menurunkan tingkat depresi pada anak.
  • Menurunkan tingkat ketidakpuasan hidup,

Oleh karena itu penting banget aktivitas fisik untuk anak usia sekolah. Namun, tentu saja perlu didukung oleh asupan gizi yang seimbang agar tetap berenergi setiap hari. Karena ngasih uang jajan aja tentu bukan solusi.

PENTINGNYA SARAPAN UNTUK ANAK USIA SEKOLAH

Masih mengutip penjelasan Pak Mury di Peluncuran MILO Baru, menurut hasil penelitian…

Anak sekolah yang sarapan memiliki fungsi kerja otak yang lebih baik dibanding anak yang tidak sarapan.

(Fulford, 2016)

Mendukung anak menjalankan pola hidup sehat dapat dimulai dengan makanan sehat dari rumah. Jadi wajar lah ya kalau ibu-ibu pagi-pagi agak riweuh demi nyiapin sarapan dan bekal sekolah anak.

Gapapa lah ya buk! Insya allah balesannya surga! Amiiiin!

TERUS SARAPAN YANG BAIK ITU YANG GIMANA?

*uhuk*

Di sini saya mau mencoba menjawab. Tentunya dengan mengutip kata pakar yang saat itu menjadi pembicara di sesi diskusi event MILO kemarin:

Sebaiknya dilakukan sebelum 9 pagi

Kalau dilakukan pukul 12 siang namanya makan siang ya buuuuu! Tapi ini terkait dengan sistem pencernaan kita. Tapi untuk anak yang sekolah sih pasti sarapan sudah dimulai sebelum pukul 7 pagi.

Anak kecil suka agak susah sih diajak makan pagi. Makanya saya lebih suka menyajikan makanan yang simpel namun bergizi.

Dapat memenuhi kebutuhan 15%-30% kebutuhan harian

Dengan ini saya menyatakan bahwa janganlah ngasih sarapan kerupuk pada anak. Ayo buibuk lebih effort lagi Dalam menyiapkan sarapannya. Anak saya pada suka roti, jadi memang tiap pagi saya siapkan sandwidch untuk mereka sarapan.

Farrel saat mengikuti Milo Run Kategori Kid Dash (2 Km) tahun 2016

Anak yang gak sarapan cenderung susah berkonsentrasi. Jadi sarapan ini memang perlu dalam memenuhi kebutuhan harian anak. Sarapan  sangat penting untuk menggantikan energi yang ilang saat anak kita tidur.

Memenuhi pola hidup sehat

Ngomong-ngomong soal pola makan, sudah beberapa tahun ini saya mengurangi konsumsi gula. Bukan total gak makan yang manis-manis, ya! Tapi mengurangi porsinya.

Karena anak adalah peniru yang baik, jadi saya mencoba untuk mengubah gaya hidup yang lebih sehat agar mereka bisa mengadopsinya juga.

Masalah pemenuhan gizi ini harus angat diperhatikan. Maka itu lebih baik menyiapkan kebutuhan gizi anak dengan sarapan dibanding mereka harus jajan sembarangan di luar.

MILO BARU DENGAN KADAR GULA LEBIH RENDAH

Konferensi Pers dan Peluncuran MILO Baru di Hotel Fairmont Jakarta

Maka itu saya bahagia saat PT Nestle Indonesia berinovasi dengan MILO baru yang memiliki kandungan gula 25% lebih rendah, lebih nikmat lebih bernutrisi. Karena siapa yang gak suka MILO?

Sarapan itu kan mestinya yang rasanya enak biar ada efek menyenangkan anak; jadi mereka juga bahagia sarapannya.

Sarapan sehat dengan MILO kadar gula lebih rendah

Pada tahun  2006, The Lancet menerbitkan sebuah penelitian tentang hubungan antara obesitas dan konsumsi gula. Para peneliti menemukan bahwa  anak yang mengonsumsi banyak makanan dan minuman manis memiliki kemungkinan besar mengalami obesitas.

Asupan gula pada anak ini kadang tak kasat mata loh. Jadi tanpa kita sadari ternyata konsumsi gula pada anak lebih banyak dari batas maksimal harian. Gaswat, kan!

Dampak gula buat kesehatan bisa sampai resiko depresi, jika konsumsinya berlebihan. Makanya jumlah yang dikonsumsi jangan sampai melebihi dari yang dibakar untuk dijadikan energi.

Dengan Nestle MILO yang sudah dikurangi kadar gulanya, maka saya lebih tenang memberikan minuman coklat kesukaannya anak-anak ini. Jadi angin segar juga buat ibu-ibu, kan?

Maminya gimana?

Maminya juga minum dong! Lumayan kan bisa buat nambah kalori sebelum lari pagi. Gak mau kalah sama anaknya. Hehe..

Target Finish Cepat di MILO 10K 2016 Karena Anak

FB_IMG_1469429781416-02

Sebenarnya hari ini niatnya mau nulis waktu minggu kemarin ikut workshop dan yoga festival di Bali. Tetapi gak sabar mau cerita pengalaman di dua race MILO kemarin: MILO Jakarta International 10K dan MILO Champ Squad 1,6K. Ibaratnya kue bolu yang baru keluar dari oven, mumpung masih panas-panasnya. Pagi ini akhirnya berhasil gagal mendapatkan medali. Tapi itu bukan yang utama, karena untuk pemula rasanya terlalu jauh. Catatan waktu saya belum kejar. Karena dari 15000 peserta, medali yang disediakan hanya 2000 saja. Sedangkan saya ini ya apalah. Anak baru sebulan lahir yang masih norak-noraknya bisa gerakin kaki.

Saya sendiri awalnya tidak tahu kalau di dalam satu hari ini ada dua event MILO yang berbeda. Ketika ditawari untuk ikut, saya sih sangat mau. Ternyata ajakan ini untuk MILO Champ Squad, yaitu family run. Bedanya dua jam. Kalau yang 10K itu jam 6 pagi, sementara yang kedua adalah jam 8 pagi.

Ini jadi tantangan sendiri, supaya larinya gak lambat-lambat banget biar bisa ikut di race yang kedua. Minimal saya harus di bawah 1.30 menit untuk 10K. Bisa gak ya?

Pukul 4 pagi saya langsung bangun dan segera bersiap untuk ke venue. Pas sesi bangunin Farrel adalah saat yang tersulit karena ya masih pagi banget juga. Jam 5 kami sudah sampai di pasar festival. Anaknya langsung menunjuk McD. Dipikir-pikir kayanya memang enak dia sarapan dulu. Pas pesan makan saya memutuskan untuk “drop” Farrel di sana dulu. Setidaknya ini tempat yang nyaman dan aman untuk dia menunggu lama.

DSC_0006
Mengamankan Farrel di McD biar tenang lari

Dia kan ikut larinya yang pukul 8. Anaknya pun setuju. Tentunya saya bekali dia dengan uang saku kalau dia mau pesan makan lagi, tablet untuk main game, dan smartphone supaya saya bisa menghubungi dia dan sebaliknya.

Setelah merasa anak aman, saya langsung mencari booth Sunpride karena racepack ada di sana. Kebetulan bisa ikut MILO 10K karena dibantu tim dari Sunpride (Makasih ya!). Setelah dapat BIB saya bertemu dengan teman-teman  yang biasa latihan bareng di GBK: Run For Indonesia (RFI).

IMG-20160724-WA0018
Bersama kawan lari RFI yang sudah semangat walaupun masih gelap

Kami berkumpul bersama di garis start dan menyempatkan foto-foto. Biarpun nantinya akan berpencar tetapi setidaknya bisa saling menyemangati.

Bersama ribuan kepala lainnya di garis start
Bersama ribuan kepala lainnya di garis start

Karena ini kan bukan acara latihan bareng, ada target yang mesti dicapat. Dan target saya adalah…

Jangan sampai anak nunggu lama.

Ternyata agak susah ya. Kemauan dan kemampuan berlawanan. Di kilometer pertama sih masih semangat banget. Hingga pertengahan pun kaki masih sanggup berlari. Kemudian mulai lemah di pertengahan. Setiap dalam jarak tertentu saya selalu melihat angka pada jam tangan. Saya kan harus buru-buru finish. Maunya gitu.

Awal-awal lumayan memuaskan karena pada 30 menit pertama sudah dalam pertengahan. Selanjutnya semakin lambat dan mulai banyak jalan. Tapi tiap lihat jam jadi mulai pengen lari lagi.

Di lari ini saya baru tahu kekuatan teman itu luar biasa. Ada kekuatan sendiri saat ada teman dari komunitas atau yang memakai jersey sama dari Ayo Lari. “Mbak Fitri.. ayo semangat!”. Duh itu seperti oasis dalam padang pasir. Atau teman-teman RFI yang mengenali dijalan kemudian menyapa. Tapi kembali lagi ke kemampuan. Paha semakin berat untuk diangkat. Terutama di DUA KILOMETER TERAKHIR.

Saya teringat ada jadwal brief pukul 7.30. Dan yang penting lagi…

Anak saya menunggu.

Setelah perjuangan 10K berlari akhirnya finish!

Finally!
Finally!

Langsung semangat meraih pisang dari Sunpride karena belum makan dari kemarin. Kemudian cek hape ternyata…

_20160724_094821
Pesan yang bikin sedih dan baru dibaca setelah lari

Duh, aku mulai panik dan merasa bersalah. Harusnya aku lari lebih cepat lagi apapun yang terjadi. Ya, namanya juga kemauan, tidak terbatas. Beda dengan kemampuan. Mencoba telepon tetapi susah sekali karena berebut signal dengan yang lain. Belum lagi karena jalan ditutup untuk sterilisasi area lari, dari Bakri Tower ke Pasar festival harus muter dulu melewati Gor. Jauh! 🙁

Dengan paha yang masih terasa kemeng-kemeng, akhirnya sampai McD dan bisa ketemu anak lagi. Rasanya pengen aku peluk. Ini ya rasanya jadi seorang ibu. Aku kebayang muka dia yang bosan dan mungkin bingung mau apa. Kita saja pasti gak suka menunggu, kan?

Tapi sesi romantis harus ditunda karena belum ambil racepack MILO Champ Squad yang diambil di VIP Tent. Dan peserta yang lainnya sudah bersiap untuk start. Wah, tertinggal nih!

Setelah buru-buru ganti baju dan pasang BIB, akhirnya kami pun ready untuk MILO Champ Squad. Walaupun sebenarnya ketinggalan karena yang peserta yang lain sudah mulai berlari. Farrel dengan semangat berlari dari garis start meski hanya 100m pertama. Selanjutnya mulai tergopoh-gopoh. Kemudian mengaku capek. Malahan minta saya gendong dia. Hadeuh..

Saya mendadak jadi pacer untuk anak sendiri. Biar dia lebih semangat berlari hingga garis finish. saya berlari sambil menghitung untuk memandu Farrel. Ilmu ini saya dapatkan waktu latihan berlari bersama Selabang Kelabang bersama Run For Indonesia (RFI). Lumaya berhasil sih. Setidaknya saya yang tadi merasa tidak berdaya di 10K, kini merasa gagah di 1.6K.

Run Farrel Run!
Run Farrel Run!

Dan anak ini memang juara gayanya. Saat lari menyiramkan air mineral kemasan ke kepalanya. Memang pelari gitu, ya?

Tapi lari kedua saya lebih santai karena tujuannya memang mau main bareng dengan anak. Sekaligus mau liat hasil aktivitas dan kalori yang terbatas hari ini via band MILO Champsquad. Jadi band ini bisa tracking aktivitas dan jumlah kalori yang dibakar, serta perbandingannya dengan jumlah kalori yang dimakan. Lumayan oke sih.

MILO Champsquad band and apps
MILO Champsquad band and apps

Balik lagi ke lari-larian ini. Akhirnya saya bisa menyelesaikan race kedua bersama Farrrel. Ini ya yang rasanya ikut event lari. Melihat wajah-wajah teman saya yang biasa latihan bareng memegang medali. Jadi makin semangat ikutan lagi. Tapi target saya untuk finish cepat memang bukan medali, tapi memang karena anak. Lari kedua sama Farrel pun terasa menyenangkan biarpun sangat santai. Karena sudah bersama anak.

We are finisher!
We are finisher!

Dalam tulisan ini saya juga mau mengucapkan selamat pada teman-teman yang berhasil mendapat medali MILO 10K. Kalian sumber motivasiku…

IMG-20160724-WA0006
Kawan Lari RFI ini memang selalu kompak. Yang dapat medali: Selamat ya!