Ini bukan kali pertama saya menginjakkan kaki di Kuala Lumpur, tapi kemarin itu pengalaman saya mendapatkan pelayanan terbaik sepanjang trip ke negara lain.
12.00, Kuala Lumpur. Kami menaiki shuttle yang ada di bandara. Kali ini tanpa antrian imigrasi yang panjang karena datang sebagai tamu Malaysia Healthcare Travel Council (MHTC). That’s the first experience in my life!
Saya bersama teman-teman blogger dan media dari Indonesia diundang dalam program 3 hari Familiarisation Trip yang bertajuk Quality Care for Your Peace of Mind bersama Malaysia Healthcare.
Sejujurnya saya bingung menuliskan ini dari mana. Tiga hari namun terasa padat. Tapi mengesankan. Sampai saya masih menulis draft ini, sudah banyak cerita yang saya sampaikan di medsos ataupun saya kumpul-kumpul bersama teman dan keluarga.
Malaysia memiliki lembaga untuk memajukan wisata kesehatan, yang mungkin sebelum perjalanan ini saya sendiri kurang tahu eksistensinya.
Apa yang membuat industri wisata kesehatan di Malaysia ini menarik?
Mudah Mendapat Informasi
Gak semua orang punya kemampuan dan keberuntungan bisa mendapat informasi yang dibutuhkan. Gak usah jauh-jauh deh. Orangtuaku juga termasuk yang gaptek.
Kalau mau berobat keluar negeri udah parno duluan takut nyasar. Kalau hotel mungkin bisa dibook dari sini, tapi kendaraan dari bandara ke hotelnya? Trus ke RS-nya?
Belum lagi masalah kendala bahasa, kan?
Permasalahan ini pahami oleh Malaysia dan MHTC hadir untuk mempermudah kita sebagai turis sekaligus pasien.
MHTC yang juga kepanjangan dari Malaysia Healthcare Travel Council, yaitu Lembaga di bawah kementerian keuangan yang mempromosikan rumah sakit dan layanan kesehatan yang berada di Malaysia. Terdapat 79 rumah sakit di bawah naungan MHTC.
Untuk warga Indonesia yang ingin mendapatkan informasi mengenai wisata kesehatan bisa mengunjungi www.medicaltourismmalaysia.com. Untuk call centre Indonesia di nomer 0812897100 atau email callcentre.IDN@mhtc.org.my. Akun instagramnya adalah medtourism.id.
Kita bisa bertanya seputar rumah sakit sampai dengan estimasi biaya perawatan kesehatan di Malaysia. Semuanya GRATIS.
Tapi jika kita menginginkan service lebih seperti penjemputan dan lainnya tentunya ada biaya tambahan.
Selangkah Sampai
Hanya menghabiskan waktu 2 jam dari Jakarta menuju Kuala Lumpur. Secara geografis, kita sudah diuntungkan. Lebih dekat, lebih hemat waktu, hemat tenaga, dan hemat uang.
Pada hari itu, setelah mampir ke Lounge Malaysia Healthcare, kami bersama-sama menuju hotel.
Dan yang menyambut di sana adalah Sherene Azli, CEO MHTC.
Dalam kegiatan ramah tamah, Bu Sherene mengatakan mengatakan jumlah wisatawan kesehatan pada tahun lalu mencapai 1,2 juta. Angka tersebut sudah meningkat hingga dua kali lipat sejak 2011. Dan sebagai informasi, 58,33% wisatawan kesehatan berasal dari Indonesia.
Angka ini tentu saja dipengaruhi faktor kedekatan geografis serta bahasa dan budaya.
Beberapa rumah sakit di Malaysia terdapat orang Indonesia. Walaupun tidak sepenuhnya sama, tapi bahasa Melayu merupakan akar bahasa Indonesia. Jadi masih bisa dipahami lah..
Fasilitas Rumah Sakit dan Tenaga Medis yang Mengesankan
Mungkin yang saya tuliskan di sini tidak merepresentasikan keseluruhan rumah sakit di Malaysia, tapi yang kami kunjungi pada hari kedua trip Malaysia Healthcare adalah rumah sakit unggulan dari Malaysia.
Jadi bisa banget menjadi pilihan.
Terletak tak jauh dari pusat kita, beberapa RS yang berhasil direpotin kami-kami ini adalah Prince Court Medical Centre, Thomson Hospital Kota Damansara, dan GHHS Healthcare.
Prince Court Medical Centre
Saat menginjak Prince Court Medical Center (PCMC) saya kaget sekaget-kagetnya karena gak nyangka ada rumah sakit seperti ini. Maaf, mungkin saya yang kurang gaul tapi memang belum pernah melihat rumah sakit dengan rasa hotel..
Rumah sakit yang berada di pusat kota Kuala Lumpur ini memiliki teknologi tinggi untuk diagnosa penyakit dan perawatannya.
ONE-STOP WELLNESS SCREENING CENTRE
Prince Court memberi pelayanan untuk segala jenis penyakit hingga yang complex dan complicated. Selain itu juga healthcare yang bersifat preventif, yaitu paket health screening.
Makanan yang disajikan pun memiliki rasa yang enak. Ternyata menu di saja dibuat oleh chef bintang 5.
Di Prince Court, ruangan kamar pasien hanya ada yang single bed (1 pasien). Jadi pasien tidak berbagi ruangan dengan pasien lain. Dan di ruangan pasien pun bersih dari bau obat-obatan khas rumah sakit.
Untuk yang membutuhkan pengobatan rehabilitasi fisik, Prince Court memiliki fasilitas yang dibutuhkan. Mereka sudah menangani berbagai jenis kasus pasien, seperti stroke dan kelainan saraf lainnya, cedera otak traumatis, cedera dan luka saraf tulang belakang, orthopaedic, dan lainnya.
Pada tahun 2018 Prince Court mendapat penghargaan sebagai Top 10 Best Hospital in The World.
Thomson Hospital Kota Damansara
Thomson Hospital, dikenal juga dikenal dengan nama TMC (Thomson Medical Center). Kunjungan ke RS untuk melihat bagaimana fasilitas-fasilitas rumah sakit tersebut untuk program kesuburan.
Malaysia sedang gencar mendorong rumah sakit dengan program IVF (In Vitro Fertilitation) atau sering disebut bayi tabung.
Tingkat kesuksesan program bayi tabung di rumah sakit ini mencapai 66% dan 70% bagi pasien pre-implementation genetic testing (PGT). Embriologis rumah sakit tersebut sudah menangani 10 ribu siklus.
Proses dari IVF ini adalah sel telur kita diambil dan dipilih yang terbaik. Kemudian disimpan di lab untuk terjadi inseminasi (pembuahan).
Hasil penggabungan sel telur dan sperma disimpan di dalam ruangan khusus. Setelah itu baru dimasukkan embrio ke dalam rahim ibu. Prosesnya hanya 1 hari.
Menurut Navdeep Singh, Ahli obstetri dan ginekologi TMC Fertility Kota Damansara, salah satu keunggulan rumah sakit tersebut adalah PGT yang bisa mendeteksi penyakit pada embrio seperti thalasemia. Mereka juga memiliki time lapse imaging.
Di TMC Fertility juga terdapat Tank Storage Liquid Nitrogen untuk menyimpan sel telur atau embrio dalam waktu lama. Seiring usia, kualitas sel telur atau sperma manusia akan beekurang kualitasnya.
Jika seandainya usia saya 20 tahun dan tidak mau menikah atau memiliki anak dulu karena ingin fokus pada pekerjaan, saya bisa menyimpan sel telur saya di usia ini di tabung penyimpanan.
Saat di usia 40 saya tetap memilili cadangan sel telur yang kualitas sel telurnya sama ketika saya masih berusia 20 tahun.
Selain teknologi, TMC percaya diri bahwa yang membedakan mereka denga rumah sakit lainnya adalah skill dari para dokternya.
GHHS Healthcare
Hari terakhir menjelang kepulangan, kami diajak untuk mengunjungi GHHS Healthcare.
GHHS berada di sayap timur resort bintang 5 Palace of The Golden Horses. Memiliki fasilitas kelas atas untuk perawatan kesehatan, kombinasi western preventive healthcare (GHHS) dan traditional treatment (Chinese Medical Center), serta wellness spa.
ONE-STOP INTEGRATED HEALTHCARE
Di GHHS Healthcare kita bisa melakukan health screening sampai ke level genetik yang meliputi gen, sel, dan organ untuk mendeteksi kondisi kesehatan kita sekarang dan faktor yang beresiko.
Bukan hanya berkunjung, tapi kami bisa menikmati treatment healthcare di GHHS. Kemarin sih saya nyoba body treatment and health screening melalui Lymphatic Massage, Body Analysis, dan Live Blood Analysis Report.
Lymphatic massage itu berupa pijitan di titik-titik tetentu yang dapat membantu drainase cairan getah bening dari limpa secara alami. Pijatan ini juga mekaligus body screening jika ada yang berbeda di titik yang dipijat dan bisa melakukan tindakan pengobatan berikutnya.
Body Analysis sepertinya sudah tidak aneh karena sering dilakukan di sini juga.
Selanjutnya adalah Live Blood Analysis. Awalnya seperti cek kolestrol ataupun gula darah yang mengambil sampel darah dari tubuh kita.
Kemudian hasilnya akan muncul di layar. Dari gambar yang tertuang di layar bisa diketahui bagaimana kadar oksigen dalam darah, kadar toxin, fatty liver, dll. Kondisi setiap orang akan berbeda.
Harga yang Bersaing
Bukan hanya untuk penyakit berat, banyak pasien Indonesia datang ke Malaysia untuk sekadar health screening atau medical check up. Jadi memang kedekatan faktor geografis juga mempengaruhi biaya.
Fasilitas di berbagai rumah sakit di Malaysia diklaim tidak kalah dengan di AS. Mungkin jangan terlalu jauh ke negara Eropa atau AS, perbandingan terdekatnya adalah negara tetangga kita juga: Singapura.
Dengan dokter dan fasilitas yang sama, pengobatan di rumah sakit Malaysia memiliki harga yang lebih murah. Padahal banyak dokter di Singapura juga berasal dari Malaysia.
Pemerintah Malaysia memiliki kebijakan batas atas harga rumah sakit. Jadi, ada harga batas atas yang tidak dilewati. Untuk itu mengapa biaya berobat di sana lebih murah.
“Kesehatan kelas dunia tidak harus mahal. Indonesia kalau pergi ke rumah sakit swasta harganya sama kalau ke sini karena Kementerian Kesehatan kami memastikan harga tidak boleh melebihi tahap maksimal,” Sherene Azli, CEO MHTC.
Oiya, rumah sakit yang menjadi anggota MHTC adalah rumah sakit swasta atau di sana disebut dengan privat hospital. Malaysia juga memiliki public hospital yang disubsidi pemerintah sehingga pasien dapat berobat dengan sangat murah. Untuk biaya melahirkan saja bisa hanya sekitar RM10 atau jika dirupiahkan senilai RP. 34.639. Tapi public hospital khusus untuk warga negara Malaysia, ya..
Bonus Menikmati Wisata
Terkadang kita juga perlu refresh untuk mendapat suasana fisik dan mental yang lebih segar. Kalau malas pergi jauh-jauh bisa kabur sejenak di malam hari menikmati wisata malam Kuala Lumpur menggunakan Hop-On-Hop-Off.
Hop-On-Hop-Off adalah bertamasya untuk mengenal Kuala Lumpur di malam hari menggunakan bus bertingkat. Saya memilih duduk di bangku atas dengan atap terbuka agar bisa langsung melihat langit dan suasana sekitar tanpa pembatas.
Ada berbagai pilihan lainnya yang menarik saat berkunjung ke Kuala Lumpur. Banyak turis yang mampir ke Menara Kembar Petronas yang menjadi ikon kota tersebut.
Masih di jalur yang dilalu bus Hop-On-Hop-Off, kami semua mampir ke istana tempat tinggal Sultan. Dan ternyata bentuk istana seperti di film-film Disney itu nyata adanya.
Ada tempat-tempat lain juga yang sayangnya tidak sempat dikunjungi karena masalah waktu juga. Terdapat Bukit Bintang, Batu Caves, dll. Mungkin di next trip ya…