Bermain Juga Butuh Tempat

20170409_084652-01

“Mau ke mana ya?”

Pertanyaan musiman kalau lagi liburan long weekend. Seperti sekarang yang lagi libur paskah tetapi bingung mau ke mana. Mau ke luar kota kayanya nanggung cuma libur 3 hari, tapi di jalannya bisa hampir seharian karena macet. Kalau di rumah kasian juga Farrel dan Shayna. Akhirnya ga jauh-jauh antara berenang atau main game di mall. Udah di rumah main game, pas keluar rumah tetep aja main game.

20170414_172436-01
Zona bermain di dalam mall

Kayanya waktu zaman saya kecil gak terlalu banyak mikir. Hari libur bisa menghabiskan waktu bermain seharian di lingkungan rumah. Pagi hari saya main sepeda dan pagi agak siangan main karet. Siang hari biasanya sudah kembali ke rumah untuk makan siang dan bersantai-santai menonton tv. Kalau waktunya memang kosong ya saya main video game. Menjelang sore mulai main lagi bersama teman-teman. Pilihan permainannya berganti-ganti sesuai musimnya, seperti lompat tali atau bermain layangan.

Anak-anak, termasuk anak saya sendiri, banyak yang memilih bermain permainan konsol dibanding aktivitas fisik. Padahal permainan anak-anak zaman saya kecil membuat saya lebih rajin bergerak. Gerak di sini bukan cuma jari yang pencet-pencet tombol ya, tetapi benar-benar bergerak sampai keringetan. Padahal waktu itu sudah mengenal permainan konsol, tapi eksistensi permainan tersebut tidak mutlak menggeser permainan tradisional seperti petak umpet, batu tujuh, galasin, benteng, layangan, dan lompat tali/karet.

Maaf untuk yang roaming dengan nama-nama permainan yang saya sebut di atas. Ini hanya masalah beda umur dan beda generasi.

APAKAH PERMAINAN DULU TERGESER MUTLAK KARENA TEKNOLOGI?

Saya termasuk kurang setuju jika pergeseran permainan anak zaman dahulu dan zaman sekarang berubah semata-mata karena kemajuan teknologi. Kalau anak sekarang disuruh main layangan maka…

“MAINNYA DI MANA?”

Taman adalah tempat ideal untuk anak-anak bermain di luar rumah. Tidak perlu kawatir terserempet kendaraan yang melintas. Lapangan terbuka yang menjadi sarana saya dulu bermain dan berolahraga sudah berubah bentuk menjadi perumahan. Saya juga merasa kurang waras kalau membiarkan anak-anak main di jalan, di mana jumlah kendaraan sudah semakin banyak. Belum lagi masalah rawan penculikan.

20170221_183315-01

Menurut data terdapat 100 Ruang Terbuka Hijau (RTH) di DKI Jakarta. Jumah ini masih sangat kurang megingat hanya 9.98% dari jumlah idealnya yaitu sebanyak 30%. Saya rasa anak-anak akan lebih berkurang keterikatan dengan gawai dan permainan konsolnya apabila difasilitasi dengan baik.

Bermain juga butuh tempat. Jadi jangan mengharapkan anak-anak bermain seperti kita kecil dulu jika tempatnya tidak ada. Taman bermain untuk anak yang menurut saya ideal adalah:

20170318_061434-01

Ruang Hijau

Taman dalam kepala saya adalah bukan taman yang gersang tanpa ada tanaman-tanaman. Taman yang nyaman adalah taman yang dipenuhi pepohonan yang mampi melindungi dari terik matahari dan juga sejuk. Lebih bagus lagi jika terdapat bunga-bunga yang membuat taman terlihat lebih cantik.

Sarana Bermain

20170318_061755-01

Anak-anak akan menyukai taman yang dipenuhi sarana permainan. Cukup yang sederhana saja seperti ayunan dan perosotan. Sisanya cukup diberi lahan yang cukup untuk mereka bisa bermain lompat tali/karet dan juga layangan.

Terdapat Sarana Olahraga

Aktivitas fisik mendukung tumbuh kembang anak. Jadi saya ingin anak-anak bukan hanya bisa bermain tetapi juga berolahraga. Sarana olahraga bisa berupa jalur lari atau sepeda, jalur skate, atau wall climbing. Selain anak-anak menjadi lebih kreatif, para orangtuanya juga bisa berolahraga juga. Ya, ini sih agak subjektif ya. Sejujurnya saya memang suka sekali mencari tempat yang asik buat lari santai.

Ruang Rekreasi

Taman yang menarik adalah taman yang bisa dijadikan untuk piknik. Bayangkan tingkat stres warga ibukota yang sehari-harinya sudah disibukkan pekerjaan dan macet. Ini jika dari kacamata orangtua. Dari sisi anak, mereka juga butuh udara segar dan sarana untuk melepas usai sekolah. Membaca buku itu baik, tetapi manusia tetap butuh refresh untuk bisa semangat lagi beraktivitas. Selain ruang hijau, taman yang ideal ada kolam airnya. Karena air itu memiliki efek menyejukkan dan menarik.

Aman dan Kids Friendly

Keamanan yang utama. Taman yang ideal menurut saya ya yang kids friendly. Anak-anak bisa bermain dengan aman dan nyaman. Kita sebagai orangtua pun lebih tenang.

8 Informasi yang Perlu Kamu Ketahui untuk Berlari di Taman Tebet Honda

Perhatian: Postingan ini banyak menampilkan muka saya, jadi kalau kamu kurang berkenan silakan tutup lagi page ini!

Kalau emang langsung ditutup, kamu mah terlalu!

Oke, saya mulai bercerita. Ini berdasarkan pengalaman pridadi saya sendiri. (lha, bisanya kan gitu!)

Ibaratnya musafir, anggap aja saya ini musafir versi lari-larian. Rumah di Bekasi tapi latihan lari di Senayan, kadang ke Kuningan. Apalagi kalau ada event lari bisa nyebrang dua kota: Jakarta dan Tanggerang.

Mungkin nasibnya anak Bekasi memang begini. Mau lari aja mesti nyebrang tol dulu. Sekalian kerja juga sih. Saya sering mengajar yoga di sekitar Jakarta Pusat, jadi  sekalian nyelipin untuk lari. Biar sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.

Rabu kemarin saya ditawarin Ka Riris dari Komunitas Yoga Taman Tebet untuk mengisi yoga di sana. Sebelumnya sudah pernah tapi dulu belum lari-larian. Sekarang pas baca “Taman Tebet” langsung kepikiran untuk nyoba lari di sana juga. Setauku ada dua taman dan ada jogging track-nya. Yang satu sekitar kurang lebih 400m, yang satu lagi sampai 800m.

 

Kamis sorenya  dengan cuaca yang masih lumayan terang saya menuju Taman Kota Tebet. Saat masuk ke dalamnya tiba-tiba suasanya menjadi teduh. Pepohonan yang tinggi dan rindang menghalau sinar matahari untuk menembus kulit. Biasanya saya selalu pakai visor, sekarang saya merasa tidak perlu. Taman ini tadinya berupa Hutan Kota yang tidak terawat, lalu oleh Pemprov DKI -masa pemerintahan Bapak Fauzi Bowo tanggal 28 Juli 2010- bekerjasama dengan PT. Honda Prospect Motor (HPM) tempat ini direnovasi. Sekarang warga Tebet bisa merasakan ruang terbuka yang berfungsi untuk menjadi sarana berolahraga dan berekreasi. Dan akhirnya saya pun mengerti kenapa dinamakan Taman Tebet Honda.

Berikut ini informasi penting yang perlu kamu catat jika ingin lari di sana:

1. Satu putaran bisa mencapai 800m

Dibanding lari di GOR Soemantri atau Lapangan Madya ini lebih luas. Jadi kamu gak perlu kaya marmut yang banyak muter-muter buat sekadar lari 5km. Tapi kalau di taman sebelahnya jalurnya tidak sepanjang ini, kira-kira hanya 400m (atau mungkin kurang). Tapi di sana ada ruang untuk senam dan fasilitas lainnya.

 2. Lebar jalur sempit

Kalau yang belum biasa jalurnya seperti saya ini, larinya santai saja dan nikmati sensasi lari di bawah pohon yang rindang dan hijau. Tujuannya memang untuk jogging. Kalau kamu biasa lari di Lapangan Madya atau GOR Soemantri mungkin gak masalah untuk bisa lari dengan kecepatan tinggi. Kalau di sini: awas nabrak orang!

3. Ada tanjakan dan turunan

Memang jalurnya tidak benar-benar rata. Kadang menanjak dan kadang menurun. Apalagi pas masuk ke jembatan. Lumayan untuk latihan paha. Kayanya kalau biasa  lari di sini pas lari di jalur rata bisa kenvang ya. Ya baru kayanya. Sejujurnya saya juga agak payah lari di jalan naik turun. Masih belum terlatih hehe..

 4. Bawa minum sendiri

Kalau saya memang gak tahan kalau lari gak pakai minum. Maksimal 3km harus meneguk air mineral atau isotonic. Kemarin sempat begitu juga. Pas 3km saya mulai nyari-nyari tempat yang menjual minuman. Akhirnya saya berjalan keluar dan menemukan warung. Untungnya lokasinya tepat di depan pintu masuk. Ya, nyebrang dikit..

 5. Jangan menyampah!

Pelari kok nyampah? Saya akui tempat ini lumayan bersih dan terawat (kecuali toiletnya ya!). Kalau sampai seikit saja nyampah kamu bakalan merasa menjadi manusia yang paling malu-lauin.  Di sana banyak persediaan tempat sampah jadi untuk yang membawa air kemasan, buanglah sampah pada tempatnya!

 6. Hati-hati pada serangga!

Serangga sebagai bagian dari alam. Karena ini sebenarnya hutan kota yang dipenuhi pepohonan rindang, sudah sepatutnya banyak serangga yang hidup di dalamnya. Saat mau stretching untungnya masih liat-liat bawah. Jadi saya melihat ada serangkaian semut merah yang berbaris pada tanah yang bersebelahan dengan jalur lari. Meleng dikit udah abis kena semut. Atau mereka yang keinjek kita. Kasian juga, kan?

 7. Dibanding sunblock, lebih baik membawa autan

Entah karena sedang redup atau memang sudah setiap hari begini karena banyak pohon rindang, saya tidak merasa panas terik matahari. Yang dirasakan malahan gateeeeel. Ternyata banyak bentol bekas gigitan nyamuk. Nah, mungkin obat luar seperti minyak kayu putih boleh juga di bawa. :p

 8. Banyak tukang jajanan

Penting banget nih! Kalau habis lari kan suka lapar. Dengan berjalan ke luar, kita bisa langsung menemukani tempat makan atau camilan yang memuaskan lidah dan perut.

Kayanya itu saja informasinya. Selebihnya biar anak Tebet dan kamu yang kreatif yang menambahkan.  Oiya tambahan lagi, jangan lupa tetap stretching sebelum dan sesudah berlari ya. Biarpun lari santai tapi bukan berarti ngasal.

 

Sekalian  juga numpang promo untuk anak Tebet dan sekitarnya (atau yang mau jauh-jauh ke Tebet), hari sabtu tanggal 21 Januari 2016 ini saya kebagian mengisi di Yoga Taman Tebet ini. Kita mulai pukul 7 pagi. Mari kita yoga bersama biar tambah sehat!

Gratis! Tapi jangan lupa bawa matrasnya ya!